BAB I
PENDAHULUAN
§ A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta
didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat
kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk
memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen
bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.
Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan yang memasung
hak-hak asasi manusia, hak-hak warganegara untuk dapat menjalankan
prinsip-prinsip demokrasi. Kehidupan yang demokratis didalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan
organisasi-organisasi non pemeritahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi,
dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi serta
demi peningkatan martabat kemanusian, kesejahteraan, kebahagiaan, kecerdasan
dan keadilan.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik,
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi
agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan (KBK 2004 dan Standar Isi 2006) ditegaskan bahwa :
§ I.
Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan :
Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya
§ II.
Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
Standar isi Pendidikan Kewarganegaraan SMA/SMK/MA :
§ 1.
Memahami hakekat Bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia
§ 2.
Menganalisis sikap positif terhadap penegakan hokum, peradilan nasional, dan
tindakan anti korupsi
§ 3.
Meganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam pemajuan, penghormatan serta
penegakan HAM baik di Indonesia maupun luar negeri
§ 4.
Menganalisis peran dan hak warganegara dan system pemerintahan Negara Kesatuan
Repbulik Indonesia
§ 5.
Menganalisis budaya politik demokrasi, konstitusi, kedaulatan Negara,
keterbukaan dan keadilan di Indonesia
§ 6.
Mengevaluasi hubungan Internasional dan sistem hokum internasional
§ 7.
Mengevaluasi sikap berpolitik dan bermasyarakat madani sesuai dengan pancasila
dan UUD 1945
§ 8.
Mengaalisis peran Indonesia dalam politik dan hubungan Internasional, regional
dan kerjasama Global lainnya
§ 9.
Menganalisis sistem hokum internasional, timbulnya konflik internasional, dan
mahkamah internasional.
Dari Standar Isi dan Standar Kompetensi tersebut diatas, penulis
memilih butir ketiga yaitu meganalisis pola-pola dan partisipasi aktif dalam
pemajuan, penghormatan serta penegakan HAM baik di Indonesia maupun di luar
negeri, sebagai landasan judul penelitian tindakan kelas ini.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa
kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderug tidak begitu
tertarik dengan pelajaran PKn karena selama ini pelajaran PKn dianggap sebagai
pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek
penalaran sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar PKn siswa di sekolah.
Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar PKn siswa rendah
yaitu faktor internal dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain:
motivasi belajar, intelegensi, kebiasan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor
eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai
Pembina kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana,
kurikulum dan lingkungan.
Dari masalah-masalah yang dikemukakan diatas, perlu dicari
strategi baru dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif.
Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa
(Focus on Learners), memberika pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan
dan kontekstual dalam kehidupan nyata (provide relevant and contextualized
subject matter) dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa.
Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran
yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif
maupun psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan
peciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran PKn. Dalam hal ini penulis memilih model
“pembelajaran berbasis masalah (PROBLEM BASED LEARNING) dalam meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn.
Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar
mengajar didalam kelas dimana siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu
fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang
muncul, setelah itu tugas guru adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam
memecahkan masalah yang ada. Tugas guru mengarahkan siswa untuk bertanya,
membuktikan asumsi, dan mendengarkan persfektif yang berbeda diantara mereka.
Menurut E. Mulyana Pembelajaran aktif dengan menciptakan suatu kondisi dimana siswa
dapat berperan aktif, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Pembelajaran harus dibuat dalam suatu kondisi yang menyenangkan
sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan belajar
mengajar (KBM). Dalam hal ini pembelajaran dengan Problem Based Learning
sebagai salah satu bagian dari pembelajaran CTL (Contextual Teaching and
Learning) merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru disekolah
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PKn.
Berdasarkan uraian diatas maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
ini, dirancang untuk mengkaji penerapan pembelajaran model “Problem Based
Learning” dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata
pelajaran PKn
§ B.
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas,
maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
§ 1.
Apakah pembelajaran model Problen Based Learning dapat meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah HAM dalam masalah PKn?
§ 2.
Bagaimana penerapan pembelaran model Problem Based Learning di kelas dalam mata
pelajaran PKn?
§ 3.
Sejauh manakah pendekatan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa?
§ C.
PEMECAHAN MASALAH
PKn sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan “How to
Develop Better Civics Behaviours” membekali siswa untuk mengembangkan
penalarannya disamping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial. PKn
merupakan salah satu dari lima tradisi pendidikan IPS yakni citizenship
transmission, saat ini sudah berkembang menjadi tiga aspek PKn (Citizenship
Education), yakni aspek akademis, aspek kurikuler dan aspek sosial budaya.
Secara akademis PKn dapat didefinisikan sebagai suatu bidang
kajian yang memusatkan telaahannya pada seluruh dimensi psikologi dan sosial
budaya kewarganegaraan individu dengan menggunakan ilmu politik dan pendidikan
sebagai landasan kajiannya.
Implementasiya sangat dibutuhkan guru yang profesional, guru
yang profesional dituntut menguasai sejumlah kemampuan dan keterampilan, antara
lain :
§ 1.
Kemampuan menguasai bahan ajar
§ 2.
Kemampuan dalam mengelola kelas
§ 3.
Kemampuan dalam menggunakan metode, media dan sumber belajar
§ 4.
Kemampuan untuk melakukan penilaian baik proses maupun hasil
Selanjutnya UNESCO dalam Soedijarto (2004 : 10-18) mencanangkan
empat pilar belajar dalam pembelajaran (termasuk model Problem Based Learning)
:
§ 1. Learning
to Know ( penguasaan ways of knowing or mode of inquire)
§ 2.
Learning to do ( controlling, monitoring, maintening, designing, organizing)
§ 3.
Learning to live together
§ 4.
Learning to be
Berdasarkan uraian analisis permasalahan diatas, pendekatan
model Problem Based Learning apabila diterapkan di kelas akan dapat
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn.
§ D.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Penelititan Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah HAM dalam mata pelajaran PKn khususnya kelas X Ak
pada SMKN 3 Jakarta, sehingga pembelajaran PKn menjadi lebih menyenangkan dan
menimbulkan kreatifitas.
§ E.
MANFAAT HASIL PENELITIAN
Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk :
§ 1.
Memperbaiki proses belajar mengajar dalam pelajaran PKn di Sekolah Menengah
Kejuruan.
§ 2.
Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan pedidikan kewarganegaraan di
Sekolah Menengah Kejuruan.
§ 3.
Memberikan alterntif kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
§ 4.
