Minggu, 10 Februari 2013

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Implementasinya dalam Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengetahuan itu bukanlah salinan dari obyek dan juga bukan berbentuk kesadaran apriori yang sudah ditetapkan di dalam diri subyek, ia bentukan perseptual, oleh pertukaran antara organisme dan lingkungan dari sudut tinjauan biologi dan antarafikiran dan obyeknya menurut tinjauan kognitif.
Piaget, dalam Bringuier, 1980, hlm. 110.

Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembalitentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya.Kecerdasan merupakan proses yang berkesinambungan yang membentuk strukturyang diperlukan dalam interaksi terus menerus dengan lingkungan. Struktur yangdibentuk oleh kecerdasan, pengetahuan sangat subjektif waktu masih bayi danmasa kanak-kanak awal dan menjadi objektif dalam masa dewasa awal.

Perkembangan cara berfikir yang berlainan dari masa bayi sampai usia dewasameliputi tindakan dari bayi, pra operasi, operasi kongkrit dan opersai formal.Proses dibentuknya setiap struktur yang lebih kompleks ini adalah asimilasi danakomodasi, yang diatur oleh ekuilibrasi.

Piaget juga memberikan proses pembentukan pengetahuan dari pandangan yanglain, ia menguraikan pengalaman fisik atau pengetahuan eksogen, yang merupakanabstraksi dari ciri – ciri dari obyek, pengalaman logis matematis atau pengetahuanendogen disusun melalui reorganisasi proses pemikiran anak didik . Srukturtindakan, operasi kongkrit dan operasai formal dibangun dengan jalan logis – matematis.

Sumbangan bagi praktek pendidikan untuk karya – karya Piaget mengenalipengetahuan yang disosialisasikan dari sudut pandangan anak. Implementasikurikulum menjadi pelik oleh kenyataan bahwa teorinya tidak memasukan hubunganantara berfikir logis dan pelajaran – pelajaran pokok seperti membaca danmenulis.

B. Rumusan Makalah
a. Pengertian Kognitif
b. Prinsip dasar teori Piaget
c. Aspek inteligensi
d. Teori Perkembangan Piaget
e. Implementasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran
f. Kritik Terhadap Teori Piaget

C. Tujuan Perumusan Masalah, Untuk mengetahui tentang :
a. Pengertian Kognitif
b. Prinsip dasar teori Piaget
c. Aspek inteligensi
d. Teori Perkembangan Piaget
e. Implementasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran
f. Kritik Terhadap Teori Piaget


  
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Kognitif

Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara umumkognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation)Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).

Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata kognitif. Dari aspek tenaga pendidik misalnya. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya.

Akan tetapi apa arti kognitif yang sebenarnya? Lalu apa perkembangan kognitif itu?

Jean Piaget (1896-1980), pakar psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian (adaptasi).

Kecenderungan organisasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk mengintegasi proses-proses sendiri menjadi system - sistem yang koheren. Adaptasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk memyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan sosial.

Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.

B. Prinsip Dasar Teori Piaget

Jean Piaget dikenal dengan teori perkembangan intelektual yg menyeluruh, yg mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi & psikologis ( perkembanganjiwa).

Piaget menerangkan inteligensi itu sendiri sebagai adaptasi biologi terhadap lingkungan. Contoh : manusia tidak mempunyai mantel berbulu lembut untuk melindunginya dari dingin; manusia tidak mempunyai kecepatan untuk lari dari hewan pemangsa; manusia juga tidak mempunyai keahlian dalam memanjat pohon. Tapi manusia memiliki kepandaian untuk memproduksi pakaian & kendaraan untuk transportasi.
Faktor yang Berpengaruh dalam Perkembangan Kognitif, yaitu :
  1. Fisik
Interaksi antara individu dan dunia luat merupakan sumber pengetahuanbaru, tetapi kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untukmengembangkan pengetahuan kecuali jika intelegensi individu dapatmemanfaatkan pengalaman tersebut.
  1. Kematangan
Kematangan sistem syaraf menjadi penting karena memungkinkan anakmemperoleh manfaat secara maksimum dari pengalaman fisik. Kematanganmembuka kemungkinan untuk perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu akan membatasi secara luas prestasi secara kognitif. Perkembangan berlangsung dengan kecepatan yang berlainan tergantung pada sifat kontakdengan lingkungan dan kegiatan belajar sendiri.
  1. Pengaruh sosial
Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisikdapat memacu atau menghambat perkembangan struktur kognitif
  1. Proses pengaturan diri yang disebut ekuilibrasi
Proses pengaturan diri dan pengoreksi diri, mengatur interaksi spesifik dariindividu dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial danperkembangan jasmani yang menyebabkan perkembangan kognitif berjalansecara terpadu dan tersusun baik.