Menciptakan rasa senang belajar Pendidikan Kewarganegaraan selama pelajaran
berlangsung dengan adanya “The Involvement of Participaton melalui Problem
Based Learning.”
BAB II
KAJIAN
TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
•A. KAJIAN TEORI
§ 1.
Hakekat Pembelajaran PKn
§ a.
Pengertian belajar
Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri
seseorang melalui penguatan ( reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang
bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning
is a change of behaviour as a result of experience), demikian pendapat John
Dewey, salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural
Approach.
Perubahan yang dihasilkan
oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, megarah kepada
kesmpurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek
afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan[4]
Ada empat pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu :
§ 1.
Learning to Know, yaitu suatu proses pembelajaran yang memungkinkan siswa
menguasai tekhnik menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata hanya memperoleh
pengetahuan.
§ 2.
Learning to do adalah pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk melaksanakan
Controlling, Monitoring, Maintening, Designing, Organizing. Belajar dengan
melakukan sesuatu dalam potensi yang kongkret tidak hanya terbatas pada
kemampuan mekanistis, melainkan juga meliputi kemampuan berkomunikasi,
bekerjasama dengan orang lain serta mengelola dan mengatasi koflik
§ 3.
Learning to live together adalah membekali kemampuan untuk hidup bersama dengan
orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling pengertia dan tanpa
prasangka.
§ 4.
Learning to be adalah keberhasilan pembelajaran yang untuk mencapai tingkatan
ini diperlukan dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua dan ketiga. Tiga
pilar tersebut ditujukan bagi lahirnya siswa yang mampu mencari informasi dan
menemukan ilmu pengetahua yang mampu memecahkan masalah, bekerjasama,
bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan. Bila ketiganya behasil
dengan memuaskan akan menumbuhkan percaya diri pada siswa sehingga menjadi
manusia yang mampu mengenal dirinya, berkepribadian mantap dan mandiri,
memiliki kemantapan emosional dan intelektual, yang dapat mengendalikan dirinya
dengan konsisten, yang disebut emotional intelegence (kecerdasan emosi).
§ 5.
§ b.
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk
mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelajaran PKn
dalam rangka “nation and character building” :
Pertama : PKn merupakan bidang kajian kewarganegaraan yang
ditopang berbagai disiplin ilmu yang releven, yaitu: ilmu politik, hukum,
sosiologi, antropologi, psokoliogi dan disiplin ilmu lainnya yang digunakan
sebagai landasan untuk melakukan kajian-kajian terhadap proses pengembangan
konsep, nilai dan perilaku demokrasi warganegara.
Kedua : PKn mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi para
peserta didik. Pengembangan karakter bangsa merupakan proses pengembangan
warganegara yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. PKn memusatkan perhatiannya
pada pengembangan kecerdasan warga negara (civic intelegence) sebagai landasan
pengembangan nilai dan perilaku demokrasi.
Ketiga : PKn sebagai suatu proses pencerdasan, maka pendekatan
pembelajaran yang digunakan adalah yang lebih inspiratif dan partisipatif
dengan menekankan pelatihan penggunaan logika dan pealaran. Untuk menfasilitasi
pembelajaran PKn yang efektif dikembangkan bahan pembelajaran yang interaktif
yang dikemas dalam berbagai paket seperti bahan belajar tercetak, terekam,
tersiar, elektronik, dan bahan belajar yang digali dari ligkungan masyarakat
sebagai pengalaman langsung (hand of experience).
Keempat: kelas PKn
sebagai laboratorium demokrasi. Melalui PKn, pemahaman sikap dan perilaku
demokratis dikembangkan bukan semata-mata melalui ‘mengajar demokrasi” (teaching democracy), tetapi melalui model pembelajaran
yang secara langsung menerapkan cara hidup secara demokrasi (doing democracy). Penilaian bukan semata-mata
dimaksudkan sebagai alat kedali mutu tetapi juga sebagai alat untuk memberikan
bantuan belajar bagi siswa sehingga lebih dapat berhasil dimasa depan. Evaluasi
dilakukan secara menyeluruh termasuk portofolio siswa dan evaluasi diri yang
lebih berbasis kelas.
§ B.
KERANGKA BERPIKIR
§ 1.
Meningkatkan hasil belajar PKn melalui model Problem Based Learning
Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa
melalui proses belajar yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan
keterampilan yang berguna bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap
dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia yang
berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendir, masyarakat, bangsa dan negara
serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Hasil belajar PKn adalah hasil belajar yang dicapai siswa
setelah mengikuti proses pembelajara PKn berupa seperangkat pengetahuan, sikap,
dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik
untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang meliputi: keragaman suku
bangsa dan budaya Indonesia, keragaman keyakinan (agama dan golongan) serta
keragaman tingkat kemampuan intelektual dan emosional. Hasil belajar didapat
baik dari hasil tes (formatif, subsumatif dan sumatif), unjuk kerja
(performance), penugasan (Proyek), hasil kerja (produk), portofolio, sikap
serta penilaian diri.
Untuk meningkatkan hasil belajar PKn, dalam pembelajarannya
harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Diperlukan model
pembelajara interaktif dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa
sebagai subjek belajar, guru mengutamakan proses daripada hasil. Guru merancang
proses belajar mengajar yang melibatkan siswa secara integratif dan
komprehensif pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga tercapai
hasil belajar. Agar hasil belajar PKn meningkat diperlukan situasi, cara dan
strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara aktif baik
pikiran, pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar
mengajar. Adapun pembelajaran yang tepat untuk melibatkan siswa secara
totalitas adalah pembelajaran dengan Problem Based Learning. Pembelajaran
dengan model Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran dimana
sebelum proses belajar mengajar didalam kelas dimulai, siswa terlebih dahulu
diminta mengobservasi suatu fenomena. Kemudian siswa diminta untuk mencatat
permasalahan yang muncul, serta mendiskusikan permasalahan dan mencari
pemecahan masalah dari permasalahan tersebut. Setelah itu, tugas guru adalah
merangsang untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah yang ada
serta mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan
perspektif yang berbeda diantara mereka.
Dari uraian diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan model
Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa dibandingkan
dengan pendekatan tradisional (metode ceramah).
§ 2.
Pendekatan dan penerapan model Problem Based Learning dalam mata pelajaran PKn
Pembelajaran model Problem Based Learning berlangung secara
alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, menemukan dan
mendiskusikan masalah serta mencari pemecahan masalah, bukan transfer
pengetahuan dari guru ke siswa. Siswa megerti apa makna belajar, apa manfaatya,
dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang
mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Siswa terbiasa memecahkan masalah,
menemukan sesuatu yang bergua bagi dirinya dan bergumul dengan ide-ide.
Dalam pembelajaran model Problem Based Learning tugas guru
mengatur strategi belajar, membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan
pngetahuan baru, dan memfasilitasi belajar. Anak harus tahu makna belajar dan
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan
masalah dalam kehidupannya.
Dari pembahasan diatas dapat diduga bahwa pembelajaran dengan
model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar
efektif dan kreatif, diaman siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya,
menemukan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui proses bertanya,
kerja kelompok, belajar dari model yang sebenarnya, bisa merefleksikan apa yang
diperolehnya antara harapan dengan kenyataan sehingga peningkatan hasil belajar
yang didapat bkan hanya sekedar hasil menghapal materi belaka, tetapi lebih
pada kegiatan nyata (pemecahan kasus-kasus) yang dikerjakan siswa pada saat
melakukan proses pembelajaran (diskusi kelompok dan diskusi kelas)
§ C.
HIPOTESIS TINDAKAN
Dengan demikian dapat diduga bahwa:
§ 1.
Pembelajaran dengan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil
belajar mata pelajaran PKn siswa kelas X Ak SMKN 3 Jakarta
§ 2.
Pedekatan model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
pembelajaran efektif, aktif dan kreatif.
BAB III
Pelaksanaan
Penelitian
A. Perencanan Penelitian
§ 1.
Desain penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi
pembelajaran. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan
kelas (Class Action Research) yaitu suatu penelitian yang dikembangkan bersama
sama untuk peneliti dan decision maker tentang variable yang dimanipulasikan
dan dapat digunakan untuk melakukan perbaikan.
Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara
lain : catatan guru, catatan siswa, rekaman tape recorder, wawancara, angket
dan berbagai dokumen yang terkait dengan siswa.
Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap, yakni
perencanaan, melakukan tindakan, observasi,dan evaluasi. Refleksi dalam tahap
siklus dan akan berulang kembali pada siklus-siklus berikutnya.
Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau
aktifitas siswa saat mata pelajaran PKn dengan pendekatan Problem Based
Learning (pembelajaran berbasis masalah) untuk melihat perubahan tingkah laku
siswa, untuk mengetahui tingkat kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh
terhadap hasil belajar dengan alat pengumpul data yang sudah disebutkan diatas.
Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil tes,
presensi, nilai tugas seta data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa,
antusias siswa, partisipasi dan kerjasama dalam diskusi, kemampuan atau
keberanian siswa dalam melaporkan hasil.
Instrument yang dipakai berbentuk : soal tes, observasi, catatan
lapangan. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan
yang sudah dirumuskan.
§ 2.
Tempat
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Jakarta pada siswa kelas I AK, dengan
jumlah siswa 37 orang, yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 34 orang
perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan berlangsung dengan pokok bahasan “Peran Serta dalam
Penghormatan dan Penegakan HAM”.
§ 3.
Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan selama 4 (empat) bulan dimulai pada
pertengahan bulan Agustus sampai dengan pertengahan bulan Desember 2007.
§ 4.
Prosedur Penelitian
Siklus I
§ A.
Perencanaan
§ Identifikasi
masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah.
§ Merencanakan
pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.
§ Menetapkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
§ Memilih
bahan pelajaran yang sesuai
§ Menentukan
scenario pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan pembelajaran berbasis
masalah. (PBL).
§ Mempersiapkan
sumber, bahan, dan alat Bantu yang dibutuhkan.
§ Menyusun
lembar kerja siswa
§ Mengembangkan
format evaluasi
§ Mengembangkan
format observasi pembelajaran.
§ B.
Tindakan
§ Menerapkan
tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.
§ Siswa
membaca materi yang terdapat pada buku sumber.
§ Siswa
mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang terdapat pada buku sumber.
§ Siswa
mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari.
§ Siswa
berdiskusi membahas masalah (kasus) yang sudah dipersiapkan oleh guru.
§ Masing-masing
kelompok melaporkan hasil diskusi.
§ Siswa
mengerjakan lembar kerja siswa (LKS).
§ C.
Pengamatan
§ Melakukan
observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu dengan
alat perekam, catatan anekdot untuk mengumpulkan data.
§ Menlai
hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa (LKS).
§ D.
Refleksi
§ Melakukan
evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi evaluasai mutu, jumlah dan
waktu dari setiap macam tindakan.
§ Melakukan
pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang scenario pembelajaran dan lembar
kerja siswa.
§ Memperbaiki
pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus
berikutnya.
Siklus II
§ A.
Perencanaan
§ Identifikasi
masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan penetapan alternative
pemecahan masalah.
§ Menentukan
indikator pencapaian hasil belajar.
§ Pengembangan
program tindakan II.
§ B. Tindakan
Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi
masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternative pemecahan maslah
yang sudah ditentukan, antara lain melalui:
§ 1. Guru
melakukan appersepsi
§ 2.
Siswa yang diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin
dicapai dalam pembelajaran.
§ 3.
Siswa mengamati gambar-gambar / foto-foto yang sesuai dengan materi.
§ 4.
Siswa bertanya jawab tentang gambar / foto.
§ 5.
Siswa menceritakan unsure-usur Hak Asasi Manusia yang ada pada gambar.
§ 6.
Siswa mengumpulkan bacaaan dari berbagai sumber, melakukan diskusi kelompok
belajar, memahami materi dan menulis hasil diskusi untuk dilaporkan.
§ 7.
Presentasi hasil diskusi.
§ 8.
Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa.
§ C.
Pengamatan (Observasi)
§ Melakukan
observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal
yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
§ Menilai
hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.
§ D.
Refleksi
§ Melakukan
evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul.
§ Membahas
hasil evaluasi tentang scenario pembelajaran pada siklus II.
§ Memperbaiki
pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus
III
§ Evaluasi
tindakan II
Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan
mengalami kemajuan minimal 10% dari siklus I.
Siklus
III (bila diperlukan).
Kriteria keberhasilan penelitian ini dari sisi proses dan hasil.