C. Aspek Inteligensi

Menurut Piaget, inteligensi dapat dilihat dari 3 perspektif berbeda :
1. Struktur Disebut juga scheme (skemata/Schemas). Struktur & organisasi terdapat di lingkungan, tapi pikiran manusia lebih dari meniru struktur realita eksternal secara pasif. Interaksi pikiran manusia dengan dunia luar, mencocokkan dunia ke dalam “mental framework”-nya sendiri. Struktur kognitif merupakan mental framework yg dibangun seseorang dengan mengambil informasi dari lingkungan & menginterpretasikannya, mereorganisasikannya serta mentransformasikannya (Flavell, Miller & Miller)
2 hal penting yg harus diingat tentang membangun struktur kognitif :
  1.  
    1. seseorang terlibat secara aktif dalam membangun proses.
    2. lingkungan dimana seseorang berinteraksi penting untuk perkembangastruktural.
2. Isi Disebut juga content, yaitu pola tingkah laku spesifik tatkala individu menghadapi sesuatu masalah. Merupakan materi kasar, karena Piaget kurang tertarik pada apa yg anak-anak ketahui, tapi lebih tertarik dengan apa yang mendasari proses berpikir. Piaget melihat “isi” kurang penting dibanding dengan struktur & fungsinya, Bila isi adalah “apa” dari inteligensi, sedangkan “bagaimana” & “mengapa” ditentukan oleh kognitif atau intelektual.
3. Fungsi Disebut fungtion, yaitu suatu proses dimana struktur kognitif dibangun. Semua organisme hidup yg berinteraksi dengan lingkungan mempunyai fungsi melalui proses organisasi & adaptasi. Organisasi: cenderung untuk mengintegrasi diri & dunia ke dalam suatu bentuk dari bagian-bagian menjadi satu kesatuan yg penuh arti, sebagai suatu cara untuk mengurangi kompleksitas.

Adaptasi terhadap lingkungan terjadi dalam 2 cara :
a) organisme memanipulasi dunia luar dengan cara membuatnya menjadi serupa dengan dirinya. Proses ini disebut dengan asimilasi. Asimilasi mengambil sesuatu dari dunia luar & mencocokkannya ke dalam struktur yg sudah ada. contoh: manusia mengasimilasi makanan dengan membuatnya ke dalam komponen nutrisi, makanan yg mereka makan menjadi bagian dari diri mereka.
b) organisme memodifikasi dirinya sehingga menjadi lebih menyukai lingkungannya. Proses ini disebut akomodasi. Ketika seseorang mengakomodasi sesuatu, mereka mengubah diri mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan eksternal. contoh: tubuh tidak hanya mengasimilasi makanan tapi juga mengakomodasikannya dengan mensekresi cairan lambung untuk menghancurkannya & kontraksi lambung mencernanya secara involunter.

Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaanequilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.

D. Teori Perkembangan Piaget

Jean Piaget, merancang model yang mendeskripsikan bagaimana manusia memahami dunianya dengan mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi. Menurut Piaget seperti yang dikutip Woolfolk (2009) perkembangan kognitif dipengaruhi oleh  maturasi (kematangan), aktivitas dan transmisi sosial. Maturasi atau kematangan berkaitan dengan perubahan biologis yang terprogram secara genetik. Aktivitas berkaitan dengan kemampuan untuk menangani lingkungan dan belajar darinya. Transmisi sosial berkaitan dengan interaksi dengan orang-orang di sekitar dan belajar darinya.

Tahap – tahap Perkembangan

Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia :
1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
3. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

1. Periode sensorimotor

Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode.
Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial/persepsi penting dalam enam sub-tahapan :

  • Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu

dan berhubungan terutama dengan refleks.
  • Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai

empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-
kebiasaan.
  • Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat

sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara
penglihatan dan pemaknaan.
  • Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia

sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk
melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda
kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
  • Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas

sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan
cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
  •  Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan

tahapan awal kreativitas.