Sisi proses yaitu dengan berhasilnya siswa memecahkan masalah melalui ”
Pembelajaran berbasis masalah ” dengan mengadakan diskusi kelompok belajar,
dimana para siswa dilatih untuk berani mengeluarkan pendapat dan / atau berbeda
pendapat tentang masalah Hak Asasi Manusia, khususnya :
§ Hak
Hidup (pasal 9 UU no 39/1999)
§ Hak
Wanita (pasal 45 – 51 UU no 39/1999 )
§ Hak
Anak (pasal 52 – 66 UU no 39/1999)
§ HAka
Berkeluarga dan Melanjutkan Ketuunan ( pasal 10 UU no. 39/1999)
§ Hak
Mengembangkan Diri (pasal 11 – 16 UU no 39/1999)
§ Hak
Memperoleh Keadilam (pasal 17 – 19 UU no 39/1999)
§ Hak
Atas Kebebasan Pribadi (pasal 20 – 27 UU no 39/1999)
§ Hak
Atas Rasa Aman ( pasal 28 – 35 UU no 39/1999)
§ Hak
Atas Kesejahteraan (pasal 36 – 42 UU no 39/1999)
§ Hak
Turut Serta dalam Pemerintah (pasal 43 – 44 UU no 39/1999)
Belajar PKn serasa lebih menyenagkan, meningkatkan motivasi /
minat siswa, kerjasama dan partisipasi siswa semakin meningkat.
Hal ini dapat diketahui melalui hasil pengamatan yang terekam
dalam catatan anekdot dan jurnal harian, serta melalui wawancara tentang sikap
siswa terhadap PKn. Bila 70% siswa telah berhasil , permasalahan kasus-kasus
bentuk-bentuk HAM dari pasal 9 uu no 39 tahun 1999 s/d pasal 66 uu no 39 tahun
1999 melalui metode Problem Based Learning, maka tindakan tersebut diasumsikan
sudah berhasil.
Kriteria hasil penelitian tentang penguasaan materi ” Masalah
HAM ” dan aktivitas siswa ditetapkan sebagai berikut :
Table 1. Kriteria nilai penguasaan materi / kasus HAM (Hak Hidup,
Hak Wanita, Hak Anak)
No
|
NIlai
|
Kriteria
|
1
|
<
5,9
|
Kurang
|
2
|
6,0 –
7,50
|
Sedang
|
3
|
7,51
– 8,99
|
Baik
|
4
|
9,00
– 10
|
Baik
Sekali
|
Table 2. Kriteria
aktivitas siswa yang relevan
No
|
NIlai
|
Kriteria
|
1
|
<
50
|
Kurang
|
2
|
60 –
69
|
Sedang
|
3
|
70 –
89
|
Baik
|
4
|
90 –
100
|
Baik
Sekali
|
BAB IV
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
§ A.
Hasil Penelitian
Pembelajaran PKn dikelas I SMK Negeri 3 Jakarta ini dilakukan
dalam dua siklus.
Pada setiap siklus, data yang diambil adalah aktivitas dan nilai
evalusi pada akhir siklus.
Hasil Observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat
dilihat pada table-tabel berikut ini :
Table 3. Data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran.
No
|
Indikator
|
Ketercapaian
|
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
||
1
|
Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat
|
52,75%
|
69,44%
|
2
|
Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (
meyelesaikan tugas mandiri atau tugas kelompok )
|
63,82%
|
83,35%
|
3
|
Interaksi siswa dalam mengikuti diskusi kelompok
|
72,25%
|
88,32%
|
4
|
Hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran
|
75,00%
|
91,66%
|
5
|
Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran (
Dalam kerja kelompok)
|
77,65%
|
86,11%
|
6
|
Partisipasi siswa dalam pembelajaran (memperhatikan),
ikut melakukan kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru).
|
80,55%
|
94,45%
|
Rata -Rata
|
70,33%
|
85,55%
|
Berdasarkan tabel 3
diatas, terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan
pembelajaran pada siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus1
yaitu sebesar 12,42%.
Selanjutnya data aktivitas siswa yang kurang relevan
dengan pembelajaran terlihat pada table 4.
Table 4. Data Aktivitas Siswa yang kurang relevan dengan
pembelajaran.
No
|
Indikator
|
Ketercapaian
|
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
||
1
|
Tidak memperhatikan penjelasan guru
|
27,75%
|
13,88%
|
2
|
Mengobrol dengan teman
|
19,44%
|
8,33%
|
3
|
Mengerjakan tugas lain
|
16,60%
|
5,50%
|
Rata – rata
|
21,26%
|
9,25%
|
Berdasarkan tabel 4
diatas terlihat bahwa aktivitas siswa yang kurang relevan dengan kegiatan
pembelajaran pada siklus 2 mengalami penurunan dibandingkan dengan siklus 1
yaitu sebesar 12,01%.
Data pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan belajar dari
siklus ke siklus dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 5. Data Pemahaman Siswa tentang masalah HAM dan ketuntasan
belajar siswa .
No
|
Aspek
yang diamati
|
Ketercapaian
|
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
||
1
|
Nilai Rata-rata pemahaman HAM
|
7,01%
|
7,80%
|
2
|
Siswa yang telah tuntas
|
74,82%
|
89,96%
|
3
|
Siswa yang belum tuntas
|
16,52%
|
7,88%
|
Berdasarkan tabel 5
diatas, nilai rata-rata pemahaman siswa tentang masalah HAM mengalami
peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, begitu juga prosentase siswa yang
mencapai ketuntasan belajar meningkat dari siklus 1 ke siklus2 sebesar 15,14%.
§ B.
Pembahasan
Siklus
pertama dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Siswa dibagi menjadi delapan
kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4 – 5 orang. Setiap
anggota kelompok diberi lembaran kasus yang telah disediakan oleh guru.
Tiap-tiap kelompok melakukan pembahasan dengan mengacu kepada buku
pegangan dan Undang-Undang no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia serta
Undang Undang Dasar 1945 (yang telah diamandemen).
Hasil pengamatan guru menunjukan pada pembahasan siklus pertama
dengan judul hak hidup (pro dan kontra masalah pengguguran kandungan/aborsi),
terlihat para siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan dan memberikan
argumentasi.
Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat keberanian siswa bertanya
dan mengemukakan pendapat, rerata perolehan skor pada siklus pertama 52,75 %
menjadi 69,44 %, mengalami kenaikan 16,69 %. Begitupun dalam indikator motivasi
dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran pada siklus pertama rata-rata 63,82
% dan pada siklus kedus 83,35 % mengalami kenaikan 19,53 %. Dalam indikator
interaksi siswa selama mengikuti diskusi kelompok pada siklus pertama 72,25 %
dan pada siklus kedua 88,32 % mengalami kenaikan sebesar 16,07 %. Dalam
indikator hubungan siswa dengan guru selama kegiatan pembelajaran, pada siklus
pertama 75 % dan pada siklus kedua 91,66 % mengalami kenaikan sebesar 16,66 %.