2. Tahapan praoperasional

Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.


Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

3. Tahapan operasional konkrit

Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai.


Proses-proses penting selama tahapan operasional konkrit adalah :

Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.

Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)


Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.

Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.

Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.

Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.

4. Tahapan operasional formal

Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu” di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.


Informasi umum mengenai tahapan-tahapan

Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi
urutannya selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada
urutan yang mundur.
• Universal (tidak terkait budaya)
• Bisa digeneralisasi : representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri
seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan
• Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara
logis
• Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen
dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)
• Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model
berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif
Pembelajaran dilakukan dengan memusatkan perhatian kepada :
Ø berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya dan mengutamakan peran siswa dalam kegiatan pembelajaran serta memaklumi adanya perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan yang dapat dipegaruhi oleh perkembangan intelektual anak.
Ø Teori dasar perkembangan kognitif dari Jean Piaget mewajibkan guru agar pembelajaran diisi dengan kegiatan interaksi inderawi antara siswa dengan benda-benda dan fenomema konkrit yang ada di lingkungan serta dimaksudkan untuk menumbuh-kembangkan kemampuan berpikir, antara lain kemampuan berpikir konservasi.
Ø Piaget memusatkan pada tahap-tahap perkembangan intelektual yang dilalui oleh semua individu tanpa memandang latar konteks sosial  dan budaya , yang mendalami bagaimana anak berpikir dan berproses yang berkaitan dengan perkembangan intelektual.
Ø Menurut Peaget, siswa dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri.
Ø Pengetahuan tidak statis tetapi secara terus menerus tumbuh dan berubah pada saat siswa menghadapi pengalaman-pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan memodivikasi pengetahuan awal mereka.
Ø Piaget menjelaskan bahwa anak kecil memiliki rasa ingin tahu bawaan dan secara terus –menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Rasa ingin tahu ini menurut Piaget, memotivasi mereka untuk aktif membangun pemahaman mereka tentang lingkungan yang mereka hayati. PBI dikembangkan berdasarkan kepada teori Piaget ini.
Ø Kebanyakan ahli psikologi sepenuhnya menerima prinsip-prinsip umum Piaget bahwa pemikiran anak-anak pada dasarnya berbeda dengan pemikiran orang dewasa, dan jenis logika anak-anak itu berubah seiring dengan bertambahnya usia. Namun, ada juga peneliti yang meributkan detail-detail penemuan Piaget, terutama mengenai usia ketika anak mampu menyelesaikan tugas-tugas spesifik.
E. Implementasi Teori Perkembangan Kognitif Piaget Dalam Pembelajaran,adalah :
  1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak
  2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan
dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi denganlingkungan sebaik-baiknya.
  1. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
  1. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
Inti dari implementasi teori Piaget dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1.    Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada produknya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.
2.   Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegaiatan pembelajaran. Dalam kelas Piaget penyajian materi jadi (ready made) tidak diberi penekanan, dan anak-anak didorong untuk menemukan untuk dirinya sendiri melalui interaksi spontan dengan lingkungan.
3.   Tidak menekankan pada praktek - praktek yang diarahkan untuk
menjadikan anak-anak seperti orang dewasa dalam pemikirannya.
4. Penerimaan terhadap perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan, teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh anak berkembang melalui urutan perkembangan yang sama namun mereka memperolehnya dengan kecepatan yang berbeda.
F. Kritik terhadap Teori Piaget

1. Pada sebuah studi klasik, McGarrigle dan Donalson (1974) menyatakan
bahwa anak sudah mampu memahami konservasi (conservation) dalam usia
yang lebih muda daripada usia yang diyakini oleh Piaget.
2. Studi lain yang mengkritik teori Piaget yaitu bahwa anak-anak baru
mencapai pemahaman tentang objek permanence pada usia di atas 6 bulan.
Balillargeon dan De Vos (1991) ; 104 anak diamati sampai mereka berusia
18 tahun, dan diuji dengan berbagai tugas operasional formal berdasarkan
tugas-tugas yang dipakai Piaget, termasuk pengujian hipotesa. Mayoritas
anak-anak itu memang belum mencapai tahap operasional formal. Hal ini
sesuai dengan studi-studi McGarrigle dan Donaldson serta Baillargeon dan
DeVos, yang menyatakan bahwa Piaget terlalu meremehkan kemampuan
anak-anak kecil dan terlalu menilai tinggi kemampuan anak-anak yang lebih
tua.
3. Dan belum lama ini, Bradmetz (1999) menguji pernyataan Piaget bahwa
mayoritas anak mencapai formal pada akhir masa kanak-kanak.