Dalam indikator hubungan siswa dengan siswa, pada siklus pertama 77,65 %
sedangkan pada siklus kedua 86,11 % mengalami kenaikan sebesar 8,46 %. Dalam
indikator partisipasi siswa dalam pembelajaraan terlihata pada siklkus pertama
80,55 %, sedangkan pada silklus kedua 94,45 % mengalam kenaikan sebesar 13,9 %.
Melalui model Problem Based Learning ini terlihat hubungan siswa
dengan guru sangat signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan
tetapi sebagai fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan
konsep creatif learning yaitu melalui discovery dan invention serta creativity
and diversity sangat menunjol dalam model pembelajaran ini. Dengan model
problem based learning guru hanya mengarahkan strategi yang efektif dan efisien
yaitu belajar bagaimana cara belajar ( learning how to learn). Dalam metode
learning how to learn guru hanya sebagai guide (pemberi arah/petunjuk) untuk
membantu siswa jika menemukan kesulitan dalam mempelajari dan menyelesaikan
masalah. Melalui metode learning how to learn siswa dapat mengeksplorasi dan
mengkaji setiap persoalan, setiap kasus Hak Asasi Manusia yang meliputi:
§ 1. Hak
untuk hidup (membahas tentang pro dan kontra pengguguran kandungan/aborsi)
§ 2. Hak
wanita (Hak perempuan) membahas tentang pro dan kontra perkawinan dibawah
tangan ( nikah syiri)
§ 3. Hak
anak (membahas tentang peluang anak yang cacat untuk memperoleh pendidikan
serta untuk memperoleh perlakuan bahwa setiap orang baik yang normal maupun
yang cacat dilindungi oleh hukum
Dalam model Problem Based Learning melalui diskusi kelompok guru
dapat mengamati karakteristik atau gaya belajar masing-masing siswa. Ada
kelompok siswa yang lebih suka membaca daripada dibacakan kasusnya oleh orang
lain. Siswa yang lebih suka membacakan kasus dalam hal ini tergolong kepada
siswa yang memiliki potensi atau modalitas visual (gaya belajar visual).
Sedangkan siswa yang lebih suka berdialog, saling mngajukan argumentasi dengan
cara mendengarkan siswa yang lain sewaktu menyampaikan pendapatnya baru
kemudian menyampaikan pendapatnya tergolong kepada siswa yang memiliki potensi
atau modalitas Auditorial (gaya belajar Auditorial). Dan siswa yang dengan
lugas, lincah dan fleksibel, selain melihat, mendengar uraian dari siswa yang
lain, dia juga mengakomodir semua permasalahan, mampu membuktikan teori kedalam
praktek, mampu memecahkan masalah secara rasional, tergolong kepada
kelompok belajar yang memiliki potensi atau modalitas Kinestetik (gaya belajar
Kinestetik). Kelompok kinestetik ini tergolong kepada tipe belajar konvergen
dimana siswa memiliki kekuartan otak kiri lebih dominan dan cenderung bertanya
dengan menggunakan kata tanya “How” (bagaimana).
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas diatas prosentasi
ketercapaian pada siklus npertama mengalami peningkatan yang signifikan pada
siklus kedua, maka dapat disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab
hipotesis yang dirumuskan pada bab II bahwa melalui model Problem Based
Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah Hak Asasi Manusia
dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada siswa SMK Negeri 3
Jakarta.
BAB V
SIMPULAN
DAN SARAN
§ A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab IV diatas, ada beberapa
temuan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu:
§ 1. Skor
rerata aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran mengalami peningkatan
dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus pertama keberanian siswa
dalam bertanya dan mengemukakan pendapat meningkat dari 70.33 % menjadi 85,55 %
mengalami kenaikan sebesar 15,22 %
§ 2. Skor
rerata aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran mengalami
penurunan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus pertama rerata
skor aktivitas siswa yang tidak relevan sebesar 21,26 %, sedangkan pada siklus
kedua sebesar 9,25 % mengalami penurunan sebesar 12,01 %
§ 3. Skor
rerata pemahaman siswa tentang masalah Hak Asasi Manusia, pada siklus pertama
sebesar 7,01 % dan pada siklus kedua pada siklus kedua 7,80 %, tergolong baik
demikian juga tentang penuntasan belajar pada siklus pertama 74,82 % dan pada
siklus kedua menjadi 89,96 %
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini dapat dismpulkan
bahwa model Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa
memecahkan masalah Hak Asasi Manusia dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
pada siswa SMK Negeri 3 Jakarta.
§ B.
Saran
Berdasarkan temuan-temuan diatas, dapat diasarankan agar:
§ 1.
Pembelajaran pengetahuan IPS pada umunya dan Pendidikan Kewarganegaraan pada
khususnya dapat menggunkan mdel Problem Based Learning sebagai salah satu
alternatif dalam proses penyampaian pembelajaran di Sekolah.
§ 2.
melalui pembelajaran model Problem Based Learning, gurur dapat dengan mudah
merespon potensi atau modalitas siswa daoam setiap kelompok belajar, apakah
tergolong kepada kelompok Visual, atau kelompok Auditorial atau kelompok
Kinestetik. Dengan demikian seorang guru yang profesional dapat elbih efektif
dapat melakuakn kegiatan proses belajar mengajar, serta dengan mudah dapat
merespon perbedaan0perbedaan potensi yang dimiliki peserta didiknya
§ 3.
Bersyukurlah kita senantiasa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbanggalah kita
menjadi seorang guru yang dilibatkan (diikut-sertakan) dalam kegiatan
penelitian kegiatan kelas tahun 2007 ini. Berbuat lebih baik lagi, agar kita
dapat menuntut yang lebih baik. Bekerjalah hari ini lebih baik daripada hari
kemarin, dan besok harus lebih baik daripada hari ini. Dengan demikian, maka
kita termasuk orang-orang yang sukses.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah, H. Rozali, dan Syamsir, 2002, Perkembangan Hak Asasi
Manusia dan Keberadaan Peradilan Hak Asasi Manusia di Indonesia, Jakarta, PT.
Ghalia Indonesia
Affan Gaffar, 2002, Politik Indonesia, Transisi menuju
Demokrasi, Jogjakarta, Pustaka Pelajar
Alfian, 1980, Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia,
Jakarta, LP3ES
Anonim, 1993, Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 50 tahun
1993 tentang Kominsi Nasional Hak Asasi Manusia
, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006
tentang Standar Isi, Jakarta
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi, 2006, Penelitian
Tindakan Kelas, Jakarta, Bina Aksara
Asshiddiqie, Jimly, 2005, Format Kelembagaan Negara dan
Pergeseran Kekuasaan dalam UUD 1945, Jogjakarta, FHUII Press
BP7 Pusat, 1995, UUD 1945, P4, GBHN, Bahan Penataran P4,
Jakarta, BP7 Pusat
Budimansyah, Dasim, 2002, Model Pembelajaran dan Penelian
Portofolio, Bandung, PT. Genesindo
Budiardjo, Prof. Miriam, 1995, Dasar-Dasar Ilmu Politik,
Jakarta, Gramedia
Depdiknas, 2006, Standar Kompetensi Kurikulum Pendidikan
Kewarganegaraan tahun 2006, Jakarta, Depdiknas
Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, 1984, Budaya Politik,
Jakarta, Bina Aksara
Kaelan, MS, 2004, Pendidikan Pancasila, Jogjakarta, Edisi
reformasi, penerbit Paradigma
Lemhanas, 2001, Pendidikan Kewarganegaraan., Jakarta, Gramedia
Pustaka Umum
Magnis-Suseno, Franz, 200, Etika Politik, Prinsip-Prinsip Moral
Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta, Gramedia
Malian, Sobirin dan Marzuki Suparman, 2003, Pendidikan
Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia, Jogjakarta, UII Press
Republik Indonesia, Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia
Tilaar, HAR, et, al, Dimensi-Dimensi Hak Asasi Manusia dalam
Kurikulum Persekolahan Indonesia, Bandung, PT. Alumni
Lampiran 1
PEDOMAN
OBSERVASI
§ A. Data
Aktivitas Siswa yang Relevan dengan Pembelajaran
No.
|
Indikator
|
Ketercapaian
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1.
|
Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat
|
||
2.
|
Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran
(menyelesaikan tugas mandiri dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru)
|
||
3.
|
Interaksi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
kelompok
|
||
4.
|
Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran
|
||
5.
|
Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran ( dalam
kerja kelompok
|
||
6.
|
Partisipasi siswa dalam pembelajaran (melihat, ikut melakukan
kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru)
|
§ B. Data
Aktivitas Siswa yang Kurang Relevan dengan Pembelajaran
No.
|
Indikator
|
Ketercapaian
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1.
|
Tidak memperhatikan penjelasan guru
|
||
2.
|
Mengobrol dengan teman
|
||
3.
|
Mengerjakan tugas lain
|
FORMAT
PENILAIAN KELOMPOK
No.
|
Nama.
|
Keberanian
|
Kerjasama
|
Penguasaan
Materi
|
Ketepatan
Jawaban
|
||||||||
|
|
5
|
7
|
9
|
5
|
7
|
9
|
5
|
7
|
9
|
5
|
7
|
9
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
11
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
12
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
13
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
14
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
15
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
16
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
17
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
18
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
19
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
20
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
21
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
22
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
23
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
24
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
25
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
26
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
27
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
28
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
29
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
30
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
31
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
32
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
33
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
34
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
35
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
36
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
37
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Nama :
Kelas :
|
Lampiran 2LEMBARAN KASUS 1
HAK
UNTUK HIDUP
Martina seorang gadis berusia 19 tahun berpacaran dengan pria
bernama Anton berusia 25 tahun. Mereka sudah berhubungan lebih kurang 1 tahun,
sehingga dalam hubungan mereka yang begitu akrab mereka melakukan hubungan
suami istri yang mengakibatkan Martina hamil. Pacarnya Anton tidak menghendaki
kehamilan tersebut karena Anton belum punya pekerjaan tetap dan belum siap
untuk menikah. Saat itu Anton menyuruh Martina menggugurkan kandungannya.
Pertanyaan untuk didiskusikan:
§ 1.
Apakah sikap Anton melanggar Hak Asasi Manusia
§ 2.
Bagaiman tindakan Martina seharusnya?
§ 3.
Dalam hal keadaan bagaimana seorang dokter dapat melayani pengguguran
kandungan?
§ 4.
Kemukakan dampak negatif dari perbuatan Aborsi bagi seorang wanita!
Nilai :
Paraf Guru:
|
Nama :
Kelas :
|
LEMBARAN KASUS 2HAK WANITA
Banyaknya kasus
pernikahan dibawah tangan karena rendahnya sanksi hukum di Jakarta, ternyata
banyak para suami yuang memiliki istri lebuih dari satu dengan cara dnikah di
bawah tangan. Menurut ketua Badan Penasehat Pembinaan Pelestarian Perkawinan
(BP4) Jakarta, Ismail, maraknya perkawinan dibawah tangan karena dalam undang
undang perkawinan tersebut tidak ada sanksi hukum yang cukup berat. Menurut
Ismail, secara keagamaan, pernikahan yang dilakukan di bawah tangan itu tetap
syah. Hanya saja secara hukum normatif, kegiatan perkawinan itu tidak tercatat.
Dampaknya istri maupun anak-anak dari hasil perkawinan dibawah tangan itu tidak
memiliki hak kepedataan misalnya, hak waris atau hak memperoleh nafkah. (Sumber: Republika 28 Mei 2004)
Pertanyaan:
§ 1.
Bagaimana pendapat anda menganai praktek pernikahan di bawah tangan?
§ 2. jika
anda seorang perepuan, apakah anda setuju dengan praktek pernikahan di bawah
tangan?
§ 3.
Bagaimana perlindungan Hak-hak istri serta anak dari hasil pernikahan di bawah
tangan?
§ 4.
Pendapat apa yang dapat anda berikan untuk melindungi istri dan anak-anak dari
hasil pernikahan di bawah tangan?