BAB III
PENUTUP / KESIMPULAN
Jean Piaget (1896-1980), pakar psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Teori JeanPiaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentangkecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya.
Jean Piaget dikenal dengan teori perkembangan intelektual yg menyeluruh, yg mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi & psikologis. Bayi lahir dengan refleks bawaan, skema dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk tingkah laku yang lebih kompleks. Pada masa kanak-kanak , anak belum mempunyai konsepsi tentang objek yang tetap. Ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang ditangkap dengan indranya. Anak telah dapat mengetahui symbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak (tak berwujud).
Menurut Piaget, inteligensi dapat dilihat dari 3 perspektif berbeda :
1. Struktur 2. Isi 3. Fungsi
Menurut Piaget seperti yang dikutip Woolfolk (2009) perkembangan kognitif dipengaruhi oleh  maturasi (kematangan), aktivitas dan transmisi sosial. Maturasi atau kematangan berkaitan dengan perubahan biologis yang terprogram secara genetik.
Implementasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaranadalah :
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa, Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik, bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing, berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya dan di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.



Perbandingan kritik terhadap teori PIAGET dan teori lainnya, diantara lain :
No.
Teori PIAGET
Teori lainnya
1.
2.
3.
periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
mayoritas anak mencapai formal pada akhir masa kanak-kanak
terlalu meremehkan kemampuan anak - anak kecil dan terlalu menilai tinggi kemampuan anak-anak yang lebih tua
McGarrigle dan Donalson (1974) menyatakan bahwa anak sudah mampu memahami konservasi (conservation) dalam usia yang lebih muda daripada usia yang diyakini oleh Piaget
Balillargeon dan De Vos (1991)
Mayoritas anak-anak itu memang belum mencapai tahap operasional formal
Tidak meremehkan kemampuan anak - anak kecil dan tidak menilai tinggi kemampuan anak-anak yang lebih tua



KEPUSTAKAAN

Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan, CV Rajawali UniversitasTerbuka, 1991
WikipediaVALMBANDLatar Belakang Jean Piaget,arthachristianti.wordpress.comPembelajaran Guru, Berbagai Bahan Terkait Model-Model Pembelajaran
Anita Woolfolk, Educational Psychology, Active Learning Edition, Bagian Pertama, Edisi Bahasa Indonesia. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar : 2009) hlm. 49-50
Anita Woolfolk. Educational Psychology. Edisi Bahasa Indonesia. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) hlm. 51

Kamis, 29 November 2012

Doa Terkuat dalam Pikiran Kita



 Saat kita berpikir positif, kita telah memperkuat doa-doa kita menjadi kenyataan.
Patut untuk kita renungkan.

Setiap dari diri kita, memanjatkan doa merupakan ritual rutinitas..(mungkin)
Dari Doa yang kita panjatkan, tentunya ada yg dikabulkan oleh Tuhan dan ada yang tidak…atau malah sering kita mendapatkan kebalikkan dr doa yg kita haturkan..Sahabat, dalam setiap doa yang tak terkabul, kita suka menghibur diri dengan Kalimat :
Oh.. kali ini Tuhan belum mengabulkannya !
…..Benarkah demikian ? …Benarkah belum dikabulkan…? ….Yakinkah itu jawabannya ?
Bukankah :
Mintalah (berdoa) kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya.” (QS 40:60).
Tidak pernahkah kita berpikir, bahwa sesungguhnya kita salah dalam memanjatkan doa..
Proposal keinginan (doa kita) kepada Tuhan..sering kali masih kurang lengkap untuk  disampaikan.. sehingga tertolaklah proposal kita….
simak Firman Allah :
Dan jika hamba-Ku meminta kepada-Ku, ketahuilah bahwa Aku dekat, Aku niscaya akan mengabulkan permintaan orang-orang yang meminta jika mereka benar-benar meminta.” (QS 2:186).
Allah Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..
Saya garis bawahi :
 JIKA MEREKA BENAR BENAR MEMINTA….

Bagaimana agar doa niscaya di kabulkan Tuhan ?
Saya tidak akan menjawab dari sudut pandang Agama (Ulama),
bahkan tidak  dengan doktrin2 normatif, karena itu bukan domain saya..Maaf…
Saya akan memberikan satu gambaran, dari sudut ilmu Mind Empowerment (Mind Technology)
dan inilah prinsip-prinsip umum dari pikiran :
- Apa yang Anda pikirkan (secara Dominan), itu yang Anda dapatkan…
- Apapun yang masuk ke dalam pikiran bawah sadar, itulah yang akan menjadi realitas..
- Anda adalah apa yang Anda Pikirkan tentang Anda…
” Anda akan mendapatkan aksi atau respon dari PIKIRAN BAWAH SADAR ANDA, sesuai dengan pikiran atau ide yang ada dalam PIKIRAN SADAR ANDA. Pikiran Bawah Sadar akan melakukan semua hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan apapun perintah yang masuk kedalamnya.”
Nah, dalam istilah saya : Pikiran adalah Doa yang tak terucap, dan energinya jauh lebih kuat dari ucapan, karena Pikiran (akal) merupakan karunia Tuhan yang hanya diberikan kepada manusia sebagai makhluk yang disempurnakan.
Doa yang tidak terucap yang tersimpan dalam pikiran-pikiran dominan kita,
dilepaskan melaui getaran listrik otak dan beresonansi dengan energi listrik alam semesta, kemudian memantul kembali kepada kita dalam wujud fisik, ide, perilaku/sikap serta realita pengalaman yang sesuai dengan apa yang kita pikirkan.
 (The Law of Attraction/Hukum Tarik Menarik)
Mari kita coba renungkan :
Kaitan dengan itu, pernahkan terlintas dalam Pikiran Kita, bahwa Kapal Terbang, Komputer, Laptop, Handphone, Rumah, Mobil, Jabatan, Harta, Lagu, Nyanyian serta Materi lainnya telah Tuhan Ciptakan di muka bumi ini ? jauh sebelum para penemu dan penikmatnya mewujudkan dan merasakannya.
Apakah itu semua murni ide/ciptaan manusia? Bukan sahabat. Sekali lagi, Bukan…!!!
Tuhanlah yang menciptakannya dan menebarkannya di Alam semesta.. namun memang masih berupa inmaterial… benda/ide itu dapat diwujudkan oleh orang-orang yang Tuhan berikan karunia kepadanya.. Lho kok bisa ? How ?
Dan kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan dibumi.
Materi/Ide tadi pastilah dimulai dari berpikir, ketika pikiran itu menguat dengan segala energi mental diri kita, maka sumber daya di sekeliling kita akan mendukung untuk mewujudkannya. Hal ini terjadi karena kekuatannya mendominasi pikiran, ucapan, sikap dan tindakan kita. Semakin sering kita memikirkannya dengan fokus, maka semakin termotivasi kita untuk mecapainya. Sehingga Tuhan melalui Alam Semesta, membantu mewujudkan sesuatu yang sesungguhnya telah Tuhan Ciptakan. Kepada siapa ? Kepada makhluk-Nya yang berpikir dengan pikirannya yang benar dan terarah/tekendali… tidak memandang suku ras dan agama…
Pikiran kita adalah doa kita. Maka pikiran kita mesti satu frekuensi & selaras dengan doa kita. Bila doa kita yang terucap tidak selaras dengan pikiran kita, maka yang akan di anggap sebagai doa adalah doa yang tidak terucap, yaitu pikiran kita. Sehingga bila ingin doa kita dipenuhi/dikabulkan Tuhan, maka doa kita harus selaras dengan pikiran kita, karena dalam pikiran itulah sesungguhnya kekutan doa kita berada.
Untuk  itu saya ingin mengingatkan, pernahkah :
- Kita berpikir untuk bangun tengah malam sekitar jam 3, anehnya tanpa ada yang membangunkan anda atau tanpa jam weker, benar, anda bangun tepat seperti yang anda inginkan.
- Kita sedang berpikir tentang seorang teman yang sudah lama tidak berjumpa, tiba-tiba Hp/tlp kita berdering dan ternyata itu dia, atau saat kita maen ke mall kita berjumpa dengannya, atau mungkin tiba-tiba saja teman kita itu berkunjung ke rumah kita … heeem seringkali kita malah berujar ” Panjang umur, baru aja saya ngomongin/mikirin kamu !”
- Anda sedang khawatir pada sesuatu hal, dan benar, hal yang anda khawatirkan itu terjadi pada anda. Lalu dengan santai anda seringkali berujar ” Tuh kan, saya jg bilang apa ?”