Nilai :
Paraf Guru:
|
Lampiran 3
DATA
HASIL PENELITIAN
Data
Aktivitas Siswa yang Relevan dengan Pembelajaran
No.
|
Indikator
|
Jumlah
Siswa
|
Prosentase
|
||
Siklus
1
|
Siklus
2
|
Siklus
1
|
Siklus
2
|
||
1.
|
Keberanian siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapat
|
19
|
28
|
52,77
|
69,44
|
2.
|
Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran
(menyelesaikan tugas mandiri dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru)
|
23
|
30
|
63,88
|
83,33
|
3.
|
Interaksi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
kelompok
|
26
|
32
|
72,22
|
88,32
|
4.
|
Hubungan siswa dengan guru selama pembelajaran
|
27
|
33
|
75,00
|
91,66
|
5.
|
Hubungan siswa dengan siswa lain selama pembelajaran (dalam
kerja kelompok)
|
28
|
32
|
77,65
|
86,11
|
6.
|
Partisipasi siswa dalam pembelajaran (melihat, ikut melakukan
kegiatan kelompok, selalu mengikuti petunjuk guru)
|
29
|
34
|
80,55
|
94,55
|
Rerata
|
25,33
|
31,00
|
70,34
|
85,55
|
Data
Aktivitas Siswa yang Kurang Relevan dengan Pembelajaran
No.
|
Indikator
|
Jumlah
Siswa
|
Prosentase
|
||
Siklus
1
|
Siklus
2
|
Siklus
1
|
Siklus
2
|
||
1.
|
Tidak memperhatikan penjelasan guru
|
10
|
5
|
27,75
|
13,88
|
2.
|
Mengobrol dengan teman
|
7
|
3
|
19,44
|
8,33
|
3.
|
Mengerjakan tugas lain
|
6
|
2
|
16,60
|
5,50
|
Rerata
|
7,66
|
3,33
|
21,26
|
9,23
|
PEROLEHAN
SKOR HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG
HAK ASASI MANUSIA
No.
|
Nama
|
Nilai
Siklus 1
|
Nilai
Siklus 2
|
1
|
Abdurrahman Saleh
|
8,00
|
8,50
|
2
|
Agung Novianto
|
8,00
|
8,25
|
3
|
Agustia Ardila
|
7,50
|
8,00
|
4
|
Allisa Septia Indriani
|
5,25
|
6,.50
|
5
|
Aprilia Rulis
|
8,50
|
8,50
|
6
|
Dessy Lestari
|
4,75
|
6,00
|
7
|
Dini Tri Rulita Sari
|
9,00
|
9,50
|
8
|
Eka Novita Sari
|
5,50
|
7,00
|
9
|
Elysa Andelany A
|
6,75
|
7,50
|
10
|
Erliawati Suci
|
9,75
|
9,75
|
11
|
Evany Rodhiyah
|
7,75
|
8,75
|
12
|
Fina Nurfitriana
|
6,25
|
7,00
|
13
|
Fitria Aprilliani
|
6,00
|
7,00
|
14
|
Fitria Nurtiani
|
9,75
|
9,75
|
15
|
Ika Ayu Puji Lestari
|
9,00
|
9,00
|
16
|
Kuni Julita Sari
|
6,50
|
7,50
|
17
|
Mentari
|
4,75
|
6,00
|
18
|
Nungki Saraswati
|
4,75
|
6,00
|
19
|
Okti Marina
|
8,00
|
8,50
|
20
|
Putri Dina Sulistiyani
|
8,00
|
9,00
|
21
|
Resti Pratiwi
|
8,25
|
8,50
|
22
|
Ris Triadi
|
-
|
-
|
23
|
Septiasih
|
9,00
|
9,00
|
24
|
Siti Lutfiah
|
7,50
|
8,00
|
25
|
Sri Wahyuni
|
4,00
|
6,00
|
26
|
Syadat Faillah Syaifatul
|
8,00
|
8,50
|
27
|
Syawallyyah Handayani
|
4,00
|
6,00
|
28
|
Tia Ashari
|
5,25
|
6,75
|
29
|
Tria Oktarianti
|
8,75
|
9,00
|
30
|
Ulfah Nurillah
|
6,00
|
7,50
|
31
|
Umanti
|
7,75
|
8,00
|
32
|
Wenny Wulandari
|
6,00
|
7,00
|
33
|
Wike Widowati
|
7,25
|
7,75
|
34
|
Wina Waskilah Dewi
|
9,00
|
9,00
|
35
|
Wisika
|
5,50
|
6,50
|
36
|
Wulandari
|
6,50
|
7,50
|
37
|
Yuli Yana Wulansari
|
6,00
|
7,25
|
Rerata
|
7,01
|
7,80
|
Diketahui
oleh:
Kepala ……………………………..
…………………………
NIP.
Tempat,
Tanggal. Tahun
Peneliti
……………………………………………
NIP.
Lampiran 4
TIPE
GAYA BELAJAR ANDA
PETUNJUK PENGISIAN
§ 1. Baca
pernyataan/pertanyaan, pilih jawaban yang paling cocok dan paling natural pada
anda!
§ 2.
Pertanyaan yang mungkin perlu anda perhatikan adalah, “Manakah yang paling
cocok dengan diri saya saat ini?”
§ 3. Anda
boleh memilih dua atau bahkan semua pilihan jawaban yang tersedia dengan
catatan demikianlah adanya diri anda !
§ 4.
Tulis jawaban anda di lembar soal yang telah disediakan
§ 5.
Apabila anda tidak menjawab dengan akurat maka hasil tes ini tidak akan
menggambarkan diri anda yang sesungguhnya.
SELAMAT MENGERJAKAN
§ 1. Jika
anda bertemu dengan teman baru, apa yang biasanya anda perhatikan pertama kali?
§ a.
penampilan dan cara berpakaiannya
§ b. cara
berbicara saat mengucapkan kata-kata atau suaranya
§ c. cara
mereka bertingkah laku atau berperilaku
§ 2.
beberapa hari setelah anda bertemu dengan orang baru, apa yang biasanya paling
anda ingat dari orang tersebut?
§ a.
wajah
§ b. nama
§ c.
sesuatu yang anda lakukan bersamanya meski lupa nama dan wajahnya
§ 3. saat
anda memasuki ruangan yang baru apa yang paling anda perhatikan
§ a.
keadaan ruangan
§ b.
suara ataupun diskusi yang berlangsung di ruangan tersebut
§ c.
aktifitas yang sedang berjalan yang dilakukan diruangan tersebut
§ 4. Jika
anda mempelajari sesuatu yang baru, cara mana yang paling anda sukai?
§ a.
diberui bahan untuk dibaca dan ditunjukkan buku-buku, gambar, grafik, peta,
bagan atau objek
§ b.
diberikan penjelasan melalui diskusi dan kesempatan bertanya, tetapi tidak
diberikan sesuatu untuk dilihat, dibaca, ditulis atau dikerjakan
§ c.
diberikan kesempatan untuk mengerjakan sebuah projek, simulasi, percobaan,
permainan, eksplorasi dan penemuan-penemuan yang memungkinkan anda bergerak
bebas dalam belajar
§ 5. Saat
anda harus mengajar orang lain, manakah yang akan anda lakukan?
§ a.
memberikan sesuatu kepada mereka untuk dihormati seperti suatu objek, gambar
atau bagan
§ b. anda
akan menjelaskan dengan berbicara, tetapi tidak memberikan materi visual apapun
§ c. anda
mendemonstrasikan dan mengajak mereka melakukan secara bersama-sama
§ 6.
Jenis buku apa yang paling anda suka?
§ a. buku
yang berisi penjelasan untuk membantu memahami situasi
§ b. buku
yang berisi informasi faktual, sejarah atau dialog-dialog
§ c. buku
saku yang berisi tips olahraga, hobi, atau cara mengembangkan bakat
§ 7.
Jenis aktivitas apa yang akan anda lakukan dalam waktu senggang anda?
§ a.
membaca buku atau majalah
§ b.
mendengarkan pelajaran lewat kaset atau radio
§ c.
berolahraga atau melakukan permainan yang membutuhkan gerakan tubuh
§ 8.
Berikut ini situasi mana yang anda anggap paling enak untuk membaca atau
mempelajari sesuatu
§ a. anda
tetap bisa belajar dengan diiringi musik atau suara-suara bising disekelling anda
§ b. anda
tidak akan bisa belajar bila ada musik atau kebisingan di sekeliling anda
§ c. anda
harus merasa nyaman, tetap bisa belajar baik dengan atau tanpa musik tapi
aktivitas dan kegiatan yang berlagsung di ruangan bisa mempengaruhi proses
belajar anda
§ 9. Saat
anda berbicara dengan seseorang kemanakah arah pandangan mata anda?
§ a. anda
merasa harus melihat tepat diwajah orang yang anda ajak berbicara dan iapun
harus melihat wajah anda
§ b. anda
memandangnya hanya sekilas saja dan kemudian mata anda melihat dari satu sisi
ke sisi yang lain, ke kanan atau kekiri
§ c. anda
sering memandangnya dan melihat ke bawah atau ke arah lain, tetapi jika ada
suatu gerakan maka anda akan mengalihkan pandangan ke arah gerakan tersebut
§ 10.
Pernyataan manakah yang paling pas menggambarkan diri anda
§ a. anda
senang mengamati warna, bentuk, dan desain
§ b. anda
tidak biasa tinggal diam dan jika sekeliling anda begitu sunyi maka anda akan
bersenandung atau menghidupkan tv agar diruangan tersebut selalu ada suara
§ c. Anda
merasa kesulitan bila harus duduk berlama-lama dan harus banyak bergerak dan
bila anda harus duduk anda akan membungkuk, bergeser-geser, atau sering
menggerak-gerakkan kaki
Lampiran 5
RENCANA
PEMBELAJARAN
Nama
Sekolah
: ………………….
Mata
Pelajaran :
Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas
: I (satu) SMK
Semester
: 1 (satu)
Waktu
: 2 X 45 menit (1 x pertemuan)
Kompetensi
Dasar
: Kemampuan Menganalisis Penegakan HAM dan Implikasinya
§ I.
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menganalisis pengertian HAM, macam-macam HAM dan
perkembangan Hak Asasi Manusia
§ II.
Materi Ajar
Penegakan Hak Asasi Manusia dan Implikasinya:
§ 1.
Pengertian Hak Asasi Manusia
§ 2.
Macam-macam Hak Asasi Manusia
§ 3.
Perkembangan Hak Asasi Manusia dalam piagam Hak Asasi Manusia
§ III.
Media/Metode Pembelajaran
§ 1.
Kliping tentang Hak Asasi Manusia
§ 2.
Kasus yang berhubungan dengan Hak Asasi Manusia
§ 3.
Lembar pengamatan/skala sikap
§ 4.
Kertas
§ 5. Alat
tulis
§ IV.
Langkah-Langkah Pembelajaran
Langkah Pembelajaran 1 (Apersepsi):
§ Melakukan
tanya jawab dengan siswa tentang Hak Asasi Manusia
§ Menunjukkan
gambar-gambar tokoh-tokoh yang berjasa dalam memperjuangkan Hak Asasi Manusia
Kegiatan Inti:
§ Membagi
siswa dalam kelompok belajar, masing-masing kelompok belajar terdiri dari 4 – 5
orang :
§ a.
siswa 1 membahas hak untuk hidup
§ b.
siswa 2 membahas hak wanita
§ c. siswa
3 membahas hak anak
§ d.
siswa 4 membahas hak turut serta dalam pemerintah
§ e.
siswa 5 membahas hak memperoleh keadilan
§ Siswa-siswa
dengan nomor yang sama membentuk kelompok baru membahas hak asasi sesuai tugas
pada nomornya
§ Memastikan
semua siswa memiliki catatan hasil diskusi tersebut, sehingga dalam waktu yang
bersamaan semua siswa akan mendapat jawaban dari kelima kasus
§ Salah
satu siswa melaporkan hasilnya didepan kelas dan yang lainnya menyimak laporan
tersebut
§ Guru
memberikan penguatan dan klarifikasi terhadap laporan dan jawaban siswa
Kegiatan Akhir:
Penilaian
Data kemajuan belajar siwa diperoleh dari:
§ 1.
Partisipasi siswa dalam kerja kelompok
§ 2.
Lembar kerja pengumpulan daftar kerja kelompk
§ 3. Cara
siswa menyampaikan usul deskriptif secara lisan
§ 4.
Hasil laporan siswa terhadap kasus yang dibahas
§ 5.
Lembar pengamatan/skala sikap
§ 6.
Sikap dan perilaku selama kerja kelompok
Catatan:
Dilakukan refleksi diakhir pembelajaran:
§ 1.
Bertanya kepada siswa apakah senang dengan kegiatan belajar yang baru saja diikuti?
§ 2.
Apakah melalui kegiatan belajar demikian anda lebih memahami Hak Asasi Manusia?
Mengetahui,
Kepala ………………..
………………………………………………
NIP.
Tempat,
Tanggal. Tahun
Guru
Yang Bersangkutan
Drs.
Aston L. Toruan SH
NIP.
130523414
Lampiran 6
DAFTAR
RIWAYAT HIDUP PERSONALIA PENELITIAN
§ Nama
Lengkap dan Gelar :
§ Pangkat/Golongan
:
§ NIP :
§ Jabatan
Fungsional :
§ Bidang
Keahlian :
§ Tempat
Kerja :
§ Agama :
§ Umur :
§ Alamat
Rumah :
§ Riwayat
Pendidikan :
§ Penelitian
yang dilakukan : -
§ Pengabdian
kepada masyarakat yang dilakukan : -
Lampiran 7
FOTO-FOTO
KEGIATAN PEMBELAJARAN