- Atau anda pernah menginginkan suatu benda, dan tidak anda sangka anda mendapatkan hadiah dari orang tua anda, dan benda itulah yang anda inginkan..
- Sesuatu kejadian yang mungkin mirip-mirip dengan hal tersebut di atas.
Lalu, apakah semua itu hanya sekedar kebetulan ? Apakah anda masih percaya kebetulan ? Saya kira tidak!
Semua pasti berada dalam kendali dan kehendak Tuhan, dan kehendak Tuhan disebabkan permintaan dan sikap serta pemikiran kita. Semua ada penjelasan dan proses ilmiahnya. Hanya saja, kita kurang menelaah dan mempelajarinya.
Dalam hidup ini seringkali kita dikendalikan oleh pikiran kita, bahkan menurut Deepak Chopra kita memproduksi lebih dr 65.000 pikiran dan kata setiap hari. Kabar buruknya adalah, + 65% dr pikiran dan kata itu adalah negatif…
- Duh saya ini tolol amat ya ! Gitu aja kok gak bisa…
- Hari ini aku malas banget kerja nih…
- Kenapa ya, setiap kali aku bicara di depan umum pasti tegang dan grogi…
- Aduuuh, aku ini pelupa banget sih… td aku simpen kunci dimana ya ?
- Aku kalo makan udang suka gatel lho…
- Duh kok tiap hari kepalaku pusing terus ya…
- Duh kok perutku muless mulu sih…
- Temen-temen kok sering banget bikin aku bete ya…
- Pulang nanti banjir gak ya…
- Saya itu kalo membaca buku.. sring ngantuk..
- Saya ini gak bisa konsenterasi Mas…jadi sulit untuk fokus..
- Aduh aku ini suka gak ada waktu kalo ikut seminar pengembangan diri Mbak..
- Kenapa ya Mas, kalo saya coba mulai usaha, selalu aja gagal, apa saya gak bakat berdagang ya ?
- dst dst…
Tahukah anda, itu adalah doa kita, maka itulah yang kita dapatkan dalam kehidupan kita.
Sebenarnya Kita tidak harus mengendalikan seluruh pikiran kita yang mencapai 65.000 itu.
Yang perlu kita lakukan hanyalah memperkuat pikiran-pikiran dominan kita,
dengan mengarahkan pikiran dominan kita pada bahasa-bahasa positif yang memotivasi kita, yang mendukung keberhasilan hidup kita.
Kita ingin mengendalikan hidup kita? Maka kendalikan pikiran-pikiran dominan kita.
( “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” QS Ar ra’d : 11)
Maka untuk menggapai kehidupan yang lebih bermakna dan bermanfaat, mulailah untuk mengubah diri ke arah yang lebih baik dengan mengisi/melatih bahasa dan pemikiran yang mendukung pikiran-pikiran dominan kita saat ini dengan program keberhasilan dan positif. Karena sesungguhnya DOA kita berada dalam PIKIRAN KITA dan siap untuk diwujudkan oleh Tuhan.***
OOT, Jika ini diterapkan dalam mempertahankan sebuah hubungan, tentunya sebuah hubungan akan terus harmonis dan langgeng jika masing-masing memiliki pikiran positif. Dan sesuai dengan hukum pikiran bawah sadar, alam bawah sadar kita lebih kuat dalam menyimpan kata-kata negatif daripada kata-kata positif. Sepuluh kata positif bisa dikalahkan satu saja kata negatif. Sehingga bisa saya jamin jika salah satu pihak merasa takut jika terjadi perpisahan, maka itulah doanya dan itulah yang terjadi.
Aku sangat takut jika besok saya berpisah dengan dia“. Maka seluruh alam semesta akan mengamininya, dan gelombangnya kembali kepada Anda untuk merealisasikan ketakutan tersebut. Jadi menurut saya dalam menjalin dan mempertahankan sebuah hubungan, boleh merasa takut untuk berpisah tapi jangan sedikitpun ada rasa takut itu yang berlebihan sampai ke alam bawah sadar kita.
Aku kan cewek, jadi ya lebih mudah sensitif dong, wajar kan?” Itulah doa kalian, jangan sampai membiarkan diamini banyak orang dan alam.
Begitu juga jika dalam menjalin sebuah hubungan pikiran kita malah selalu tertuju pada orang lain, bukan pasangan kita. Tentunya ikatan batin keduanya akan mulai renggang dan bisa dipastikan bagaimana endingnya.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah ia mengucapkan kata-kata yang baik atau hendaklah ia diam” (HR.Bukhari Muslim).

Kaitan dengan itu, pernahkan terlintas dalam Pikiran Kita, bahwa Kapal Terbang, Komputer, Laptop, Handphone, Rumah, Mobil, Jabatan, Harta, Lagu, Nyanyian serta Materi lainnya telah Tuhan Ciptakan di muka bumi ini ? jauh sebelum para penemu dan penikmatnya mewujudkan dan merasakannya.
Apakah itu semua murni ide/ciptaan manusia? Bukan sahabat. Sekali lagi, Bukan…!!!
_________________________________________________________________________________
Tuhanlah yang menciptakannya dan menebarkannya di Alam semesta.. namun memang masih berupa inmaterial… benda/ide itu dapat diwujudkan oleh orang-orang yang Tuhan berikan karunia kepadanya.. Lho kok bisa ? How ?
Dan kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan dibumi.

Materi/Ide tadi pastilah dimulai dari berpikir, ketika pikiran itu menguat dengan segala energi mental diri kita, maka sumber daya di sekeliling kita akan mendukung untuk mewujudkannya. Hal ini terjadi karena kekuatannya mendominasi pikiran, ucapan, sikap dan tindakan kita. Semakin sering kita memikirkannya dengan fokus, maka semakin termotivasi kita untuk mecapainya. Sehingga Tuhan melalui Alam Semesta, membantu mewujudkan sesuatu yang sesungguhnya telah Tuhan Ciptakan. Kepada siapa ? Kepada makhluk-Nya yang berpikir dengan pikirannya yang benar dan terarah/tekendali… tidak memandang suku ras dan agama…
Pikiran kita adalah doa kita. Maka pikiran kita mesti satu frekuensi & selaras dengan doa kita. Bila doa kita yang terucap tidak selaras dengan pikiran kita, maka yang akan di anggap sebagai doa adalah doa yang tidak terucap, yaitu pikiran kita. Sehingga bila ingin doa kita dipenuhi/dikabulkan Tuhan, maka doa kita harus selaras dengan pikiran kita, karena dalam pikiran itulah sesungguhnya kekutan doa kita berada.
Untuk  itu saya ingin mengingatkan, pernahkah :
- Kita berpikir untuk bangun tengah malam sekitar jam 3, anehnya tanpa ada yang membangunkan anda atau tanpa jam weker, benar, anda bangun tepat seperti yang anda inginkan.
- Kita sedang berpikir tentang seorang teman yang sudah lama tidak berjumpa, tiba-tiba Hp/tlp kita berdering dan ternyata itu dia, atau saat kita maen ke mall kita berjumpa dengannya, atau mungkin tiba-tiba saja teman kita itu berkunjung ke rumah kita … heeem seringkali kita malah berujar ” Panjang umur, baru aja saya ngomongin/mikirin kamu !”
- Anda sedang khawatir pada sesuatu hal, dan benar, hal yang anda khawatirkan itu terjadi pada anda. Lalu dengan santai anda seringkali berujar ” Tuh kan, saya jg bilang apa ?”
- Atau anda pernah menginginkan suatu benda, dan tidak anda sangka anda mendapatkan hadiah dari orang tua anda, dan benda itulah yang anda inginkan..
- Sesuatu kejadian yang mungkin mirip-mirip dengan hal tersebut di atas.

Lalu, apakah semua itu hanya sekedar kebetulan ? Apakah anda masih percaya kebetulan ? Saya kira tidak!
Semua pasti berada dalam kendali dan kehendak Tuhan, dan kehendak Tuhan disebabkan permintaan dan sikap serta pemikiran kita. Semua ada penjelasan dan proses ilmiahnya. Hanya saja, kita kurang menelaah dan mempelajarinya.
Dalam hidup ini seringkali kita dikendalikan oleh pikiran kita, bahkan menurut Deepak Chopra kita memproduksi lebih dr 65.000 pikiran dan kata setiap hari. Kabar buruknya adalah, + 65% dr pikiran dan kata itu adalah negatif…

- Duh saya ini tolol amat ya ! Gitu aja kok gak bisa…
- Hari ini aku malas banget kerja nih…
- Kenapa ya, setiap kali aku bicara di depan umum pasti tegang dan grogi…
- Aduuuh, aku ini pelupa banget sih… td aku simpen kunci dimana ya ?
- Aku kalo makan udang suka gatel lho…
- Duh kok tiap hari kepalaku pusing terus ya…
- Duh kok perutku muless mulu sih…
- Temen-temen kok sering banget bikin aku bete ya…
- Pulang nanti banjir gak ya…
- Saya itu kalo membaca buku.. sring ngantuk..
- Saya ini gak bisa konsenterasi Mas…jadi sulit untuk fokus..
- Aduh aku ini suka gak ada waktu kalo ikut seminar pengembangan diri Mbak..
- Kenapa ya Mas, kalo saya coba mulai usaha, selalu aja gagal, apa saya gak bakat berdagang ya ?
- dst dst…

Tahukah anda, itu adalah doa kita, maka itulah yang kita dapatkan dalam kehidupan kita.

Sebenarnya Kita tidak harus mengendalikan seluruh pikiran kita yang mencapai 65.000 itu.
Yang perlu kita lakukan hanyalah memperkuat pikiran-pikiran dominan kita,
dengan mengarahkan pikiran dominan kita pada bahasa-bahasa positif yang memotivasi kita, yang mendukung keberhasilan hidup kita.

Kita ingin mengendalikan hidup kita? Maka kendalikan pikiran-pikiran dominan kita.
( “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” QS Ar ra’d : 11)
Maka untuk menggapai kehidupan yang lebih bermakna dan bermanfaat, mulailah untuk mengubah diri ke arah yang lebih baik dengan mengisi/melatih bahasa dan pemikiran yang mendukung pikiran-pikiran dominan kita saat ini dengan program keberhasilan dan positif. Karena sesungguhnya DOA kita berada dalam PIKIRAN KITA dan siap untuk diwujudkan oleh Tuhan.***
OOT, Jika ini diterapkan dalam mempertahankan sebuah hubungan, tentunya sebuah hubungan akan terus harmonis dan langgeng jika masing-masing memiliki pikiran positif. Dan sesuai dengan hukum pikiran bawah sadar, alam bawah sadar kita lebih kuat dalam menyimpan kata-kata negatif daripada kata-kata positif. Sepuluh kata positif bisa dikalahkan satu saja kata negatif. Sehingga bisa saya jamin jika salah satu pihak merasa takut jika terjadi perpisahan, maka itulah doanya dan itulah yang terjadi.
Aku sangat takut jika besok saya berpisah dengan dia“. Maka seluruh alam semesta akan mengamininya, dan gelombangnya kembali kepada Anda untuk merealisasikan ketakutan tersebut. Jadi menurut saya dalam menjalin dan mempertahankan sebuah hubungan, boleh merasa takut untuk berpisah tapi jangan sedikitpun ada rasa takut itu yang berlebihan sampai ke alam bawah sadar kita.
Aku kan cewek, jadi ya lebih mudah sensitif dong, wajar kan?” Itulah doa kalian, jangan sampai membiarkan diamini banyak orang dan alam.
Begitu juga jika dalam menjalin sebuah hubungan pikiran kita malah selalu tertuju pada orang lain, bukan pasangan kita. Tentunya ikatan batin keduanya akan mulai renggang dan bisa dipastikan bagaimana endingnya.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah ia mengucapkan kata-kata yang baik atau hendaklah ia diam” (HR.Bukhari Muslim).

Sumber: