Kamis, 29 November 2012

Doa Terkuat dalam Pikiran Kita



 Saat kita berpikir positif, kita telah memperkuat doa-doa kita menjadi kenyataan.
Patut untuk kita renungkan.

Setiap dari diri kita, memanjatkan doa merupakan ritual rutinitas..(mungkin)
Dari Doa yang kita panjatkan, tentunya ada yg dikabulkan oleh Tuhan dan ada yang tidak…atau malah sering kita mendapatkan kebalikkan dr doa yg kita haturkan..Sahabat, dalam setiap doa yang tak terkabul, kita suka menghibur diri dengan Kalimat :
Oh.. kali ini Tuhan belum mengabulkannya !
…..Benarkah demikian ? …Benarkah belum dikabulkan…? ….Yakinkah itu jawabannya ?
Bukankah :
Mintalah (berdoa) kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya.” (QS 40:60).
Tidak pernahkah kita berpikir, bahwa sesungguhnya kita salah dalam memanjatkan doa..
Proposal keinginan (doa kita) kepada Tuhan..sering kali masih kurang lengkap untuk  disampaikan.. sehingga tertolaklah proposal kita….
simak Firman Allah :
Dan jika hamba-Ku meminta kepada-Ku, ketahuilah bahwa Aku dekat, Aku niscaya akan mengabulkan permintaan orang-orang yang meminta jika mereka benar-benar meminta.” (QS 2:186).
Allah Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..
Saya garis bawahi :
 JIKA MEREKA BENAR BENAR MEMINTA….

Bagaimana agar doa niscaya di kabulkan Tuhan ?
Saya tidak akan menjawab dari sudut pandang Agama (Ulama),
bahkan tidak  dengan doktrin2 normatif, karena itu bukan domain saya..Maaf…
Saya akan memberikan satu gambaran, dari sudut ilmu Mind Empowerment (Mind Technology)
dan inilah prinsip-prinsip umum dari pikiran :
- Apa yang Anda pikirkan (secara Dominan), itu yang Anda dapatkan…
- Apapun yang masuk ke dalam pikiran bawah sadar, itulah yang akan menjadi realitas..
- Anda adalah apa yang Anda Pikirkan tentang Anda…
” Anda akan mendapatkan aksi atau respon dari PIKIRAN BAWAH SADAR ANDA, sesuai dengan pikiran atau ide yang ada dalam PIKIRAN SADAR ANDA. Pikiran Bawah Sadar akan melakukan semua hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan apapun perintah yang masuk kedalamnya.”
Nah, dalam istilah saya : Pikiran adalah Doa yang tak terucap, dan energinya jauh lebih kuat dari ucapan, karena Pikiran (akal) merupakan karunia Tuhan yang hanya diberikan kepada manusia sebagai makhluk yang disempurnakan.
Doa yang tidak terucap yang tersimpan dalam pikiran-pikiran dominan kita,
dilepaskan melaui getaran listrik otak dan beresonansi dengan energi listrik alam semesta, kemudian memantul kembali kepada kita dalam wujud fisik, ide, perilaku/sikap serta realita pengalaman yang sesuai dengan apa yang kita pikirkan.
 (The Law of Attraction/Hukum Tarik Menarik)
Mari kita coba renungkan :
Kaitan dengan itu, pernahkan terlintas dalam Pikiran Kita, bahwa Kapal Terbang, Komputer, Laptop, Handphone, Rumah, Mobil, Jabatan, Harta, Lagu, Nyanyian serta Materi lainnya telah Tuhan Ciptakan di muka bumi ini ? jauh sebelum para penemu dan penikmatnya mewujudkan dan merasakannya.
Apakah itu semua murni ide/ciptaan manusia? Bukan sahabat. Sekali lagi, Bukan…!!!
Tuhanlah yang menciptakannya dan menebarkannya di Alam semesta.. namun memang masih berupa inmaterial… benda/ide itu dapat diwujudkan oleh orang-orang yang Tuhan berikan karunia kepadanya.. Lho kok bisa ? How ?
Dan kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan dibumi.
Materi/Ide tadi pastilah dimulai dari berpikir, ketika pikiran itu menguat dengan segala energi mental diri kita, maka sumber daya di sekeliling kita akan mendukung untuk mewujudkannya. Hal ini terjadi karena kekuatannya mendominasi pikiran, ucapan, sikap dan tindakan kita. Semakin sering kita memikirkannya dengan fokus, maka semakin termotivasi kita untuk mecapainya. Sehingga Tuhan melalui Alam Semesta, membantu mewujudkan sesuatu yang sesungguhnya telah Tuhan Ciptakan. Kepada siapa ? Kepada makhluk-Nya yang berpikir dengan pikirannya yang benar dan terarah/tekendali… tidak memandang suku ras dan agama…
Pikiran kita adalah doa kita. Maka pikiran kita mesti satu frekuensi & selaras dengan doa kita. Bila doa kita yang terucap tidak selaras dengan pikiran kita, maka yang akan di anggap sebagai doa adalah doa yang tidak terucap, yaitu pikiran kita. Sehingga bila ingin doa kita dipenuhi/dikabulkan Tuhan, maka doa kita harus selaras dengan pikiran kita, karena dalam pikiran itulah sesungguhnya kekutan doa kita berada.
Untuk  itu saya ingin mengingatkan, pernahkah :
- Kita berpikir untuk bangun tengah malam sekitar jam 3, anehnya tanpa ada yang membangunkan anda atau tanpa jam weker, benar, anda bangun tepat seperti yang anda inginkan.
- Kita sedang berpikir tentang seorang teman yang sudah lama tidak berjumpa, tiba-tiba Hp/tlp kita berdering dan ternyata itu dia, atau saat kita maen ke mall kita berjumpa dengannya, atau mungkin tiba-tiba saja teman kita itu berkunjung ke rumah kita … heeem seringkali kita malah berujar ” Panjang umur, baru aja saya ngomongin/mikirin kamu !”
- Anda sedang khawatir pada sesuatu hal, dan benar, hal yang anda khawatirkan itu terjadi pada anda. Lalu dengan santai anda seringkali berujar ” Tuh kan, saya jg bilang apa ?”
- Atau anda pernah menginginkan suatu benda, dan tidak anda sangka anda mendapatkan hadiah dari orang tua anda, dan benda itulah yang anda inginkan..
- Sesuatu kejadian yang mungkin mirip-mirip dengan hal tersebut di atas.
Lalu, apakah semua itu hanya sekedar kebetulan ? Apakah anda masih percaya kebetulan ? Saya kira tidak!
Semua pasti berada dalam kendali dan kehendak Tuhan, dan kehendak Tuhan disebabkan permintaan dan sikap serta pemikiran kita. Semua ada penjelasan dan proses ilmiahnya. Hanya saja, kita kurang menelaah dan mempelajarinya.
Dalam hidup ini seringkali kita dikendalikan oleh pikiran kita, bahkan menurut Deepak Chopra kita memproduksi lebih dr 65.000 pikiran dan kata setiap hari. Kabar buruknya adalah, + 65% dr pikiran dan kata itu adalah negatif…
- Duh saya ini tolol amat ya ! Gitu aja kok gak bisa…
- Hari ini aku malas banget kerja nih…
- Kenapa ya, setiap kali aku bicara di depan umum pasti tegang dan grogi…
- Aduuuh, aku ini pelupa banget sih… td aku simpen kunci dimana ya ?
- Aku kalo makan udang suka gatel lho…
- Duh kok tiap hari kepalaku pusing terus ya…
- Duh kok perutku muless mulu sih…
- Temen-temen kok sering banget bikin aku bete ya…
- Pulang nanti banjir gak ya…
- Saya itu kalo membaca buku.. sring ngantuk..
- Saya ini gak bisa konsenterasi Mas…jadi sulit untuk fokus..
- Aduh aku ini suka gak ada waktu kalo ikut seminar pengembangan diri Mbak..
- Kenapa ya Mas, kalo saya coba mulai usaha, selalu aja gagal, apa saya gak bakat berdagang ya ?
- dst dst…
Tahukah anda, itu adalah doa kita, maka itulah yang kita dapatkan dalam kehidupan kita.
Sebenarnya Kita tidak harus mengendalikan seluruh pikiran kita yang mencapai 65.000 itu.
Yang perlu kita lakukan hanyalah memperkuat pikiran-pikiran dominan kita,
dengan mengarahkan pikiran dominan kita pada bahasa-bahasa positif yang memotivasi kita, yang mendukung keberhasilan hidup kita.
Kita ingin mengendalikan hidup kita? Maka kendalikan pikiran-pikiran dominan kita.
( “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” QS Ar ra’d : 11)
Maka untuk menggapai kehidupan yang lebih bermakna dan bermanfaat, mulailah untuk mengubah diri ke arah yang lebih baik dengan mengisi/melatih bahasa dan pemikiran yang mendukung pikiran-pikiran dominan kita saat ini dengan program keberhasilan dan positif. Karena sesungguhnya DOA kita berada dalam PIKIRAN KITA dan siap untuk diwujudkan oleh Tuhan.***
OOT, Jika ini diterapkan dalam mempertahankan sebuah hubungan, tentunya sebuah hubungan akan terus harmonis dan langgeng jika masing-masing memiliki pikiran positif. Dan sesuai dengan hukum pikiran bawah sadar, alam bawah sadar kita lebih kuat dalam menyimpan kata-kata negatif daripada kata-kata positif. Sepuluh kata positif bisa dikalahkan satu saja kata negatif. Sehingga bisa saya jamin jika salah satu pihak merasa takut jika terjadi perpisahan, maka itulah doanya dan itulah yang terjadi.
Aku sangat takut jika besok saya berpisah dengan dia“. Maka seluruh alam semesta akan mengamininya, dan gelombangnya kembali kepada Anda untuk merealisasikan ketakutan tersebut. Jadi menurut saya dalam menjalin dan mempertahankan sebuah hubungan, boleh merasa takut untuk berpisah tapi jangan sedikitpun ada rasa takut itu yang berlebihan sampai ke alam bawah sadar kita.
Aku kan cewek, jadi ya lebih mudah sensitif dong, wajar kan?” Itulah doa kalian, jangan sampai membiarkan diamini banyak orang dan alam.
Begitu juga jika dalam menjalin sebuah hubungan pikiran kita malah selalu tertuju pada orang lain, bukan pasangan kita. Tentunya ikatan batin keduanya akan mulai renggang dan bisa dipastikan bagaimana endingnya.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah ia mengucapkan kata-kata yang baik atau hendaklah ia diam” (HR.Bukhari Muslim).

Kaitan dengan itu, pernahkan terlintas dalam Pikiran Kita, bahwa Kapal Terbang, Komputer, Laptop, Handphone, Rumah, Mobil, Jabatan, Harta, Lagu, Nyanyian serta Materi lainnya telah Tuhan Ciptakan di muka bumi ini ? jauh sebelum para penemu dan penikmatnya mewujudkan dan merasakannya.
Apakah itu semua murni ide/ciptaan manusia? Bukan sahabat. Sekali lagi, Bukan…!!!
_________________________________________________________________________________
Tuhanlah yang menciptakannya dan menebarkannya di Alam semesta.. namun memang masih berupa inmaterial… benda/ide itu dapat diwujudkan oleh orang-orang yang Tuhan berikan karunia kepadanya.. Lho kok bisa ? How ?
Dan kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan dibumi.

Materi/Ide tadi pastilah dimulai dari berpikir, ketika pikiran itu menguat dengan segala energi mental diri kita, maka sumber daya di sekeliling kita akan mendukung untuk mewujudkannya. Hal ini terjadi karena kekuatannya mendominasi pikiran, ucapan, sikap dan tindakan kita. Semakin sering kita memikirkannya dengan fokus, maka semakin termotivasi kita untuk mecapainya. Sehingga Tuhan melalui Alam Semesta, membantu mewujudkan sesuatu yang sesungguhnya telah Tuhan Ciptakan. Kepada siapa ? Kepada makhluk-Nya yang berpikir dengan pikirannya yang benar dan terarah/tekendali… tidak memandang suku ras dan agama…
Pikiran kita adalah doa kita. Maka pikiran kita mesti satu frekuensi & selaras dengan doa kita. Bila doa kita yang terucap tidak selaras dengan pikiran kita, maka yang akan di anggap sebagai doa adalah doa yang tidak terucap, yaitu pikiran kita. Sehingga bila ingin doa kita dipenuhi/dikabulkan Tuhan, maka doa kita harus selaras dengan pikiran kita, karena dalam pikiran itulah sesungguhnya kekutan doa kita berada.
Untuk  itu saya ingin mengingatkan, pernahkah :
- Kita berpikir untuk bangun tengah malam sekitar jam 3, anehnya tanpa ada yang membangunkan anda atau tanpa jam weker, benar, anda bangun tepat seperti yang anda inginkan.
- Kita sedang berpikir tentang seorang teman yang sudah lama tidak berjumpa, tiba-tiba Hp/tlp kita berdering dan ternyata itu dia, atau saat kita maen ke mall kita berjumpa dengannya, atau mungkin tiba-tiba saja teman kita itu berkunjung ke rumah kita … heeem seringkali kita malah berujar ” Panjang umur, baru aja saya ngomongin/mikirin kamu !”
- Anda sedang khawatir pada sesuatu hal, dan benar, hal yang anda khawatirkan itu terjadi pada anda. Lalu dengan santai anda seringkali berujar ” Tuh kan, saya jg bilang apa ?”
- Atau anda pernah menginginkan suatu benda, dan tidak anda sangka anda mendapatkan hadiah dari orang tua anda, dan benda itulah yang anda inginkan..
- Sesuatu kejadian yang mungkin mirip-mirip dengan hal tersebut di atas.

Lalu, apakah semua itu hanya sekedar kebetulan ? Apakah anda masih percaya kebetulan ? Saya kira tidak!
Semua pasti berada dalam kendali dan kehendak Tuhan, dan kehendak Tuhan disebabkan permintaan dan sikap serta pemikiran kita. Semua ada penjelasan dan proses ilmiahnya. Hanya saja, kita kurang menelaah dan mempelajarinya.
Dalam hidup ini seringkali kita dikendalikan oleh pikiran kita, bahkan menurut Deepak Chopra kita memproduksi lebih dr 65.000 pikiran dan kata setiap hari. Kabar buruknya adalah, + 65% dr pikiran dan kata itu adalah negatif…

- Duh saya ini tolol amat ya ! Gitu aja kok gak bisa…
- Hari ini aku malas banget kerja nih…
- Kenapa ya, setiap kali aku bicara di depan umum pasti tegang dan grogi…
- Aduuuh, aku ini pelupa banget sih… td aku simpen kunci dimana ya ?
- Aku kalo makan udang suka gatel lho…
- Duh kok tiap hari kepalaku pusing terus ya…
- Duh kok perutku muless mulu sih…
- Temen-temen kok sering banget bikin aku bete ya…
- Pulang nanti banjir gak ya…
- Saya itu kalo membaca buku.. sring ngantuk..
- Saya ini gak bisa konsenterasi Mas…jadi sulit untuk fokus..
- Aduh aku ini suka gak ada waktu kalo ikut seminar pengembangan diri Mbak..
- Kenapa ya Mas, kalo saya coba mulai usaha, selalu aja gagal, apa saya gak bakat berdagang ya ?
- dst dst…

Tahukah anda, itu adalah doa kita, maka itulah yang kita dapatkan dalam kehidupan kita.

Sebenarnya Kita tidak harus mengendalikan seluruh pikiran kita yang mencapai 65.000 itu.
Yang perlu kita lakukan hanyalah memperkuat pikiran-pikiran dominan kita,
dengan mengarahkan pikiran dominan kita pada bahasa-bahasa positif yang memotivasi kita, yang mendukung keberhasilan hidup kita.

Kita ingin mengendalikan hidup kita? Maka kendalikan pikiran-pikiran dominan kita.
( “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” QS Ar ra’d : 11)
Maka untuk menggapai kehidupan yang lebih bermakna dan bermanfaat, mulailah untuk mengubah diri ke arah yang lebih baik dengan mengisi/melatih bahasa dan pemikiran yang mendukung pikiran-pikiran dominan kita saat ini dengan program keberhasilan dan positif. Karena sesungguhnya DOA kita berada dalam PIKIRAN KITA dan siap untuk diwujudkan oleh Tuhan.***
OOT, Jika ini diterapkan dalam mempertahankan sebuah hubungan, tentunya sebuah hubungan akan terus harmonis dan langgeng jika masing-masing memiliki pikiran positif. Dan sesuai dengan hukum pikiran bawah sadar, alam bawah sadar kita lebih kuat dalam menyimpan kata-kata negatif daripada kata-kata positif. Sepuluh kata positif bisa dikalahkan satu saja kata negatif. Sehingga bisa saya jamin jika salah satu pihak merasa takut jika terjadi perpisahan, maka itulah doanya dan itulah yang terjadi.
Aku sangat takut jika besok saya berpisah dengan dia“. Maka seluruh alam semesta akan mengamininya, dan gelombangnya kembali kepada Anda untuk merealisasikan ketakutan tersebut. Jadi menurut saya dalam menjalin dan mempertahankan sebuah hubungan, boleh merasa takut untuk berpisah tapi jangan sedikitpun ada rasa takut itu yang berlebihan sampai ke alam bawah sadar kita.
Aku kan cewek, jadi ya lebih mudah sensitif dong, wajar kan?” Itulah doa kalian, jangan sampai membiarkan diamini banyak orang dan alam.
Begitu juga jika dalam menjalin sebuah hubungan pikiran kita malah selalu tertuju pada orang lain, bukan pasangan kita. Tentunya ikatan batin keduanya akan mulai renggang dan bisa dipastikan bagaimana endingnya.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah ia mengucapkan kata-kata yang baik atau hendaklah ia diam” (HR.Bukhari Muslim).

Sumber:

Jumat, 23 November 2012

KONSELING DALAM ANALISIS LINTAS BUDAYA (KASUS INDONESIA)


Konseling itu hakikatnya adalah ilmu terapan, dalam arti bahwa konseling selalu berupaya menggunakan prinsip-prinsip keilmuannya untuk melakukan intervensi dalam rangka membantu individu atau kelompok  yang dilayaninya. Sebagai ilmu terapan, konseling memakai acuan berbagai disiplin ilmu antara lain: psikologi, sosiologi, antropologi, pendidikan dan sebagainya. Namun dari berbagai disiplin ilmu itu, maka disiplin psikologilah yang selama ini dipandang dominan mendasari konseling. Kita masih ingat tentang konsep ”psikologi konseling” yaitu suatu studi atau telaah yang memandang konseling lebih sebagai peristiwa psikologis yaitu hubungan konselor dan klien yang dilatari oleh nuansa psikologis. Begitupula, apabila ditinjau dari tujuannya, konseling pada akhirnya berurusan dengan pengubahan perilaku yang tidak lain merupakan kawasan kajian ilmu psikologi. Apalagi kalau dikaitkan dengan konseling sebagai treatmen maka semua pendekatan maupun teknik konseling berasal dari teori dan aliran psikologi, misalnya : psikoanalisis, gestalt, humanistik ataupun behavioristik.
Kesadaran tentang perlunya memasukkan perspektif budaya dalam konseling pada gilirannya muncul belakangan  setelah para pakar konseling membaca perkembangan bahwa di kalangan ilmuwan psikologi telah menyadari bahwa antara psikologi dan budaya adalah dua variabel yang tidak bisa dipisahkan, sebagaimana kemudian muncullah gagasan tentang psikologi lintas bud
Isu yang mengemuka tentang hubungan antara psikologi dan budaya yang kemudian muncul dalam gerakan psikologi lintas budaya antara lain didorong oleh pemahaman baru tentang realitas pertemuan budaya.  Globalisasi kapitalisme yang merupakan arus utama di dunia dewasa ini pada dasarnya telah mengakibatkan penyempitan dunia. Wilayah dunia seolah semakin mengecil. Tidak jelas lagi batas-batas antar negara dalam arti kultural. Ditambah lagi dengan pesatnya pemakaian teknologi cyber yang luar biasa menjadikan seolah-olah dunia adalah satu adanya. Fenomena demikian membawa konsekuensi berupa adanya pertemuan orang atau bangsa yang tidak hanya bersifat orang perorang tetapi lebih dari itu adalah pertemuan antar budaya.
Keniscayaan tersebut di atas yang oleh sebagian kalangan dinilai sebagai gerak maju peradaban yang  di satu sisi harus dihadapi dan dijalani kalau tidak ingin dikatakan sebagai komunitas yang tertinggal dan terkesan mengisolasi diri, sementara itu di sisi yang lain dampak dari kesemuanya itu adalah terjadinya persoalan benturan budaya. Persoalan yang tidak sederhana ini tidak hanya menuntut adanya pemecahan atau resolusi. Lebih dari itu perlu penyikapan yang sehat yang berangkat dari kesadaran dan pemahaman individu dan masyarakat akan adanya keberagaman budaya yang pada gilirannya menuntut kompetensi mereka dalam beradaptasi, menerima perbedaan, membangun hubungan yang luas, mengatasi konflik yang berakar pada perbedaan budaya.
B.   Konseling  dan  Budaya
Isu tentang hubungan antar budaya atau lintas budaya merupakan persoalan yang pelik dan kompleks. Tidak saja karena kemungkinan benturan atau gegar budaya yang ditimbulkan tetapi terlebih-lebih lagi ketika memasuki era global yang meniscayakan pentingnya pergaulan antar budaya lintas bangsa ini, menimbulkan ekses yang  mengancam jati diri budaya lokal. Wacana tentang budaya lokal versus global menguatkan hal tersebut. Budaya lokal akan hilang tertelan budaya global merupakan contoh kecemasan yang selama ini dirasakan oleh sebagian anggota masyarakat yang peduli terhadap identitas budayanya. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi dari peristiwa tersebut. Antara lain misalnya ada budaya tertentu yang pendukungnya lebih memilih menghindari konflik dengan jalan menghindari budaya tertentu dengan pertemuan dengan pendukung budaya yang lain dan hanya berdiam di kawasan budayanya sendiri. Dengan demikian terkesan lebih bersikap tinggal atau berdiam dalam kawasan budayanya sendiri. Sepintas terkesan bahwa dengan hanya mengembangkan interaksi pergaulan di lingkungan sendiri akan menjadikan warga masyarakat pendukung budaya tersebut lebih aman dan terhindar dari konflik apalagi gegar budaya akibat bertemu dengan budaya lain. Contoh kasus misalnya negara tertentu yang  sama sekali tidak mengizinkan beroperasinya sistem internet karena takut akan dampak negatifnya bagi warganya.
Namun apabila kita cermati, ternyata penyikapan yang demikian itu ternyata tidak menguntungkan bagi perkembangan yang sehat bagi suatu budaya. Masyarakat pendukung budaya tersebut menjadi ekslusif dan terisolasi. Mereka kehilangan peluang memperoleh akses informasi dan wacana yang berkembang di dunia internasional  yang sesungguhnya menjadi kunci untuk tetap eksis dalam pergaulan antar bangsa. Mereka ini akhirnya hanya akan menjadi ”katak dalam tempurung” dan kehilangan kesempatan untuk belajar dan mengaktualisasikan diri secara lebih baik.
Padahal budaya yang maju adalah budaya yang mau dan siap membuka diri terhadap perubahan termasuk perubahan akibat pertemuan dengan budaya lain. Membuka diri berarti pula memahami dan menerima budaya lain dan siap menerima perbedaan ( Johnson, 1993).
Psikologi adalah ilmu tentang perilaku manusia. Hal ini mengimplikasikan bahwa psikologi mau tidak mau turut melakukan pengkajian atau telaah ilmiahnya terhadap masalah manusia dan perilakunya dalam konteks lintas budaya (Dayakisni dan Yuniardi, 2004: 3). Hal tersebut pada gilirannya juga memberi imbas kepada konseling sebagai ilmu terapan yang selama ini banyak mengandalkan rujukan kajian teori psikologi. Dengan kata lain, konseling juga harus membuka diri terhadap kemungkinan kajian ditinjau dari perspektif lintas budaya.
Sampai saat sekarang ini, terdapat dua kubu penyikapan terhadap konseling terkait dengan munculnya konsep konseling lintas budaya. Kubu pertama berasumsi bahwa perspektif lintas budaya dalam konseling itu tidak penting. Ketika seorang klien memasuki suatu hubungan yang bersifat membantu (helping relationships), maka yang menjadi fokus adalah individu bukan budayanya. Pada saat konseling, seorang konselor tidak berurusan dengan budaya klien, begitu pula tidak bersangkut paut dengan budaya konselor, melainkan dengan individu klien an sich. Pada hakikatnya klien sebagai manusia dalam perilakunya merujuk kepada prinsip-prinsip yang umum dan  universal sebagaimana yang dapat dipelajari dari berbagai teori psikologi yang selama ini ada. Kebenaran teori-teori psikologi yang menjadi kajian ilmiah dan acuan konseling selama ini diyakini mampu melintasi batas-batas kultural. Sebagai contoh misalnya, ketika berbicara tentang hierarki kebutuhan ala Maslov kita tidak membedakan apakah itu berlaku untuk masyarakat budaya Barat atau masyarakat budaya Indonesia, karena selama manusianya sama dalam arti aspek psikobiologisnya maka teori jenjang kebutuhan Maslow berlaku untuk budaya di manapun.
Kubu yang kedua sebaliknya berpendapat bahwa konseling itu tidak berlangsung dalam ruang vakum (kosong). Ketika seorang klien memasuki ruang konseling, perilakunya sebagai fokus layanan bantuan oleh konselor  memuat aspek-aspek tertentu seperti kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai hidupnya, kepercayaan, pola berpikir klien  yang tidak lain adalah faktor-faktor  budaya klien. Jadi sangatlah ceroboh jika kita mengabaikan faktor-faktor budaya pada perilaku klien dalam proses konseling. Apalagi seorang konselor harus berprinsip bahwa klien itu unik baik itu secara psikologis maupun ditinjau dari latar budayanya. Kritik kubu kedua ini terhadap pandangan kubu pertama adalah jika konselor mengabaikan faktor-faktor budaya klien maka akan muncul bahaya bagi konseling karena konselor tidak peka budaya, kurang empatik, bahkan bisa terjebak pada pemaksaan nilai-nilai budayanya kepada klien yang dibantunya.
Dalam kajian antropologi dikenal konsep yang disebut : ethic dan emic.Kedua konsep ini pertamakali dikembangkan oleh Pike pada tahun 1950an. Ethicdan emic secara etimologis diangkat dari kajian antropologi bahasa. Ethicberasal dari phonetics yaitu studi yang mempelajari bunyi-bunyian yang digunakan dan ditemukan pada semua bahasa secara universal  pada berbagai budaya. Sebaliknya emic berasal dari kata phonemic yaitu studi yang mempelajari bunyi-bunyian yang unik pada bahasa tertentu. Pike selanjutnya mengadopsi dua istilah di atas sebagai titik pandang dalam mempelajari perilaku dalam latar budaya.  Para ilmuwan psikologi yang tertarik pada kajian lintas budaya kemudian memakai dua konsep itu untuk menjelaskan dua hal yang berbeda, yaitu, Ethicadalah aspek kehidupan yang muncul konsisten pada semua budaya sedangkanEmic adalah aspek kehidupan yang muncul dan benar pada budaya tertentu saja. Upacara pernikahan adalah contoh ethic, tetapi carok bagi budaya Madura atau harakiri bagi budaya Jepang adalah contoh emic.
Dengan demikian, asumsi kedua kubu tentang konseling di atas sesungguhnya bertolak dari konsep antropologi tentang ethic dan emic. Kubu yang  mengabaikan faktor budaya klien dalam konseling bertolak dari konsep ethic yang menyatakan bahwa pada diri klien berlaku prinsip-prinsip umum dan universal yang secara konsisten berlaku pada semua manusia. Sebaliknya kubu kedua yang mengakui dan mempertimbangkan faktor-faktor budaya klien dalam konseling berangkat dari konsep emic yang mengakui keunikan klien dengan segala latar budayanya.
C.  Faktor-faktor Budaya dalam Konseling
   Pada mulanya, baik psikoterapi maupun konseling umumnya hanya mempertimbangkan sebagai hubungan dua pihak. Yakni klien dan konselor atau terapis. Ivey (1986) menegaskan bahwa adanya empathetic ke arah klien cukup untuk hubungan konseling yang efektif. Anggapan dan keyakinan ini telah bertahan bertahun-tahun, sampai kemudian ada pendapat baru yang belakangan muncul bahwa setidaknya ada empat faktor masuk dalam arena konseling atau psikoterapi : (1) Klien, (2) konselor atau terapis (3) latar historis dan budaya klien dan (4) latar historis dan budaya konselor/terapis.
Dengan demikian, proses konseling bukan sesuatu yang sederhana terlebih mengesan sebagai vakum sosiokultural. Bahkan tidak jarang terjadi konseling mengalami kegagalan karena konselor kurang cakap menangani faktor-faktor budaya.
Ada pengalaman yang menarik yang penulis temui ketika mendampingi dan mensupervisi calon Konselor dari Pendidikan Profesi Konselor ketika praktik konseling lintas budaya di daerah Pasaman Sumatera Barat beberapa waktu lalu. Pada waktu itu calon konselor yang praktik ini hendak melakukan sesi bimbingan kelompok terhadap sejumlah murid kelas tinggi Sekolah Dasar. Untuk memecah kebekuan, Konselor bermaksud mengajak anggota kelompok bernyanyi lagu yang populer ” Balonku ada Lima”. Tetapi apa yang terjadi? Alih-alih menyanyikan lagu tersebut, semua anggota kelompok terdiam dan wajah merekapun merah padam. Apa gerangan yang terjadi? Ternyata ini soal bahasa. Istilah ”balon” ternyata bagi mereka bermakna lain. Konotasi kata tersebut dalam latar budaya mereka berarti payudara perempuan. Demikianlah, bahwa perkara bahasa   yang bersifat  verbal dan konotasi dalam konteks latar budaya menjadi faktor signifikan dalam konseling.
Dalam kasus yang lain, dapat diketengahkan bahwa faktor  non verbal yang sering kita temukan dalam teori konseling, semisal ”sentuhan” sangat kontekstual dengan budaya. Di sekolah menengah kita, sentuhan pada bahu klien untuk maksud penguatan  oleh seorang konselor akan bisa dimaknai lain apabila yang melakukan adalah seorang konselor laki-laki ( yang muda lagi) kepada murid perempuan, misalnya. Hal itu berbeda jika berlaku sebaliknya yakni Konselor wanita terhadap murid laki-laki.
Situasi di mana antara konselor dan klien berbeda budaya, lazim dinamakan konseling lintas budaya atau multi kultural. Sering orang mengartikan bahwa konseling lintas budaya itu sebagai suatu pendekatan seperti pendekatan-pendekatan psikoanalisis, behavioristik, gestalt dan sebagainya. Ini lebih diperkuat lagi dengan pelabelan konseling lintas budaya sebagai angkatan ke IV dalam gerakan konseling kita. Namun begitu, jika merujuk definisi pada umumnya tentang konseling lintas budaya, maka jelaslah megimplikasikan bahwa semua konseling itu hakikatnya lintas budaya, tanpa harus menegaskan secara eksplisit latar konselor dan klien berdasar penggolongan etnis, agama, ras, dan sebagainya.
Sebagai contoh misalnya, konselor dan klien boleh jadi sama-sama dari etnis Jawa dan Muslim. Tetapi pada kenyataannya kalau  dianalisis ternyata ada faktor sub kultur yang menjadikan mereka berdua tetap dalam status lintas budaya. Misalnya setelah dicermati ternyata konselor berasal dari lapis masyarakat kelas menengah sementara klien berasal dari kelas masyarakat bawah. Konselor berasal dari generasi tahun delapanpuluhan sementara klien berasal dari tahun duaribuan. Kedua variabel subkultur tersebut sudah tentu akan ikut berpengaruh dalam proses komunikasi konseling.
Relevan dengan hal tersebut Draguns (1989) mencoba menyodorkan beberapa poin kunci yang patut dipertimbangkan oleh semua konselor baik itu konselor yang berlabel konselor multikultural atau konselor yang praktik di sekolah dan masyarakat pada umumnya :

Konseling bukanlah produk budaya Indonesia, ia dibawa dari Amerikapada tahun enampuluhan oleh para pakar pendidikan kita seusai belajar di sana. Karena bukan produk budaya kita, maka sebagaimana tradisi ilmu sosial, maka konseling di Indonesia sebagai disiplin ilmu tidak lepas dari sifat ahistoris.
Beberapa tinjauan latar sosial-budaya dapat menjelaskan bahwa ada kesenjangan yang menjadikan konseling merupakan ”barang asing” dalam masyarakat kita. Konseling menurut aslinya muncul dari latar masyarakat Amerika  yang individualis, egaliter dan otonom. Sementara penerapannya di sini harus berhadapan dengan latar masyarakat yang berlawanan karakteristiknya yakni : komunal, deterministik. Sebagai contoh misalnya implementasi konseling di sekolah : bagaimana konseling dapat terselenggara efektif, jika   menurut versi aslinya berpijak pada kesetaraan hubungan antara konselor dan konseli, di sekolah kita termodifikasi jadi hubungan guru dan murid? Bagaimana konseli mampu mengembil keputusan secara otonom sementara budaya kita malahan mengutamakan pelibatan orang tua dalam perencanaan hidup?
Bertolak dari uraian di atas, maka isu indigenisasi konseling adalah persoalan yang relevan dan perlu dikaji lebih dalam oleh para praktisi konseling kita. Harus disadari bahwa tradisi keilmuan di negara kita tidak lebih dari bayang-bayang  dari keilmuan di dunia barat. Semua ilmu  konseling yang diterapkan  di Indonesia tidak lebih dari kloning teori Rogers, Ellis, Krumboltz, Charkuff dan sebagainya. Nyaris tidak ada satu pun pakar konseling yang memasuki rimba keilmuan konseling dengan melakukan rekonstruksi yang lebih berbasis budaya pribumi. Ada satu dua yang mulai merintis misalnya Munandir (1990) dengan mencoba mendedah corak konseling ala Indonesia sebagai wilayah interseksi antara disiplin psikologi, agama dan budaya. Prayitno ( 2002) mencoba menelurkan teori konseling Pancawaskita yang sekarang ini dikembangkan pada program pendidikan profesi konselor. Dengan demikian, tantangan yang ada di depan kita adalah bagaimana mengupayakan semacam indigenisasi konseling.
Isu indigenisasi konseling setidaknya berdiri di atas beberapa alasan. Yang pertama, kita menyadari bahwa hampir totalitas tubuh ilmu konseling yang meliputi asumsi-asumsi nilai, preferensi ideologis, apriori kognitif dan orientasi filsafat berasal dari Barat. Padahal tidak semua kecenderungan yang disebut itu memiliki kecocokan dengan latar sosial dan budaya kita. Akan jauh lebih strategis bahwa dalam hal pengembangan ilmu konseling tidak begitu saja menelan mentah dari transfer pemikiran luar-Indonesia. Setidak-tidaknya harus ada adaptasi dan modifikasi atau bilamana mungkin membangun konstruk teori konseling ala Indonesia yang ”membumi” yang didasarkan atas temuan lokal yang diharapkan dapat menjawab langsung permasalahan di masyarakat setempat. Yang kedua, akibat dominasi pemikiran ”asing”  ( teori konseling ala Barat ) tersebut , sering terjadi para konselor kita baik dalam teori maupun praktik terjebak pada kegiatan mengulang-ulang dan mengambil begitu saja teori asing tersebut tanpa kritik terhadap hal-hal substansi seperti nilai-nilai filosofis.
Ada ilustrasi menarik yang penulis dapatkan dari ceritera Profesor Prayitno tentang Carl Rogers dengan teori berpusat pada pribadi ketika menangani konseli seorang wanita single parent yang gelisah dengan perilakukumpul kebo dengan pacarnya. Rogers tidak pernah memusingkan dengan apakah perilaku si wanita itu normatif atau tidak . Sesuai dengan nilai-nilai individualitas barat, baginya yang penting adalah pada peneguhan konsep diri tanpa harus mengurasi rasa kasih sayang kepada satu-satunya anak puterinya (yang konseli khawatirkan akan menilai ibunya sebagai wanita ”gampangan”) toh setelah dewasa si anak akan mengerti mengapa ibunya berperilaku seperti itu. Sekarang, marilah kita bayangkan bagaimana apabila kasus yang sama diterapkan di Indonesia? Apa yang akan terjadi?
Pada kenyataannya, banyak kasus praktik konseling terutama di sekolah yang salah kaprah akibat menelan begitu saja teori dari barat. Konon pernah terjadi seorang guru Bimbingan danKonseling di suatu sekolah mencoba menerapkan teknik aversif pada siswa yang ketahuan merokok. Diberinya siswa lebih dari sebungkus rokok untuk dihisap si siswa dengan harapan agar ia jera. Secara teori mungkin benar, tetapi apakah treatmen yang demikian sudah tepat di terapkan  kepada siswa yang sedang dalam masa mencari jati dirinya itu? Alih-alih bukannya jera atau kesembuhan yang ia dapatkan tetapi justru menambah masalah baru dengan trauma-trauma tertentu.
E. Penutup
Hambatan praktik pelayanan konseling di Indonesia adalah salah satu kenyataan empiris yang menguatkan dugaan bahwa penerapan konseling tanpa mempertimbang-kan aspek budaya yang berlaku di masyarakat akan berujung pada kegagalan. Hal ini disebabkan faktor ahistoris yang melekat pada karakter ilmu pengetahuan yang seringkali begitu saja diimplementasikan, tanpa melihat bahwa filsafat, nilai-nilai dari mana ilmu pengetahuan itu berasal kemungkinan berbeda atau bahkan bertentangan sama sekali.
 Pemribumian atau indigenisasi konseling merupakan jawaban atas persoalan tersebut. Namun upaya itu tidak serta merta mudah diwujudkan, tetapi setidak-tidaknya perlu mulai memikirkan modifikasi model konseling ala Indonesia, sebagaimana telah dirintis oleh Prof. Prayitno melalui model Konseling Pancawaskita.

Oleh:
Heru Mugiarso: Ketua Pendidikan Profesi Konselor Unnes

F. Daftar Bacaan
ü  Dedi Supriadi, 2001. Konseling Lintas Budaya : Isu-isu dan Relevansinya di Indonesia (Pidato Pengukuhan Guru Besar UPI) . Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
ü  Munandir.1990. Bimbingan dan Konseling Indonesia : Corak yang Bagaimana?(Pidato Pengukuhan Guru Besar IKIP Malang) Malang : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
ü  Tri Dayakisni dan Salis Yuniardi. 2004.Psikologi Lintas Budaya. Malang : UMM Press
ü  Pedersen, Paul dan kawan-kawan.1980.Counseling Across Culture. USA : The University of  Hawai
ü  Prayitno. 2002. Konseling Pancawaskita. Padang  : Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNP

Kamis, 22 November 2012

Menginterpretasikan Aspek Budaya Etnis Lokal Indonesia


Menginterpretasikan Aspek Budaya Etnis Lokal Indonesia
Kode Unit: PARUJPFTG11C
Standar Kompetensi
Materi Pendukung Bagi Pengajar dan Siswa
Tugas-tugas Penilaian

Ucapan terima kasih

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Travel and Tourism Project Team (IAPSD) mengucapkan terima kasih atas konstribusi dan dukungannya atas partisipasi terhadap lembaga ini:

Perhimpunan Biro Perjalanan Seluruh Indonesia (ASITA)
Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI)
Perhimpunan Pengelola Konferensi Profesional Indonesia (SIPCO)
Asosiasi Kongres dan Konvensi Indonesia (INCCA)
Asosiasi Objek Wisata Indonesia (PUTRI)
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar)
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Departemen Pendidikan Nasional
Australian National Training Authority (ANTA)
Australian Agency for International Development (AusAID)
Tourism Training Australia (TTA)
PT. Abacus Distribution Systems Indonesia

Sebagai tambahan, Tim Proyek ini mengucapkan terima kasih kepada nama-nama dibawah ini atas masukan mereka dalam penulisan dan pembuatan materi-materi standar kompetensi:


Ade Soemantri
AA. Gede Oka Geria, SS
Agung DS Daniswara
Alex Kahu Lantum, Drs., M.S
Amrullah, Drs
Arief Faizal Rachman
Bambang Gunardjo, BA
Beatrix L.L.R Marbun
Budi A. Sambas, S.Pd
Dedi Supriyadi
Diah Utari B.R., Dra., M.Si
Diksa Kuntara, SE
Djamang Ludiro, Drs
Edi Kustanto, Drs., MM
Efrin I. Panhar, Drs
Eleanore Lanny
Elizabeth Pujianti
Erick Y. Pasaribu, BA
Etty Sulistyawati
Eva Mora mangunsong, Dra
Eveline Adhiyasa
Handono Eko Prabowo, T, Drs, MBA
Heben Ezer
Herry Maridjo, H, Drs, M.Si
I Gusti Ayu Waliwati, Dra
I Made Wardhana, Drs
I Nyoman Sukasanjaya, SS
Joko Prayitno, Drs
Joko Priyadi
Joko Purwanto, Drs
Joko Siswanto, FA. Drs, MM, Akt
Katamsi Nurrasa
Leo Muda Limbong
Lisia Apriyani, SE, Akt
Maharani Leksmono, SE
Mahfuddin Akhyar
Melly Selibulgani
Misbach Malik
MT Sirait
Muchlis Anwar
Nani Harsojo
Ni Ketut Citra Yuni, SS
Nila K. Hidayat, SE
Nurrohmat
Pisa Ramli
R. Felix Hadimulyanto
Rina Arlianti
Rina Suprina, Dra
Rochmani Dwiastuty S, S.Pd
Rubiyanto, P., Drs, MM
Rukiah
Santi Palupi, Dra, MM
Sudiarto
Tetty Ariyanto
Tigor Tambunan
Titus Odong Kusumajati, Drs, MA
Tri Harsono Udjianto
Trikarya Satyawan
Trisnawati Rahayu, M. SE, Akt
Triwanggono, A, Drs, M.S
Uday Aliwidaya
Wahyu Ari Andriyanto, Chr, Y, SE,Akt
Wahyu Hadad
Yudi Yuniarto, A, SE, MBA
Yuliati, S.Pd
Yusef Widya Karsono, SE, MBA


Daftar Isi

Unit No.

Judul Unit

Hal.

1
Pengantar Pendahuluan

2
Panduan umtuk Pengajar

3
Standar Kompetensi

4A
Rencana Isi

4B
Cara Mengajar Kompetensi Standar

4C
Materi Pendukung bagi Pengajart

5
Cara Menilai Unit Ini


Menjalankan semua program pengajaran secara efektif untuk tercapainya Kompetensi memerlukan level-level berikut berdasarkan angka dan huruf.

Level

Berdasarkan kemampuan menulis/huruf

2
Kemampuan menulis yang maju, menganalisa dan menilai dengan kritis.

Level

Berdasarkan kemampuan menulis/huruf

1
Kemampuan untuk menggunakan simbol dasar, diagram dan istilah matematika dalam kontex yang biasa dan dapat diprediksi dan dapat berkomunikasi secara matematis.



Bagian 1      Pengantar Pendahuluan
Selamat datang ke petunjuk ini.
Petunjuk ini menggunakan pelatihan berdasar kompetensi untuk mengajarkan keterampilan yang diperlukan di tempat kerja.
Hal ini didasarkan atas kompetensi standar yang merupakan keterampilan yang sudah disepakati secara nasional, pengetahuan dan sikap yang diperlukan untuk tugas-tugas tertentu. Penekanan utamanya adalah pada apa yang harus bisa dilakukan oleh seseorang sebagai hasil dari pelatihan tersebut. Salah satu ciri penting dari pelatihan berbasis kompetensi adalah mengutamakan pelatihan para individu untuk pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja, Buku petunjuk ini akan membantu anda mengajar, menyiapkan kegiatan kegiatan yang berpusat pada siswa dan penilain sesuai dengan pelatihan berbasis kompetensi yang berjudul menginterpretasikan aspek-aspek budaya suku bangsa Indonesia.
Petunjuk ini berkaitan dengan keterampilan-keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dituntut untuk menginterpretasikan aspek-aspek budaya lokal suku bangsa Indonesia pada konteks kepariwisataan. Unit ini berfokus pada pemahaman yang mendalam dari suatu budaya lokal tertentu. Fokusnya pada pendalaman, pemahaman yang ditujukan untuk membedakan unit ini dari PARUJPFTG10C Menyelidiki dan Membagi Informasi Umum pada Kebudayaan Etnik Indonesia.
Bagian ini tidak mengemukakan hanya pada satu budaya Indonesia dan menekankan pentingnya pengetahuan budaya setempat secara mendalam, tingkah laku yang tepat secara budaya dan pertimbangan masyarakat setempat. Pengetahuan budaya lokal perlu dikuasai dalam unit ini mungkin yang bisa diterima adalah tokoh-tokoh masyarakat yang dituakan oleh masyarakatnya.
Unit ini erat hubungannya dengan unit-unit lain
Pelatihan yang terpadu/penilaian mungkin bisa cocok khususnya dengan bagian-bagian sebagai berikut:
  • PARUJPFTG10C Menyelidiki dan Membagi Informasi Umum pada Kebudayaan Etnik Indonesia.
  • PARUJPFTG08C Mengembangkan Terjemahan Materi untuk Kegiatan Pariwisata Ekologi.
  • PARUJPFTG06C Kmenyiapkan dan Menyajikan Informasi pada Tur.
Para peserta pelatihan sebaiknya menyusun Bagian-bagian mereka berdasarkan:
  • Keperluan parta peserta pelatihan
  • Keperluan organisasi mereka
  • Ketersediaan waktu pelatihan
  • Situasi pelatihan
Pengantar strategi, termasuk isi rencana yang telah disediakan bagi para pelatih. Isi yang disarankan memberikan sebuah indikasi dari apa yang menjadi kebutuhan yang harus terpenuhi dengan standar kompetensi yang ada.

Pengantar strategi yang digunakan dan tersedianya penilaian dalam paket ini tidak diwajibkan dan seharusnya digunakan sebagai suatu petunjuk. Para siswa dianjurkan memanfaatkan pengetahuan industri yang mereka miliki seperti: Pengalaman, Contoh-contoh materi yang ada di daerah setempat dan hasilnya dijadikan sesuatu atau meningkatkan sumber-sumber mereka sendiri, dengan tujuan meyakinkan pelatihan yang sesuai.

Definisi.

Dalam materi pengajaran, seorang individu yang ingin mencapai kompetensi disebut sebagai siswa. Dalam situasi pelatihan anda sendiri, orang ini dapat saja dianggap sebagai murid, orang yang ingin belajar, atau peserta. Dalam hal yang serupa, seseorang yang mengajarkan kompetensi ini disebut sebagai pelatih. Dalam situasi latihan anda sendiri, seseorang ini bisa disebut sebagai seorang guru, pengajar, fasilitator atau pengawas.

Diperlukan waktu berapa lama untuk mencapai keberhasilan standar kompetensi

Dalam pelatihan berstandar kompetensi, pelatihan harus berfokus pada pencapaian kompetensi itu sendiri, bukan sekedar untuk memenuhi waktu yang dituntut, sebab waktu yang diperlukan oleh setiap siswa untuk mencapai kemampuan tertentu akan berbeda-beda.

Simbol.

Dalam paket pelatihan ini anda akan menemukan berbagai macam simbol. Berikut ini arti dari simbol-simbol tersebut:

Simbol

Arti

HO
Handout = Lembaran untuk siswa

OHT
Overhead Transparency  = Lembar transparansi yang dapat digunakan dengan alat Overhead Proyektor atau dapat dengan papantulis atau flipchart
 Assessment Task
Assessment Task = Tugas yang di nilai yang harus diselesaikan oleh siswa

Task
Tugas atau aktivitas yang harus di selesaikan oleh siswa.

Daftar Kata

Dapat diikuti oleh semua golongan

Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan ini mesti bisa diikuti oleh semua orang tanpa melihat umur, jenis kelamin, sosial budaya, atau latar belakang pendidikannya.

Penilaian

Proses formal yang memastikan bahwa pelatihan yang diadakan memenuhi syarat standar yang ditentukan/dibutuhkan oleh sektor industri ini. Proses ini akan dilakukan oleh seorang penilai yang sudah pakar dalam hal mengevaluasi bidang-bidang seperti ini secara nasioanl dalam struktur yang telah disetujui.

Kompeten/Mampu

Mampu melakukan pekerjaan dan memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang diperlukan untuk melakukan sesuatu pekerjaan secara efektif di tempat kerja, berdasarkan standar-standar yang telah disetujui.

Pelatihan Berdasarkan Kompetensi

Pelatihan ini menitikberatkan pada apa yang dapat dilakukan oleh seseorang dan mengukur kinerja terhadap standar-standar yang telah disetujui.

Aspek Penting dari Sebuah Evaluasi/Penilaian

Menerangkan inti sebuah evaluasi dan hal-hal kunci saat mengevaluasi sesuatu.

Kontek Penilaian/Evaluasi

Menerankan dimana, bagaimana dan dengan metode apa evaluasi harus terjadi.

Elemen-elemen

Keterampilan-keterampilan yang akhirnya akan membentuk sebuah unit kompetensi.

Panduan/Evaluasi

Pedoman bagaimana sebuah unit dapat dievaluasi.

Adil

Tidak akan mengecewakan beberapa kadidat/siswa tertentu.

Fleksible (mudah disesuaikan)

Diakui bahwa cara mengajar dan mengevaluasi kinerja berdasarkan sistem kompetensi tidak dapat dilakukan dengan hanya satu pendekatan saja.

Evaluasi Formatif

Evaluasi yang dilakukan sewaktu-waktu selam pelatihan. Evaluasi semacam ini menolong para siswa untuk memastikan bahwa sebuah proses belajar memang sudah/sedang terjadi, evaluasi semacam ini juga dapat memberi umpan balik pada siswa atas kemajuan pelajaran/pelatihan mereka.

Kemampuan Kunci

Kemampuan-kemampuan yang mendasari segala macam kinerja. Yang dimaksud dengan kinerja tersebut adalah mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisir ide-ide serta informasi, mengkomunikasikan ide dan informasi, merencanakan dan mengorganisir aktifitas, bekerjasama dengan orang lain dalam kelompok, memecahkan persoalan, menggunakan tehnologi, menggunakan ide-ide dan tehnik matematika.
Kemampuan semacam ini dinilai pada tingkat-tingkat berbeda sebagai berikut:

Tingkat kemampuan yang harus dilakukan untuk mencapai kompetensi ini
Tingkatan
Ciri-ciri
1
Dapat melakukan tugas-tugas rutin dalam prosedur yang sudah ditentukan tapi masih sering harus dibimbing oleh pelatih/pengawas.
2
Dapat melakukan tugas-tugas dengan arti lebih luas dan kompleks dengan peningkatan otonomi dengan cara bekerja sendiri. Pelatih hanya akan memeriksa saat tugas sudah diselesaikan siswa..
3
Dapat melakukan aktifitas-aktifitas kompleks/sulit dan aktifitas non-rutin, memotifasi diri sendiri dan bertanggungjawab atas pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain.

Hubungan Dengan Unit-unit Lain.
Menerangkan peran unit dan tempatnya dalam satu set kompetensi penuh yang telah ditentukan oleh industri bersangkutan. Memberi pedoman unit-unit mana yang dapat dievaluasi bersama.

Standar Kompetensi Nasional

Pernyataan yang telah disetujui secara nasional tentang keterampilan dan pengetahuan bahwa manusia perlu bekerja dan bahwa standar kinerja seseorang memang dibutuhkan.

Kriteria untuk Kerja

Kriteria untuk kerja dipakai untuk menilai apakah seseorang telah mencapai satu buah unit kompetensi.

Peniliain Yang Memenuhi Syarat

Seseorang yang telah memenuhi syarat untuk menjadi penilai.

Deretan Variabel

Deretan rincian berbagai konteks yang dapat diterapkan pada unit tertentu.

Dapat dipercaya

Memakai metoda-metoda dan prosedur yang dapat dipercaya bahwa standar-standar kompetensi dan tingkatanya telah dijabarkan dan dilakukan secara konsisten pada setiap konteks yang ada dan kepada setiap siswa.

Standarisasi dan Lembaga Sertifikasi

Departemen Tenaga Kerja telah memberikan kekuasaan kepada ASITA (Associations of Indonesian Travel Agents) dan perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk mendirikan sebuah badan atau institut untuk standarisasi dan sertifiikasi kompetensi untuk para pekerja Indonesia dalam industri pariwisata dari industri jasa dan keramahtamahan. Institut ini akan mengembangkan standar kompetensi dan sistem informasi untuk komptensi-kompetensi standar dan sertifikat, akan juga melakukan ujian serta sertifikasi terhadap kompetensi para pekerja Indonesia dibidang industri ini.

Penilaian Sumatif

Penilaian yang akan dilakukan setelah siswa menyelesaikan pelatihan satu unit kompetensi untuk memastikan bahwa siswa telah mencapai satu kriteria unjuk kerja yang diinginkan.

Ketrampilan & Pengetahuan Penunjang

Menerangkan keterampilan dan pengetahuan apa yang diperlukan untuk menjadi kompeten pada satu tingkat tertentu.

Penjabaran Unit

Penerangan secara umum tentang standar kompetensi.

Berlaku

Keputusan pada fakta dan kriteria yang sama akan menghasilkan hasil penilaian yang sama walaupun penilai-penilainya berbeda.

Bagian 2      Panduan untuk Pengajar/Pelatih
Standar kompetensi yang merupakan pernyatan kesepakatan nasional terdiri dari tiga komponen yang saling terkait, pengetahuan dan sikap yang diperlukan untuk menjalankan tugas secara efektif.
Urutan aktifitas yang telah diusulkan untuk menyampaikan kompetensi ini adalah sebagai berikut:
  • Tugas-tugas praktis
  • Proyek-proyek dan tugas
  • Studi Kasus
  • Ceramah/Kuliah
  • Video dan referensi
  • Kegiatan kelompok
  • Permainan peran dan simulasi.
Sebaiknya para pelatih dapat memilih strategi-strategi yang pantas untuk kompetensi yang diajarkan, situasi dan kebutuhan yang diperlukan siswa. Misalnya, bila tidak dapat melakukan praktek kerja nyata, maka simulasi yang berbeda-beda dan juga permainan peran dalam pengajaran juga dapat dilakukan untuk menggantikannya.

Peranan Pelatih/Pengajar

Salah satu peranan pelatih/pengajar adalah untuk memastikan adanya pelayanan standar tinggi melalui pelatihan yang efektif. Untuk bisa melatih siswa pada kompetensi ini anda harus kompeten/mahir dalam segala aspek unit ini.
Untuk meyakinkan bahwa anda siap untuk bekerja dalam kompetensi ini bersama para siswa, maka pertimbangkanlah beberapa pertanyaan berikut ini:
  • Seberapa besarkah keyakinan anda tentang kemampuan anda tentang keterampilan di tempat kerja, pengetahuan serta sikap yang dituntut untuk mengajar setiap elemen dalam bidang ini?
  • Apakah ada informasi baru atau aturan baru yang mungkin anda perlukan sebelum anda memulai pelatihan ini?
  • Apakah anda merasa percaya diri dalam mendemonstrasikan tugas-tugas praktik?
  • Apakah anda mampu menerangkan dengan jelas landasan pengetahuan yang diperlukan oleh para siswa untuk bisa melakukan pekerjaan mereka dengan benar?
  • Apakah anda memahami situasi-situasi di lingkungan industri dimana kompetensi tersebut bisa diterapkan?
  • Apakah anda sadar tentang kemampuan berbahasa, keterampilan membaca dan berhitung yang diperlukan oleh para siswa untuk bisa mendemonstrasikan kemampuan mereka dalam kompetensi ini?
  • Apakah anda sudah mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan kesempatan dan kesamaan dalam merencanakan pengajaran pada program pelatihan ini?
Dari persektif penilaian diasumsikan bahwa perilaku yang tepat terintegrasi dalam penilaian keterampilan dan pengetahuan yang khusus dalam standar kompetensi.

Ketentuan-Ketentuan

Anda mesti menyadari aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk yang relefan yang harus dipatuhi oleh siswa anda.

Alat pengajaran yang diperlukan untuk mengajar kompetensi ini

Fasilitas yang diperlukan untuk mengajarkan teori

Ruang kelas untuk mengajar siswa, observasi kelas, papan tulis, overhead projector, layar overhead projector, flif chart, kertas flif chart dan pengeras suara.

Keperluan khusus untuk mengajar

Tidak ada

Dimana memperoleh informasi yang lebih jauh

Sumber-sumber informasi dapat mencakup beberapa kategori sebagai berikut:
Travel Indonesia Magazine
Publisher: PT. Travia Duta
Telp: (62 21) - 380 5555 Ext 76006
Fax:  (62 21) - 38406143 
Tamasya Magazine (Majalah Tamasya)
Penerbit: Sinergi Wahana Citra Indonesia
Telp: (62 21) - 5704931
Fax:  (62 21) - 5707517
Indonesia Diversity Video (TMII)
Publisher: Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Pavilion of Indonesian Provincies
Telp: (62 21) - 8401719
Fax:  (62 21) - 8400709
Teacher Associations - PPPG
Jl.Raya Parung KM.22-23 Bojongsari, Sawangan – Bogor
Telp: (021) - 7431271
The Association of the Indonesian Tourism Attractions (PUTRI)
Gedung Sasana Griya
A 15 Lt II
Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta
Telp: (021) - 8401-719
Fax:  (021) - 8400-709
Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA)
Komp Golden Plaza Blok A/30
Jl RS Fatmawati No 15, Jakarta
Telp: (021) - 7590-0094-95
Fax:  (021) - 7507-537

Society of Indonesian Professional Conference Organisers (SIPCO)
Setia Travel
Jl H.Anshari No 33 B Jakarta
Telp: (021) - 6385-8611
Fax:  (021) - 6386-4182 
Indonesia Congress and Convention Association INCCA
Hotel Wisata
Arcade 13A, Jakarta
Telp: (021) - 3140-982
Fax:  (021) - 334-470 
Indonesian Guides Association (HPI)
Ade Sumatri
Telp: (021) - 9133-921
Fax:  (021) - 5213-257 (Via Dinas Pariwisata DKI) 

Situs Internet

Direktorat Dikmenjur
SMK 8 Makassar
Boeing Company
Environmental Information
Green Net
Internet World Travel Guide
Planet Earth Home Page
Tourism Training Australia
United Nations Development Program
Virtual Tourist II
World Tourism Organization: World Tourism Information Centre

Anda dapat menambah sumber informasi anda sendiri untu mengajar kompetensi ini:
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
Kebutuhan untuk memperbaharui ketrampilan dan pengetahuan anda sendiri.
Karena perubahan secara alami dari industri, pelatih/guru sebaiknya secara kritis mereview dan memperbaharui sumber-sumber dan mempertahankan pengetahuan yang ada tentang semua praktek industri.

Bagian 3      Standar Kompetensi

Gunakan bagian ini untuk:

·         Mengidentifikasi apa yang harus dilakukan oleh para siswa.

·         Mengidentifikasi apa yang sudah dikerjakan oleh para siswa.

·         Memeriksa kemajuan para siswa.

·         Memastikan bahwa anda sudah mencakup semua unsur dan kriteria penampilan dalam Pelatihan.

·         Memastikan bahwa anda sudah mencakup semua unsur dan kriteria penampilan kalau melakukan pengujian.

Judul Unit

Menginterpretasikan Aspek Budaya Etnis Lokal Indonesia.

Penjabaran Unit

Petunjuk ini berkaitan dengan keterampilan-keterampilan, pengetahuan dan sikap yang dituntut untuk Menginterpretasikan perbedaan-perbedaan aspek-aspek budaya suku bangsa Indonesia pada koteks pariwisata. Bagian ini berfokus pada suatu bentuk interpretasi yang mendalam pada budaya lokal tertentu. Dan juga membedakanya dari PARUJFTG10C Menyelidiki dan Membagi Informasi Umum pada Kebudayaan Etnik Indonesia.
Bagian ini tidak mengemukakan pada satu budaya Indonesia dan menekankan pentingnya pengetahuan budaya lokal yang mendalam, tingkah laku yang tepat dan berdasarkan pertimbangan masyarakat setempat. Pengetahuan budaya lokal perlu dikuasai dalam unit ini dan pengetahuan ini hanya bisa diperoleh pada orang-orang yang dituakan dimasyarakat.
Elemen
Kriteria Unjuk Kerja
01   Konsultasikan dengan masyarakat setempat
1.1  Anggota masyarakat yang tepat diajak berunding mengenai aktifitas budaya pariwisata termasuk;
1.1.1   Informasi yang dapat dibagi
1.1.2   Siapa yang dapat memberikan informasi kepada siapa
1.1.3   Siapa yang dapat menerima informasi
1.1.4   Aktifitas apa yang tepat dan
1.1.5   Siapa yang harus dilibatkan
1.2   Aktifitas pariwisata direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan keinginan masyarakat setempat.

02  Menginterprestasikan Aspek Budaya Etnis Lokal Indonesia bagi Pelanggan
2.1.  Aspek budaya diinterprestasikan bagi pelanggan pada tingkat kedalaman yang sesuai untuk pramuwisata dan khususnya pelanggan
2.2.   Interpretasi budaya memperhitungkan hak cipta dan ketentuan milik intelektual
2.3.   Pelanggan diberi penjelasan siangkat tentang sikap budaya yang tepat
2.4.   Pelanggan disadarkan akan persoalan hak cipta dan masalah milik intelektual yang mungkin akan mempengaruhi tingkah laku mereka dimasa depan
2.5.   Tingkah laku pribadi pemandu wisata selama aktifitas memperlihatkan pengahargaan akan nilai-nilai budaya etnis lokal indoensia.
2.6.   Bila diperlukan praktek tradisional dan temproser diperlihatkan pada para pelanggan dengan cara yang dapat meningkatkan pengertian mereka akan budaya, adat istiadat, kebiasaan, gaya hidup tersebut.
2.7.   Bila diperlukan bahasa daerah dipergunakan dengan benar dan disampaikan kepada pelanggan
2.8.   Bila diperlukan pelanggan diundang untuk mengambil bagian secara aktif dan turut terlibat dalam pengalaman budaya.

Deretan Variabel
Unit ini berlaku untuk sektor – sektor industri pariwisata.
Ada banyak bahasa asli suku bangsa di indonesia yang berbeda, oleh sebab itu pusat perhatian interprestasi budaya akan bervariasi dan harus akhirnyadiputuskan dengan berkonsultasi dengan yang lebih tua atas nama masyarakat seetempat termasuk dalam hal ini tetapi tidak terbatas pada:
§  Kesenian
§  Tarian
§  Musik
§  Mendongeng, cerita rakyat
§  Alat-alat dan Implementasi
§  Makanan setempat, obat-obatan, jamu
Unit ini menghadapi elemen budaya suku bangsa yang kompleks dan saling berhubungan yang merupakan milik intelektual dan budaya masyarakat khusus.
Hal ini hanya boleh diinterpretasikan oleh orang yang diberi wewenang oleh seorang pemimpin setempat, atas nama masyarakat tersebut.

Pengetahuan dan Keterampilan dasar Penunjang
Untuk menunjukkan kemampuan, bukti pengetahuan dan ketrampilan diperlukan bidang – bidang sebagai berikut:
§  Pengetahuan yang mendalam dan pengertian akan budaya etnis lokal indonesiayang berhubungan dengan daerahnya
§  Kemampuan untuk memberikan interprestasi sesuai penghargaan dan secara budaya untuk pelanggan.
§  Pelatihan dan atau penilaian dalam unit ini harus dilaksanakan oleh orang-orang yang diakui oleh orang-orang tua dalam masyarakat setempat yang bersangkutan.

§  Penilaian harus mempertimbangkan bahwa beberapa pramuwisata mungkin mendapat seluruh pengetahuan dan keterampilan dalam unit ini melallui pengalaman umum kehidupan.

Konteks Penilaian / Evaluasi
Bagian ini dapat saja dinilai saat bekerja atau sesudah bekerja. Penilaian harus termasuk demonstrasi praktek dalam tempat kerja atau saat diadakan simulasi. Simulasi ini mutlak didukung oleh beberapa metoda agar dapat menekankan pengetahuan.

Aspek Penting dalam Penilaian
Carilah:
§  Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungannya
§  Kemampuan menyediakan interpretasi budaya untuk klien dalam suatu kebudayaan yang tepat dan menghormati tata krama
§  Pelatihan dan/atau penilaian dalam unit ini harus dilaksanakan oleh orang-orang yang ditunjuk sebagai tokoh masyarakat yang relevan dengan masyarakat setempat
§  Penilaian harus memperhatikan fakta bahwa para pemandu telah memperoleh pengetahuan dan kemampuan mereka dalam unit ini melalui pengalaman hidup.

Kaitan dengan Unit-Unit Lain
Ada kaitan yang erat antara unit ini dan serangkaian unit lainya
Penggabungan pelatihan/penilaian dapat tepat khusus nya dengan unit-unit sebagai berikut :
§  PARUJPFTG10C – Meneliti dan memberikan informasi umum tentang budaya etnis indonesia
§  PARUJPFTG08C – Mengembangkan terjemahan materi untuk kegiatan pariwisata ekologi.



KEMAMPUAN KUNCI DALAM UNIT INI
Tingkatan Tugas
Mengumpulkan, mengorganisasi dan menganalisis informasi
2
Mengkomunikasikan ide dan informasi
2
Kegiatan merencanakan dan Mengorganisasikan
1
Bekerja dengan orang lain dan secara tim
1
Menggunakan tekhnik-tekhnik dan ide matematika
1
Memecahkan masalah
1
Menggunakan tekhnologi
1


Tingkat kemampuan yang harus didemonstrasikan untuk mencapai kempetensi ini
Tingkat
Karakteristik:
1
Dapat melakukan tugas rutin sesuai dengan prosedur yang berlaku tetapi masih harus diperiksa secara berkala oleh pengawas.
2
Dapat melakukan tugas yang lebih kompleks dan luas dengan peningkatan kemampuan untuk bekerja sendiri dengan tanggung jawab. Pekerjaan diperiksa oleh pengawas setelah selesai.
3
Dapat melakukan kegiatan kompleks dan tidak rutin, mempunyai kemampuan untuk bekerja sendiri dan tanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan orang lain.

Bagian 4      Strategi Penyampaian

A       Rencana isi

Catatan:Dalam penyampaian materi berikut ini, para pelatih, para siswa dan para penilai harus benar-benar mengikuti isi standar kompetensi secara rinci.

1.1     Anggota-anggota masyarakat yang tepat ditanyakan tentang kegiatan-kegiatan pariwisata budaya meliputi:

·         Informasi, yang bisa dibagi: cerita-cerita rakyat

·         Siapa yang bisa memberikan informasi kepada siapa

·         Siapa yang dapat menerima informasi

·         Aktifitas apa yang tepat dan

·         Siapa yang harus dilibatkan

Deretan variabel

·         Ada banyak perbedaan dalam kelompok-kelompok bahasa daerah di Indonesia, lagi pula berfokus pada interpretasi budaya yang berubah-ubah dan akhirnya harus ditentukan dengan mendiskusikannya bersama orang-orang yang dituakan (tokoh masyarakat) dan anggota-anggota masyarakat lainnya

·         Dapat meliputi tapi tidak terbatas pada :

·         Seni

·         Tarian

·         Musik

·         Cerita-cerita rakyat

·         Peralatan dan perlengkapan

·         Makanan dan obat-obatan tradisional

Landasan Keterampilan dan pengetahuan

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan kerja

Aspek penting dalam sebuah Evaluasi/Penilaian- Carilah:

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan

1.2     Kegiatan pariwisata direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan dengan kebutuhan dan harapan masyarakat setempat.

Deretan variabel

·         Ada banyak perbedaan dalam kelompok-kelompok bahasa daerah di Indonesia, lagi pula berfokus pada interpretasi budaya yang berubah-ubah dan akhirnya harus ditentukan dengan mendiskusikannya bersama orang-orang yang dituakan (tokoh masyarakat) dan anggota-anggota masyarakat lainnya

·         Dapat meliputi tapi tidak terbatas pada :

§  Seni

§  Tarian

§  Musik

§  Cerita-cerita rakyat

§  Peralatan dan perlengkapan

§  Makanan dan obat-obatan tradisional

Landasan Pengetahuan dan kemampuan

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan kerja

·         Hak cipta dan karya cipta

·         Kemampuan berkomunikasi, dari pandangan suatu etnis

Aspek-aspek penting dalam sebuah evaluai/penilaian – Carilah:

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan kerja

·         Kemampuan untuk menyediakan interpretasi sutau budaya bagi klien dengan pendekatan budaya yang tepat dan menghormati tata krama

 

2.1     Aspek-aspek budaya di interpretasikan pada klien secara mendalam dan tepat sebagai petunjuk, dan untuk klien yang khusus.

Deretan variabel

·         Ada banyak perbedaan dalam kelompok-kelompok bahasa daerah di Indonesia, lagi pula berfokus pada interpretasi budaya yang berubah-ubah dan akhirnya harus ditentukan dengan mendiskusikannya bersama orang-orang yang dituakan (tokoh masyarakat) dan anggota-anggota masyarakat lainnya


Dapat meliputi tapi tidak terbatas pada :

§  Seni

§  Tarian

§  Musik

§  Cerita-cerita rakyat

§  Peralatan dan perlengkapan

§  Makanan dan obat-obatan tradisional

Landasan Kemampuan dan Pengetahuan

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan kerja

·         Kemampuan berkomunikasi dari pandangan suatu etnis dan non-etnis

Aspek-aspek penting dalam sebuah evaluasi/Penilaian- Carilah:

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya lokal suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan kerja

·         Kemampuan untuk menyediakan interpretasi budaya bagi klien dengan pendekatan budaya yang tepat dan menghormati tata krama

·         Penilaian harus memperhatikan fakta bahwa para pemandu telah memperoleh pengetahuan dan kemampuan mereka dalam unit ini melalui pengalaman hidup

 

2.2     Interpretasi budaya perlu memperhatikan dari hak cipta dan karya cipta yang ada

Deretan variabel

·         Ada banyak perbedaan dalam kelompok-kelompok bahasa daerah di Indonesia, lagi pula berfokus pada interpretasi budaya yang berubah-ubah dan akhirnya harus ditentukan dengan mendiskusikannya bersama orang-orang yang dituakan (tokoh masyarakat) dan anggota-anggota masyarakat lainnya

·         Dapat meliputi tapi tidak terbatas pada :

§  Seni

§  Tarian

§  Musik

§  Cerita-cerita rakyat

§  Peralatan dan perlengkapan

§  Makanan dan obat-obatan tradisional.

 

Landasan kemampuan dan pengetahuan

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan kerja

·         Tata cara membagi informasi tentang budaya-budaya lokal suku bangsa Indonesia tertentu

·         Kemampuan berkomunikasi dari pandangan suatu etnis dan non-etnis

Aspek-aspek penting dalam sebuah evaluasi/Penilaian- Carilah:

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan

·         Pelatihan dan/atau penilaian dalam unit ini harus dilaksanakan oleh orang-orang yang ditunjuk sebagai tokoh masyarakat yang relevan dengan masyarakat setempat

·         Penilaian harus memperhatikan fakta bahwa para pemandu telah memperoleh pengetahuan dan kemampuan mereka dalam unit ini melalui pengalaman hidup

 

2.3     Klien yang diberitahukan tentang tingkah laku yang sesuai dengan budaya.

Deretan variabel

·         Ada banyak perbedaan dalam kelompok-kelompok bahasa daerah di Indonesia, lagi pula berfokus pada interpretasi budaya yang berubah-ubah dan akhirnya harus ditentukan dengan mendiskusikannya bersama orang-orang yang dituakan (tokoh masyarakat) dan anggota-anggota masyarakat lainnya

·         Dapat meliputi tapi tidak terbatas pada :

§  Seni

§  Tarian

§  Musik

§  Cerita-cerita rakyat

§  Peralatan dan perlengkapan

§  Makanan dan obat-obatan tradisional

Landasan Kemampuan dan Pengetahuan

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan kerja

·         Tata cara membagi informasi tentang budaya-budaya lokal suku bangsa Indonesia tertentu

Aspek-aspek penting dalam sebuah evaluasi/penilaian- CarilahL:

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan

·         Kemampuan untuk menyediakan interpretasi budaya bagi klien dengan pendekatan budaya yang tepat dan menghormati tata krama

·         Pelatihan dan/atau penilaian dalam unit ini harus dilaksanakan oleh orang-orang yang ditunjuk sebagai tokoh masyarakat yang relevan dengan masyarakat setempat

 

2.4     Klien sadar tentang hal-hal yang menyangkut dengan hak cipta dan karya cipta, yang bisa mempengaruhi tingkah lakunya dimasa yang akan datang.

Deretan variabel

·         Ada banyak perbedaan dalam kelompok-kelompok bahasa daerah di Indonesia, lagi pula berfokus pada interpretasi budaya yang berubah-ubah dan akhirnya harus ditentukan dengan mendiskusikannya bersama orang-orang yang dituakan (tokoh masyarakat) dan anggota-anggota masyarakat lainnya

·         Dapat meliputi tapi tidak terbatas pada :

§  Seni

§  Tarian

§  Musik

§  Cerita-cerita rakyat

§  Peralatan dan perlengkapan

§  Makanan dan obat-obatan tradisional

Landasan Kemampuan dan Pengetahuan

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan kerja

·         Kemampuan berkomunikasi dari pandangan suatu etnis dan non-etnis

Aspek-aspek penting dalam sebuah evaluasi/Penilaian- Carilah:

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan

·         Kemampuan untuk menyediakan interpretasi budaya bagi klien dengan pendekatan budaya yang tepat dan menghormati tata krama

·         Pelatihan dan/atau penilaian dalam unit ini harus dilaksanakan oleh orang-orang yang ditunjuk sebagai tokoh masyarakat yang relevan dengan masyarakat setempat.

 

2.5     Petunjuk tingkah laku atau tata krama individu selam melakukan kegiatan-kegiatan yang menghormati nilai-nilai budaya lokal suku bangsa Indonesia

Deretan Variabel

·         Ada banyak perbedaan dalam kelompok-kelompok bahasa daerah di Indonesia, lagi pula berfokus pada interpretasi budaya yang berubah-ubah dan akhirnya harus ditentukan dengan mendiskusikannya bersama orang-orang yang dituakan (tokoh masyarakat) dan anggota-anggota masyarakat lainnya

·         Dapat meliputi tapi tidak terbatas pada :

§  Seni

§  Tarian

§  Musik

§  Cerita-cerita rakyat

§  Peralatan dan perlengkapan

§  Makanan dan obat-obatan tradisional

Landasan Kemampuan dan Pengetahuan

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan kerja

·         Tata cara membagi informasi tentang budaya-budaya lokal suku bangsa Indonesia tertentu

Aspek-aspek penting dalam sebuah evaluasi/Penilaian- Carilah:

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan

·         Kemampuan untuk menyediakan interpretasi budaya bagi klien dengan pendekatan budaya yang tepat dan menghormati tata krama

·         Penilaian harus memperhatikan fakta bahwa para pemandu telah memperoleh pengetahuan dan kemampuan mereka dalam unit ini melalui pengalaman hidup

 


2.6     Mana yang tepat, tradisi dan pola hidup yang kontemporer ditunjukkan pada klien dengan cara yang bisa meningkatkan pemahamananya terhadap budaya

Deretan Variabel

·         Ada banyak perbedaan dalam kelompok-kelompok bahasa daerah di Indonesia, lagi pula berfokus pada interpretasi budaya yang berubah-ubah dan akhirnya harus ditentukan dengan mendiskusikannya bersama orang-orang yang dituakan (tokoh masyarakat) dan anggota-anggota masyarakat lainnya

·         Dapat meliputi tapi tidak terbatas pada :

§  Seni

§  Tarian

§  Musik

§  Cerita-cerita rakyat

§  Peralatan dan perlengkapan

§  Makanan dan obat-obatan tradisional

Landasan kemampuan dan pengetahuan

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan kerja

·         Kemampuan berkomunikasi dari pandangan suatu etnis dan non-etnis

Aspek-aspek penting dalam Penilaian- Carilah:

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan

·         Kemampuan untuk menyediakan interpretasi budaya bagi klien dengan pendekatan budaya yang tepat dan menghormati tata krama

·         Pelatihan dan/atau penilaian dalam unit ini harus dilaksanakan oleh orang-orang yang ditunjuk sebagai tokoh masyarakat yang relevan dengan masyarakat setempat.

 

2.7     Mana yang tepat, bahasa daerah digunakan dengan tepat dan dibagi dengan klien

Deretan Variabel

·         Ada banyak perbedaan dalam kelompok-kelompok bahasa daerah di Indonesia, lagi pula berfokus pada interpretasi budaya yang berubah-ubah dan akhirnya harus ditentukan dengan mendiskusikannya bersama orang-orang yang dituakan (tokoh masyarakat) dan anggota-anggota masyarakat lainnya

·         Dapat meliputi tapi tidak terbatas pada :

§  Seni

§  Tarian

§  Musik

§  Cerita-cerita rakyat

§  Peralatan dan perlengkapan

·         Makanan dan obat-obatan tradisional

Landasan Kemampuan dan Pengetahuan

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan kerja

·         Kemampuan berkomunikasi dari pandangan suatu etnis dan non-etnis

Aspek-aspek penting dalam sebuah evaluasi/Penilaian- Carilah:

·         Kemampuan untuk menyediakan interpretasi budaya bagi klien dengan pendekatan budaya yang tepat dan menghormati tata krama

·         Penilaian harus memperhatikan fakta bahwa para pemandu telah memperoleh pengetahuan dan kemampuan mereka dalam unit ini melalui pengalaman hidup

 

2.8     Mana yang tepat, klien diundang untuk berpartisipasi secara aktif membagi pengalaman-pengalaman budaya

Rentang Variabel

·         Ada banyak perbedaan dalam kelompok-kelompok bahasa daerah di Indonesia, lagi pula berfokus pada interpretasi budaya yang berubah-ubah dan akhirnya harus ditentukan dengan mendiskusikannya bersama orang-orang yang dituakan (tokoh masyarakat) dan anggota-anggota masyarakat lainnya

·         Dapat meliputi tapi tidak terbatas pada :

§  Seni

§  Tarian

§  Musik

§  Cerita-cerita rakyat

§  Peralatan dan perlengkapan

·         Makanan dan obat-obatan tradisional

Landasan kemampuan dan pengetahuan

·         Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang budaya suku bangsa Indonesia yang sesuai dengan lingkungan kerja

·         Tata cara membagi informasi tentang budaya-budaya lokal suku bangsa Indonesia tertentu

Aspek-aspek penting dalam sebuah evaluasi/penilaian- Carilah:

·         Kemampuan untuk menyediakan interpretasi budaya bagi klien dengan pendekatan budaya yang tepat dan menghormati tata krama

·         Penilaian harus memperhatikan fakta bahwa para pemandu telah memperoleh pengetahuan dan kemampuan mereka dalam unit ini melalui pengalaman hidup


B    Cara mengajar Standar Kompetensi
Bagian ini menampilkan tugas-tugas kegiatan siswa-siswa, lembaran transparansi, hand out yang sesuai dengan standar kompetensi.
Ketrampilan, pengetahuan dan sikap yang bagaimana yang akan saya ajarkan pada siswa?
Bagaimana saya akan mengajarkan ketrampilan, pengetahuan dan sikap kepada para siswa?
1.1  Anggota masyarakat yang tepat diajak berunding mengenai aktifitas budaya pariwisata termasuk;
1.1.1  Informasi yang dapat dibagi
1.1.2  Siapa yang dapat memberikan informasi  kepada siapa
1.1.3  Siapa yang dapat menerima informasi
1.1.4  Aktifitas apa yang tepat dan
1.1.5  Siapa yang harus dilibatkan


Catatan: Lihat isi perencanaan untuk
·         Deretan variabel yang tepat
·         Ketrapilan dan pengetahuan penunjang yang tepat
·         Aspek penilaian yang tepat
Pelatih memperkenalkan konsep-konsep budaya

OHT 1     HO 2

Pelatih menunjukan sumber-sumber informasi yang relevan tentang kelompok budaya tertentu termasuk validitas dan reliabilitas.

OHT 2, 3           HO 3, 4

Pelatih menjelaskan pentingnya mengkonsultasikan dengan anggota masyarakat tentang kegiatan budaya yang berkaitan dengan kepariwisataan.
Pelatih mengidentifiksikan dan memberikan contoh-contoh tentang isu-isu yang relevan untuk dikonsultasikan dengan masyarakat lokal.

OHT 4     HO 5

Pelatih menyediakan tugas 1untuk peserta pelatihan
Tugas 1
Pelatih mengevaluasikan kompetensi para peserta pelatihan, memberikan umpan balik dengan anggota kelompok
1.2 kegiatan pariwisata direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan dengan kebutuhan dan harapan masyarakat setempat.

Catatan: Lihat isi perencanaan untuk
  • Deretan variabel yang tepat
  • Ketrapilan dan pengetahuan penunjang yang tepat
  • Aspek penilaian yang tepat
Pelatih menjelaskan bagaiman menemukan sesuatu tentang suku masyarakat tertentu dan harapan-harapan mereka atau hal-hal yang disenanginya.
Pelatih menjelaskan pentingnya perencanaan kegiatan pariwisata menurut kebutuhan dan harapan masyaraka setempat.
OHT 5     HO 6
Tugas disiapkan oleh pelatih sesuai dengan contoh kehidupan nyata dari kebutuhan dan harapan suku masyarakat setempat dan bagaimana siswa akan bekerja sama dengan anggota masyarakat menyediakan solusi-solusi yang sama-sama menguntungkan untuk suatu kunjungan kelompok.
Tugas 2
Pelatih menilai kompetensi siswa dan memberi umpan balik dan memimpin diskusi kelompok.
2.1 Aspek-aspek budaya diinterpretasikan pada klien secara mendalam dan tepat sebagai petunjuk, dan untuk klien yang khusus.

Catatan: Lihat isi perencanaan untuk
  • Deretan variabel yang tepat
  • Ketrapilan dan pengetahuan penunjang yang tepat
  • Aspek penilaian yang tepat
Pelatih mengidentifikasikan hal-hal yang biasa disenangi oleh para pelancong /wisatawan dan ciri-ciri para pelancong/wisatawan yang datang ke Indonesia.

OHT 6     HO 7

Pelatih menunjukan hubungan antara kelompok-kelompok budaya tertentu dan kebutuhan budaya tertentu dan kebutuhan budaya dengan menunjukkan beberapa contoh:

OHT 7     HO 8

Pelatih menegaskan interpretasi budaya
Pelatih menjelaskan bagaimana informasi budaya bisa diinterpretasikan untuk para klien oleh pemandu

OHT 8     HO 9

Pelatih mengidentifikasikan dan mengambarkan topik-topik interpretasi

OHT 9     HO 10

Pelatih memberikan contoh dari kemungkinan kesenangan-kesenangan pelancong/wisatawan dan topik-topik interpretasi.

OHT 10   HO 11

Pelatih memperagakan penting berkomunikasi atau menjelaskan informasi pada tingkatan dan pendalaman, yang diperlukan oleh para klien
Pelatih memberikan tugas 3
Pelatih membagi jumlah keseluruhan kelompok menjadi 5 kelompok, dan setiap anggota kelompok diberikan masing-masing satu aspek budaya seperti tarian, musik, bahasa dan lain-lain.
Tugas 3
Pelatih menilai tugas siswa, menyediakan umpan balik dan memimpin diskusi kelompok.
2.2Interpretasi budaya perlu memperhatikan dari hak cipta dan karya cipta ilmiah. 
Catatan: Lihat isi perencanaan untuk:
  • Deretan variabel yang tepat
  • Ketrapilan dan pengetahuan penunjang yang tepat
  • Aspek penilaian yang tepat
Pelatih mendifinisikan hakcipta dan menggambarkan pentingnya dalam proses interpretasi.

HO 12

Pelatih menjelaskan istila “karya-karya cipta ilmiah”.

OHT 11   HO 13

Pelatih menunjukan bagaimana menangani syarat-syarat hakcipta dan karya-karya cipta ilmiah.

OHT 12   HO 14

Pelatih mengurutkan hakcipta karya-karya ilmiah.

OHT 13   HO 15

Pelatih memberi tugas 4
Tugas 4
Pelatih menilai kompetensi siswa, menyiapkan umpan balik dan mengadakan diskusi kelompok
2.3 Klien diberitahukan tentang tingkah laku yang sesuai dengan budaya 
Catatan: Lihat isi perencanaan untuk:
  • Deretan variabel yang tepat
  • Ketrapilan dan pengetahuan penunjang yang tepat
  • Aspek penilaian yang tepat
Pelatih menjabarkan dan menggambarkan tingkah laku yang tepat berdasarkan kelompok budaya tertentu.

OHT 14   HO 16

Pelatih memperlihatkan bagaimana mengidentifikasikan sumber informasi yang relefan untuk mempelajari tingkah laku budaya yang tepat.

OHT 15   HO 17

Pelatih menyediakan contoh-contoh tingkah laku tepat an sesuai dengan budaya.

OHT 16   HO 18

Pelatih menyiapkan tugas 5 untuk peserta latihan untuk dipertimbangka dan dilaksanakan.
Tugas 5
Pelatih mengevaluasi tugas 5 dan menyiapkan umpan balik dan mendiskusikan hasilnya dengan kelompok mereka.
2.4 Para klien dikondisikan menyadari menyangkut dengan hakcipta dan karya cipta ilmiah, yang bisa mempengaruhi tingkah lakunya dimasa yang akan datang.
Catatan: Lihat isi perencanaan untuk:
  • Deretan variabel yang tepat
  • Ketrapilan dan pengetahuan penunjang yang tepat
  • Aspek penilaian yang tepat
Pelatih merevisi konsep-konsep karya cipta ilmiah dan hak-hak cipta.

OHT 11, 12, 13          HO 13,14, 15

Pelatih menjelaskan hubungan dan pentingnya hak cipta dan karya cipta ilimiah terhadap tingkah laku pembimbing dan para klien.
Pelatih menyiapkan tugas 6 dimana para peserta pelatihan menempatkan aturan-aturan hak cipta dan hak cipta ilmiah dengan benar.
Tugas 6
Pelatih mengevaluasi tugas-tugas siswa dan memberikan umpan balik.
Pelatih mendiskusikan temuan-temua dalam tugas individu bersama kelompok.
2.5 Petunjuk tingkah laku/tata krama individu selama melakukan kegiatan-kegiatan yang menhormati nilai-nilai budaya lokal suku bangsa Indonesia.
Catatan: Lihat isi perencanaan untuk:
  • Deretan variabel yang tepat
  • Ketrapilan dan pengetahuan penunjang yang tepat
  • Aspek penilaian yang tepat

Pelatih menjelaskan pentingnya para pemandu wisata untuk menunjukkan rasa hormat terhadap budaya lokal.

OHT 17   HO 19

Pelatih menjelaskan etika yang harus dikaitkan dengan kelompok-kelompok etnis yang dikunjungi dan juga harus mematuhi nilai-nilai budaya tersebut.

OHT 18, 19      HO 20, 21

Pelatih menyiapkan tugas 7.
Task 7
Pelatih menilai tugas siswa, menyiapkan umpan balik dan mendiskusikan hasilnya bersama angota kelompok
2.6 Mana yang tepat, tradisi dan pola hidup yang kontemporer ditunjukan pada klien dengan cara yang bisa meningkatka pemahamannya terhadap budaya.
Catatan: Lihat isi perencanaan untuk
  • Deretan variabel yang tepat
  • Ketrapilan dan pengetahuan penunjang yang tepat
  • Aspek penilaian yang tepat
Pelatih merevisi contoh-contoh kegiatan-kegiatan tradisional masyarakat.

OHT 18   HO 20

Pelatih menjelaskan acara-acara tradisional dan modern dari hubungannya dengan pemahaman budaya.

OHT 20   HO 22

Pelatih mendemonstrasikan cara-cara menginterpretasikan dana tentang budaya (seperti yang ditunjukkan dalam acara-acara tradisional dan modern) untuk mengoptimalisasikan pemahaman para klien.

OHT 21   HO 23

Pelatih membagi kelompok menjadi sub-sub kelompok dengan anggota masing-masing 6 orang.
Pelatih menyiapkan tugas 8 untuk para peserta.
Tugas 8
Pelatih mengevaluasi kompetensi peserta pelatihan, dan menyiapkan umpan balik memimpin diskusi kelompok.
2.7 Mana yang tepat, Bahsa daerah digunakan dengan tepat dan dibagi dengan para klie.
Catatan: Lihat isi perencanaan untuk
  • Deretan variabel yang tepat
  • Ketrapilan dan pengetahuan penunjang yang tepat
  • Aspek penilaian yang tepat
Pelatih menyediakan lembar kerja yang menjelaskan perbedaan-perbedaan bahasa yang dipakai diseluruh Indonesia.

HO 24

Pelatih mengidentifikasi bahasa-bahasa ynag dipakai oleh mayoritas kelompok budaya.

OHT 22   HO 25

Pelatih mengidentifikasikan sumber-sumber informasi tentang bahasa lokal.

OHT 23   HO 26

Pelatih memberikan contoh-contoh penguasaan bahasa lokal untuk menjelaskan dan mengkaitkan budaya kelompok masyarakat yang sedang di kaji.

OHT 24   HO 27

Pelatih memberikan contoh penggunaan bahasa daerah dan mendemonstrasikan pentingnya dan penggunaan bahasa daerah dengan tepat
Pelatih menyediakan tugas 9 untuk siswa.
Tugas 9
Pelatih memeriksa tugas siswa, menyiapkan umpan balik dan memimpin diskusi kelompok
2.8 Mana yang tepat, klien diundang untuk berpartisipasi secara aktif membagi pengalaman-pengalaman budaya.
Catatan: Lihat isi perencanaan untuk
  • Deretan variabel yang tepat
  • Ketrapilan dan pengetahuan penunjang yang tepat
  • Aspek penilaian yang tepat
Pelatih menjelaskan perlunya mengetahui kepribadian para klien dengan baik sebelum mengajak para klien untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kebudayaan.
Pelatih menunjukan manfa’at berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan-kegiatan kebudayaan sebagai kegiatan yang bermakna.

OHT 26   HO 28

Pelatih menjelaskan secara rinci metode-metode untuk menunjukan apakah cara klien mesti diminta untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan kebudayaan.
Pelatih menyiapkan tugas 10.
Tugas 10
Pelatih meniliai kompetensi para peserta pelatihan, menyipakan umpan balik dan melaksanakan diskusi kelompok

 


C    Materi penunjang Guru

(Transparansi dan lembaran untuk siswa dsb)

HO 1

Lembar Penilaian Siswa

(Keterampilan dan pengetahuan penunjang)

 

Menginterpretasikan Aspek-Aspek Budaya Suku Bangsa Indonesia

Nama siswa:.................................................................................................


Grup:.......................................................................................



1.       Gambarkan satu budaya lokal secara detail, yang meliputi:

·         Seni

·         Tarian

·         Musik

·         Cerita Rakyat

·         Dongeng

·         Mitologi

·         Peralatan dan perlengkapan

·         Makanan dan obat-obatan tradisional

2        Gambar dan terapkan tata cara membagi informasi tentangbudaya lokal suku anda.
3        Gambarkan dan perhatikan pengaruh hak cipta dan karya cipta dalam membagi informasi tentang:
·         Kebudayaan suku bangsa Indonesia secara umum.
·         Kebudayaan lokal suku anda.
4        Gambarkan hal-hal yang menyangkut tentang komunikasi antar budaya suku bangsa Indonesia

OHT 1     HO 2
Berdiskusi Dengan Masyarakat Setempat

Budaya bisa memiliki banyak arti

Contohnya:

·      Sejumlah cara hidup yang dibentuk oleh sekelompok manusia yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

·      Suatu keadaan atau tingkatan dalam kemasyarakatan dalam kaitannya dengan suatu bangsa atau suatu periode/masa.

·      Penerangan atau pencerahan yang merupakan akibat dari suatu perkembangan.

·      Perkembangan atau peningkatan melalui pendidikan atau pelatihan.

OHT 2     HO 3
Berdiskusi Dengan Masyarakat Setempat

Kelompok-kelompok budaya Indonesia termasuk orang-orang:

·       Jawa

·       Sunda

·       Batak

·       Tapanuli

·       Nias

·       Karo

·       Padang

·       Bali

·       Bugis

·       Toraja

·       Dayak.

Informasi-informasi yang relevan dengan:

·       Bahasa

·       Seni

·       Tari-tarian

·       Musik

·       Cerita

·       Alat-alat dan perlengkapan

·       Makanan dan obat-obatan tradisional

·       Kebiasan kerja

·       Arsitektur

·       Upacara-upacara.

OHT 3     HO 4
Berdiskusi Dengan Masyarakat Setempat
Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber.

Sumber-sumber informasi yang dapat dipercaya meliputi:

·       Perpustakaan

·       Instansi pemerintah terkait

·       Kliping surat kabar

·       Tokoh-tokoh masyarakat

·       Jurnal (Profesional/popular)

·       Internet.

Sumber informasi yang perlu diteliti sebelum diterima sebagai sesuatu yang dapat dipercaya termasuk:

·       Teman

·       Gosip/rumor dalam masyarakat

·       Berita-berita yang diidentifikasikan melalui hubungan kerja.

OHT 4     HO 5
Berdiskusi Dengan Masyarakat Setempat

Persoalan-persoalan yang di diskusikan termasuk:

Manfa’at pariwisata:

·       Perubahan ekonomi yang mendasar dan kesempatan-kesempatan berbisnis

·       Pendapatan dari kepariwisataan dapat membantu proyek-proyek pembangunan dan pendidikan

·       Membantu melestarikan adat istiadat/lingkungan setempat.

Berkaitan dengan pariwisata:

·       Pemberian uang tambahan dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan terhadap sesuatu yang sudah disepakati, KKN.

·       Masyarakat tidak menginginkan pengaruh luar terhadap budayanya

·       Budaya lokal diremehkan dan para wisatawan tidak mempelajari sesuatu tentang nilai budaya sesungguhnya.

Jujurlah pada masyarakat

OHT 5     HO 6
Berdiskusi Dengan Masyarakat Setempat

Kegiatan-kegiatan pariwisata perlu mempertimbangkan keperluan dan harapan masyarakat lokal.

Hal ini bisa diperoleh melalui:

·       Memperoleh ilmu pengetahuan tentang masyarakat lokal melalui studi pustaka

·       Buku-buku referensi

·       Jurnal-jurnal

·       Internet

·       Menggunakan hasil studi pustaka untuk megidentifikasi kasus-kasus yang penting bagi masyarakat setempat

·       Menggunakan tehnik-tehnik seperti jaringan kerja untuk menyampaikan isu-isu kunci yang teridentifikasi yang masih relefan dengan harapan/kesenangan masyarakat

·       Mengidentifikasi tata cara yang benar yang digunakan dalam berhubungan dengan kelompok masyarakat

·       Dengan menggunakan tata cara yang benar, sampaikan bahwa masyarakat setempat benar-benar mempertimbangkan isu-isu teridentifikasi adalah sesuatu yang mereka anggap penting

OHT 6     HO 7
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Lokal

Aspek-aspek budaya seharusnya diinterpretasikan pada tingkat yang sesuai dan batasan kesenangan para klien yan ditunjukannya.

Sebagai contoh:
Jenis-jenis pelancong/wisatawan
Ciri-ciri klien
Orang singapura
Modern
 Menggunakan bahasa mandarin, bahasa Inggris kanton
 Tepat waktu
 Tertarik pada cerita-cerita rakyat
 Senang berbelanja dan hiburan
Orang malaysia
Antara tradisional dan modern
 Mengunakan bahasa inggris dan melayu
 Tertarik pada cerita-cerita rakyat
 Tidak tepat waktu.
USA (orang Amerika)
Menggunakan bahasa Ingris Amerika
 Butuh informasi yang bisa dipercaya
 Butuh nilai-nilai budaya tradisioanl yang detail
 Tidak tertarik pada cerita-cerita rakyat
 Senang berbelanja untuk hal-hal yang memiliki nilai budaya/makna tradisional
OHT 7     HO 8
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Lokal

Perlu mengidentifikasikan kebutuhan dan kesenangan dari kelompok-kelompok budaya tertentu dalam kebangsaan.

Sebagai contoh:

Suku
Kebutuhan dan kesenangan
Jawa
Hidup yang harmoni
Sunda
Hidup yang harmoni
Batak:
·       Tapanuli
·       Nias
·       Karo

Pendidikan, budaya dan agama
Pedidikan, budaya dan Agama
Bisnis, Pendidikan dan Agama
Padang
Bisnis, agama dan budaya
OHT 8     HO 9
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Lokal

Tujuan menginterpretasikan dalam pengertian budaya adalah memberikan informasi yang mengandung makna terhadap apa yang pengunjung/wisatawan lihat dan pernah alami.

Sebagai contoh:

·        Interpretasi adalah memberikan informasi yang menempatkan budaya pada konteksnya untuk pengunjung /wisatawan

·        Interpretasi menggabungkan beberapa aspek budaya yang menyediakan suatu gambaran budaya yang menyeluruh

·        Tujuan utama interpretasi bukan merupakan suatu instruksi tapi hal itu merupakan stimulasi emosional

·        Interpretasi harus bertujuan untuk menyampaikan sesuatu secara keseluruhan dan harus meletakkan dirinya sendiri dalam budaya secara menyeluruh dan tidak dalam bentuk suatu tahapan

·        Interpretasi terhadap suatu aspek budaya harus terkait dengan pengetahuan atau pengalaman pengunjung, misalnya “bangunan ini dibangun sebelum Christhoper Columbus berlayar ke Amerika” (untuk orang amerika)

·        Interpretasi yang ditunjukan kepada anak-anak mestinya tidak merupakan versi yang sederhana dengan interpretasi yang ditunjukan kepada orang dewasa tapi hendaknya mengikuti pendekatan yang berbeda.

OHT 9     HO 10
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Lokal

Interpretasi bisa terkait pada:

·         Seni

·         Tari-tarian

·         Musik

·         Cerita-cerita rakyat

·         Mytos

·         Karya-karya seni

·         Alat-alat dan perlengkapan yang digunakan

·         Makanan dan obat-obatan tradisional

·         Pakaian Adat

·         Upacara-upacara

§  Pernikahan

§  Kelahiran

§  Kematian/penguburan

§  Keramat

·         Hubungan antar suku

·         Bahasa

OHT 10   HO 11
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Lokal

Topik-topik dari kesenangan yang berkaitan dengan budaya suku bangsa Indonesia meliputi:

·         Apakah yang bisa/tidak dikerjakan ditempat tertentu

·         Pakaian jenis apa yang cocok

·         Bahasa isyarat apa yang bisa diterima

·         Informasi meliputi tentang:

·         Asal usul orang

·         Latar belakang pendidikan

·         Upacara-upacara adat setempat

·         Mitos, cerita-cerita rakyat setempat

·         Bagaiamana orang-orang setempat menghidupi dirinya sendiri

·         Apa yang orang-orang lakukan untuk berekreasi

·         Bagaimana agama mempengaruhi kehidupan sehari-hari

HO 12
Hak Cipta
Hak cipta dapat diterapkan dalam sebagian besar hak milik yang nyata.

·         Mereka bisa dilihat dan disentuh. Hak milik seperti itu termasuk tanah, bangunan, mobil, alat-alat rumah tangga atau barang-barang lain yang dimiliki. Hak cipta adalah bentuk hak milik yang tidak nyata. Apa yang dimiliki, dinyatakan sebagai hak yang mengandung dua aspek. Hak itu untuk menyalin dan hak untuk melakukan kontrak penyalinan.

·         Hak cipta adalah suatu perlindungan yang syah dan diperuntukan kepada siapa saja yang menciptakan suatu karya. Semua hak cipta hanya berlaku untuk buku. Sekarang ini hak cipta diperluas untuk majalah, koran, peta, drama, gambar-gambar animasi, program tv, program perangkat lunak komputer, lukisan, foto, patung, komposisi musik, penata tari dan hal-hal semacam itu. Pada dasarnya suatu hak cipta melindungi hak karya cipta intelektual atau karya cipta seni.

·         Hak cipta terhadap kepemilikan seperti ini adalah lumrah karena biasanya hak cipta itu diperuntukan untuk kepentingan umum atau untuk kesenangan. Bila seseorang membeli sebuah buku yang memiliki hak cipta, maka buku itu menjadi milik orang tersebut, akan tetapi membuat salinan buku itu untuk dijual atau untuk dihadiahkan adalah tidak syah. Hak itu untuk dimiliki oleh penerbit, pengarang atau siapa saja yang memegang hak cipta tersebut. Bila seseorang ingin menyalin keseluruhan atau sebagian dari buku tersebut, dia harus mengajukan permohonan kepada pemegang hak cipta yang mungkin meminta bayaran.

·         Beberapa karya cipta yang memiliki hak cipta lebih sulit untuk dilindungi. Musik misalnya, bisa dimainkan atau dinyanyikan oleh siapa saja setelah dipublikasikan. Tapi bila musik atau lagu itu dipertunjukan untuk mencari keuntungan orang yang mempertunjukan itu harus membayar sejumlah bayaran yang disebut royalty kepada pemilik hak cipta. Prinsip yang sama berlaku untuk pertunjukan atau drama.

OHT 11   HO 13
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Budaya lokal

Karya cipta intelektual adalah sesuatu yang dihasilkan oleh otak dimana kepemilikan atau hak untuk menggunakannya dilindungi secara syah oleh satu hak cipta, paten atau merk.

(sumber: webster’s new world colledge dictionary, revised and updated, 1996)

Hak cipta dari karya cipta ilmiah maksudnya bahwa anda tidak dapat mencuri ide-ide yang sudah dipublikasikan dengan maksud mencari untung.

Contohnya antara lain:

·         Buku resep makanan

·         Rancangan arsitektur rumah

·         Suatu cerita atau ide yang sudah dinyatakan asli.

OHT 12   HO 14
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Lokal

Hak cipta dan karya cipta berhak ditempuh Secara resmi:

·       Unconverted ImageMelalui Departemen Pemerintah yang sesuai

·       Melalui perorangan/kelompok/organisasi yang memiliki atau mengawasi hak cipta atau orang yang memiliki properti itu

Secara tidak resmi:

·       Jika kelompok-kelompok suku yang dikunjungi menjual kesenian dan kerajinan, anjurkan pelanggan anda membelinya.

Dengan melakukan hal ini

·       Mendukung industri setempat

·       Uang tersebut benar-benar diterima langsung oleh penciptanya

·       Membantu menjaga budaya dengan cara yang benar

OHT 13   HO 15
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Lokal

Kepemilikan hak dan karya cipta dapat dimuat pada:

·         Buku-buku

·         Majalah-majalah

·         Koran

·         Label-label

·         Musik

·         Video

·         Kaset-kaset

·         Film-film

·         Perangkat lunak

Juga bisa dikaitkan dengan benda-benda seperti:

·         Lukisan-lukisan

·         Tari-tarian

·         Photographi

OHT 14   HO 16
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Lokal

Contoh-contoh tingkah laku yang sesuai dengan budaya adalah:

Jawa:

·         Dilarang memegang kepala

·         Dilarang duduk didepan pintu

Sunda:

·         Boleh memegang perut wanita saat dia sedang hamil

·         Berjabat tangan biasanya dengan dua tangan

Batak:

·         Tidak boleh memegang perut wanita saat dia sedang hamil

·         Berjabat tangan dengan satu tangan

·         Menggunakan kata “horas” yang berarti semuanya baik

Padang:

·         Berjabat tangan dengan satu tangan

OHT 15   HO 17
Memenginterpretasikan Aspek-Aspek lokal
Sumber-sumber informasi yang dapat membantu untuk mengidentifikasi prilaku budaya yang tepat termasuk:

·         Publikasi Departemen Pariwisata

·         Buku-buku (termasuk teks, autobiographi, biografi)

·         Literature yang berhubungan dengan pariwisata lainnya, misalnya brosur

·         Pemuka masyarakat atas nama kelompok masyarakat setempat

·         Kumpulan buku-buku yang didalamnya termasuk informasi khusus setempat

·         Kumpulan buku-buku yang didalamnya termasuk informasi khusus setempat

·         Sikap

·         Nilai-nilai

·         Bahasa/dialek

·         Orang-orang yang sudah mengunjungi daerah tersebut.

OHT 16   HO 17
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Lokal
Contoh tingkah laku dan kebudayaan yang cocok adalah:
Kelompok Suku
Tingkah laku Masyarakat
1. Orang Jawa
Nilai-nilai yang wajib diikuti dalam kehidupan setiap hari
 Prilaku yang lembut
 Hidup dalam keharmonisan
2. Orang Batak:
·         Tapanuli
·         Nias
·         Karo
Berbicara langsung pada pokoknya
 Sikap yang extrovert (mementingkan hal-hal yang bersifat lahiriah
 Terikat pada budaya
 Mempertahankan rasa keluarga yang kuat
3. Orang padang
Berorientasi ke bisnis
 Sikap yang dipengaruhi oleh agama islam
4. Orang Sunda
Berbicara halus
 Hidup santai
OHT 17   HO 18
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Lokal

Tingkah laku pemandu yang membawa kelompok tour adalah penting karena akan mempengaruhi anggota tour.

Sikap dan etika yang benar penting dalam bertindak sebagai pemandu wisata karena mereka menunjukan rasa hormat dan perhatian mereka terhadap nilai-nilai yang dimiliki orang lain.

Seorang pemandu yang ideal akan:

·         Menghormati kebudayaan-kebudayaan lain

·         Memperhatikan keperluan anggota-anggota tour

·         Mengunakan perbandingan yang nyata untuk membantu para klien untuk memahami manfaat dari apa yang sudah ditunjukkan

·         Menjelaskan hubungan-hubungan spiritual dan mistik

·         Menggunakan contoh bahasa setempat saat mendiskusikan aspek-aspek budaya

·         Memakai orang setempat untuk membantu memberikan penjelasan.

OHT 18   HO 20
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Lokal

Contoh-contoh kelompok etnis dan kegiatan-kegiatan budayanya

Suku Bangsa Tradisional
Macam aktifitas budaya
Orang Jawa
Gamelan   : musik
Gombrong: Tari selamat datang
Wayang     : Wayang
Batik          : Tekstil tradisional
Orang sunda
Lalapan     : sayur-sayuran, ikan
Jaipongan: Tari tradisioanal
Angklung  : Musik tradisional, menggunakan alat khusus dari bambu yang dimainkan oleh beberapa orang

Wayang

Batak (umum)
·  Tapanuli
·  Nias
·  Karo
Sangsang : lauk dari darah babi
Angadati   : upacara perkawinan
Tortor        : Tarian yang diiringi musik tradisional
Gondang   : musik tradisional
Ulos           : tekstil tradisional
Jumping    : melompati batu yang tinggi sebagai bagian dari suatu upacara
Tari perang: tari perang
Ulos            : sejenis tekstil tradisional
Musik          :
Padang
Tari piring: tari tradisional
OHT 19   HO 21
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Lokal

Contoh kelompok-kelompok etnis dan etikanya:

Suku bangsa Indonesia
Sikap dan etika yang dihormati oleh budaya masyarakat setempat
Sunda
Punten : untuk minta izin
Mangga: untuk mempersilahkan
Memakai musik, yang dipakai oleh masyarakat setempat
Batak
Sattabi: untuk minta izin
Horas  : untuk menunjukkan sesuatu baik-baik saja
Menyanyikan lagu Batak dalam perjalanan
Jawa
Memainkan musik jawa di dalam bis anda
Memakai pakaian tradisional mereka (batik)
OHT 20   HO 22
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Lokal

Kebiasaan - kebiasaan tradisional dan kontemporer ditunjukkan untuk menumbuhkan pemahaman budaya.

Hal ini bisa melibatkan satu atau beberapa aspek budaya lokal berdasarkan hal-hal seperti:

·         Tari-tarian

·         Seni

·         Alat-alat dan perlengkapan karya-karya seni

·         Makanan dan obat-obatan tradisional

·         Cerita rakyat dan bercerita atau mendongeng

·         Mitos

·         Pakaian tradisional

·         Upacara-upacara

·         Hubungan antar suku

·         Bahasa

·         Musik

OHT 21   HO 23
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Lokal
Pemandu wisata boleh mengadopsi beberapa strategi dalam membantu pelanggan untuk bisa lebih memahami kebiasaan-kebiasaan tradisional atau kontemporer
Misalnya:

·         Memasukan sapaan oleh pemuka masyarakat atau anggota kelompok masyarakat yang dihormati

·         Menyediakan penjelasan mendetail tentang musik atau pertunjukan tari-tarian

·         Meminta para pelanggan untuk bergabung dalam pertunjukan atau upacara

·         Menunjukan para pelanggan contoh-contoh kegiatan yang memakai senjata, alat-alat, karya seni, pakaian

·         Memberi pelanggan contoh makanan khusus atau minuman khusus

o    Sikap

o    Nilai

o    Tingkah laku

·         Hal ini membutuhkan imajinasi dan interpretasi

HO 24
Perbedaan Bahasa Yang Dipakai Di Seluruh Indonesia

·         Ada sekitar 383 bahasa yang dipakai oleh kelompok etnis yang berbeda diseluruh kepulauan Indonesia ini

·         Ada lima kelompok bahasa yang besar di Sumatra, enam di Sulawesi, dan tiga di Jawa

·         Pulau Alor di nusa tenggara timur memiliki tujuh kelompok bahasa yang berbeda

·         Suku Bali memakai bahasa mereka sendiri, dan banyak bahasa daerah yang dibagi lebih jauh dengan cara sapaan kepada orang yang dianggap lebih rendah atau yang status sosialnya sederajat atau lebih tinggi

·         Semua bahasa ini juga dipakai dibeberapa dialek lokal yang berbeda

Perlu diingat bahwa banyak bahasa lokal yang tidak tertulis tapi dipakai dalam kehidupan sehari-hari sebagai “Bahasa kehidupan” Bahasa Indonesia, bahasa nasional yang resmi, adalah serumpun dengan bahasa melayu dan ditulis dengan hurup romawi berdasarkan ortographi Eropa.

Semula bahasa itu merupakan bahasa melayu yang dipakai di pulau Riau. Dalam penyebarannya ke seluruh negeri, kosa kata dan idiomnya sudah diperkaya oleh bahasa daerah.

Untuk tetap memadukannya dengan keragaman dan kemajuan budaya banyak kata yang diambil dari bahasa asing, termasuk bahasa Belanda, China, Sansekerta, Arab dan berikutnya bahasa Portugis.

Walaupun bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa resmi, bahasa daerah dan dialek-dialek lokal tetap dipakai dan tidak akan pernah dihapus.

Bahas Ingris adalah bahasa yang pemakaiannya paling untuk kegiatan bisnis, perjalanan dan sejenisnya.

OHT 22   HO 25
Menginterpretasi Aspek-Aspek Lokal

Beberapa perbedaan bahasa daerah yang menyolok:

Masyarakat

Tempat

Sunda
Jawa Barat
Jawa
Jawa tengah dan Jawa Timur
Batak
Sumatra Utara
Padang
Padang (Sumatra barat)
Bali
Pulau bali
Bugis
Sulawesi Selatan
Menado
Sulawesi Utara
Betawi
Jakarta
Dayak
Kalimantan
OHT 23   HO 26
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Lokal

Sumber informasi tentang bahasa daerah termasuk:

·       Perpustakaan, kaset, buku-buku.

·        Buku teks.

·        Orang-orang yang memakai bahasa itu.

·        Tempat-tempat dimana masyarakat lokal memakai bahasa itu dalam kegiatan sehari-hari.

·        Internet.

·        Media lokal misalnya koran.

OHT 24   HO 27
Mengiterpretasi Aspek-Aspek Lokal

Contoh-contoh pemakaian bahasa daerah

Bahasa daerah
Bahasa daerah/ungkapan yang dipakai
Batak
Sunda
Jawa
Nias
Karo
Bali
Horas (semuanya beres)
Wllujeng sumping (selamat datang)
Sugeng rawuh (selamat datang)
Jahobu (semuanya beres)
Menjuah-juah (semuanya beres)
Om swasti wastu (salam)
OHT 25   HO 28
Menginterpretasikan Aspek-Aspek Lokal

Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kebudayaan oleh pelanggan sebagai pengalaman yang bermakna adalah sangat bermanfaat karena hal itu :

·       Memacu pemahaman terhadap budaya yang sedang dikunjungi.

·       Memacu pemahaman tentang budaya para pengunjung oleh masyarakat setempat.

·       Mendekatkan budaya setempat dengan budaya para wisatawan.

·       Memacu pengertian yang timbal balik.

·       Merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi masyarakat setempat dan wisatawan.

·        Menunjukan keunikan budaya Indonesia sebagai salah satu budaya yang menerima orang asing.


Catatan : tugas-tugas detail dibawah ini dapat digunakan dengan simulasi lingkungan atau simulasi di tempat kerja.

Tugas 1

Anggota masyarakat yang cocok ditanyai tentang kegiatan pariwisata budaya.

Anda merencanakan sebuah tour. Tour kali ini akan mengunjungi masyarakat etnis lokal seperti Banten.
Identifikasilah anggota masyarakat yang cocok untuk mengkonsultasikan tentang siapa yang paling tepat untuk memberikan anda informasi-informasi yang diperlukan seperti:

·         Informasi yang dapat dibagi

·         Siapa yang bisa memberikan informasi

·         Siapa yang bisa menerima informasi

·         Kegiatan-kegiatan apakah yang cocok

·         Siapa yang mesti dilibatkan

·         Tulislah jawaban anda/atau temuan penelitian anda dalam bentuk laporan singkat

·         Berikan kepada pelatih anda untuk dievaluasi dan diberikan umpan balik.

 

Tugas 2
Kegiatan kepariwisataan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan keperluan dan harapan masyarakat lokal

·         Demonstrasikan hubungan antara nilai dan kegiatan-kegiatan dalam kehidupan sehari-hari dalam masing-masing kelmpok budaya berikut:

·         Orang jawa

·         Orang sunda

·         Batak

·         Padang

·         Identifikasi pentingnya musik seremonial dari masing-masing suku berikut ini:

·         Orang Jawa

·         Orang Sunda

·         Batak

·         Padang.

·         Menggambarkan budaya-budaya asli pada industri parawisata.

·         Menjelaskan bagaimana akan melakukan dan menciptakan suatu kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan kelompok-kelompok:

·         Jawa

·         Sunda

·         Batak

·         Padang

·         Memperlihatkan contoh-contoh kebutuhan dan harapan masyarakat suku setempat sesuai dengan kehidupan nyata. Menjelaskan bagaimana anda akan menggabungkannya agar menjadi solusi yang sama-sama menguntungkan untuk kunjungan suatu kelompok.

Tulislah jawaban anda dalam bentuk sebuah laporan.
Sajikan laporan anda pada pelatih anda dan mintalah tanggapan balik.

Tugas 3

Aspek-aspek budaya diinterpretasikan bagi para klien pada tingkatan yang mendalam yang tepat untuk guide dan klien khususnya.

Anda sedang melakukan suatu interpretasi budaya lokal pada kelompok campuran umur wisatawan dari Australia ke salah satu daerah:

·         Yogyakarta

·         Bandung

·         Bali

·         Parigaruyung

·         Madura.

Pelatih anda akan membagi jumlah keseluruhan menjadi 5 kelompok; pelatih anda menempatkan salah satu aspek budaya (contohnya: makanan, musik, tari-tarian, bahasa, seni, sejarah) untuk setiap anggota kelompok.
Buatlah satu interpretasi dari aspek budaya yang ada disekitar bagian kelompok agar orang-orang muda
Dalam menyelesaikan tugas ini, pertimbangkanlah setiap pertanyaan dibawah. Jawaban yang anda siapkan akan membantu anda membuat interpretasi budaya aspek budaya yang anda miliki.
Sub kelompok anda, secara keseluruhan, harus mencakup semua jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Telitilah budaya aspek anda untuk tujuan kelompok anda.

·         Gambarkan cara kehidupan tradisional dari kelompok suku yang meliputi nilai-nilai, sikap-sikap dan tingkah laku.

·         Tulislah pengaruh besar dari cara hidup yang modern terhadap budaya asli.

·         Identifikasikan manfaat adat istiadat dan pengaruhnya pada cara hidup dari suatu kelompok suku.

·         Identifikasilah arti dari mithologi, makanan, obat-obatan tradisional, karya-karya seni dan lain lain dari suatu kelompok suku.

·         Setelah anda meneliti aspek-aspak anda cobalah berbicara pada seorang guide yang sudah berpengalaman tentang interpretasi anda.

·         Demonstrasikan interpretasi budaya anda selama anda mempersentasikan hal itu keseluruh kelompok. Mintalah pada pelatih anda untuk menilai penampilan anda dan memberikan umpan balik.

 

Tugas 4

Interpretasi budaya memperhatikan beberapa ketentuan hak cipta dan karya cipta ilmiah.

Sebagaimana anda ketahui, karya cipta dilindungi dengan hak cipta untuk mencegah perbuatan-perbuatan yang illegal

·         Identifikasikan jenis-jenis karya cipta yang diberikan perlindungan hak cipta.

·         Kemukakan alasan-alasan mengapa karya cipta memerlukan perlindungan dan siapa atau instansi mana yang bertanggung jawab dari mekanisme pemantauan/monitoring control.

Buatlah suatu interpretasi budaya dari orang-orang jawa untuk para klien anda. Jelaskan bagaimana anda akan melaksanakan interpretasi budaya anda itu karena tidak sesuai dengan hal-hal yang menyangkut tentang karya cipta dan hak cipta.

Tulislah setiap tugas ini dalam bentuk sebuah laporan.
Serahkan pada pelatih anda untuk dinilai dan ditanggapi.
Tugas 5

Para klien dijelaskan tentang sikap budaya yang sesuai.

·         Anda sedang melaksanakan suatu tour ke Bali. Anda perlu menjelaskan pada para klien anda sikap budaya yang tepat. Telitilah budaya Bali dengan meaggunakan langkah-langkah berikut ini:

·         Mendiskripsikan budaya Bali

·         Identifikasikan dan gambarkan bagaimana budaya dihubungkan dengan tingkah laku kehidupan sehari-harinya

·         Identifikasikan dan gambarkan bagaimana budaya Bali diterapkan pada orang-orang Bali yang pria dan wanita.

·         Buatlah rangkuman ide-ide anda tentang budaya Bali dan warisan budayanya serta manfaatnya dalam kehidupan orang-orang Bali.

Tulislah penemuan anda dalam bentuk laporan dan presentasikan dengan anggota lain sebagai bahan untuk didiskusikan dan dikomentari
Berikan pelatih laporan dan presentasi anda untuk dinilai dan disiapkan umpan balik

Tugas 6

Kilen diajak untuk menyadari hal-hal yang menyangkut hak cipta, yang bisa mempengaruhi tingkah laku nya di masa yang akan datang

Anda bekerja sebagai seorang pramuwisata pada sebuah perusahaan agen perjalanan yang besar

Anda sudah diminta untuk menginterpretasikan budaya suku dari suku-suku:

·         Sunda

·         Batak

·         Bali

Dalam penelitian anda, anda telah menemukan beberapa hal yang sangat menarik, relefan, dan informasi yang berguna dari sumber-sumber seperti buku-buku, jurnal, dan koran-koran.
Jelaskan secara detail bagaiamana hal-hal yang menyangkut tentang hak cipta dan karyas cipta mempengaruhi langkah-langkah yang anda perlu ambil untuk bekerja sebagai seorang guide yang sesuai dengan peraturan.
Jelaskan bagaimana anda membuat para pelanggan anda menyadari hukum-hukum karya cipta dan hak cipta karena hal itu dapat mempengaruhi anda sebagai seorang pemandu wisata dan mereka sebagai wisatawan.
Tulislah komentar tour atau uraian terhadap penjelasan ini, presentasikan ini pada pelatih anda, jawab beberapa pertanyaan dan minta penilaian dan umpan balik.

Tugas 7

Petunjuk tingkah laku/tata krama individu selama melakukan kegiatan-kegiatan yang menghormati nilai-nilai budaya lokal suku bangsa Indonesia

Anda sedang memandu sebuah group wisatawan Amerika
Mereka bersama anda dalam perjalanan antara Jakarta dan Yogyakarta
Identifikasikan dan gambarkan pendekatan yang akan anda gunakan dalam memandu kelompok ini sehingga sikap anda menunjukan rasa hormat pada budaya suku bangsa Indonesia setempat dan nilai-nilai yang mereka pegang
Dalam melakukan tugas ini, rincikan hal-hal berikut:

·         Sikap anda

·         Nilai-nilai budaya

·         Hal-hal yang akan anda lakukan

·         Hal-hal yang terlarang

Tulislah apa yang anda temukan dalam format laporan dan kupulkan ke pelatih anda untuk dinilai dan diberikan umpan balik. 

Tugas 8

Dalam suasana yang tepat, tradisi pola hidup yang kontemporer ditunjukan pada klien dengan cara yang bisa meningkatkan pemahaman mereka terhadap budaya.

Anda sedang membawa kelompok wisatawan asing ke Sumatra
Sebagian dari pekerjaan anda, anda perlu meyakinkan bahwa group anda mengerti praktik-praktik budaya dari orang-orang setempat untuk bisa mereka pahami kebiasaan/tingkah laku mereka
Pelatih anda akan membagi semua kelompok menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari masing-masing 6 orang dan menempatkan mereka ke suku budaya tertentu (Batak, Nias, Karo)
Bekerja dalam kelompok secara keseluruhan

·         Lakukan penelitian dengan kelompok anda tentang etnis tertentu (Batak, Nias, atau Karo) untuk mengidentifikasikan nilai-nilai dan sikap yang dipegang kelompok etnis itu.

Ciptakan kerja sama pada suatu interpretasi yang pasti akan dipahami kelompok suku budaya anda

·         Satu pasangan menjelaskan sikap dan nilai-nilai pada umumnya.

·         Satu pasangan menjelaskan bagaimana sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi tingkah laku sehari-hari

·         Satu pasangan menjelaskan bagaiman sikap dan nilai terintegrasi dalam kegiatan-kegiatan tradisional

Mintalah anggota kelompok anda untuk menyajikan interpretasi anda kepada kelompok secara keseluruhan dan mintalah umpan balik dari pelatih anda 

Tugas 9

Dalam suasana yang tepat, bahasa daerah dipakai dan dibagi bersama pelangggan

Anda sedang mengunjungi masyrakat etnis lokal bersama kelompok wisatawan asing
Tugas anda membuat mereka sedapat mungkin bisa mengerti budaya lokal dan memperdalam pemahamannya

·         Jelaskan bagaiman anda akan menggunakan bahasa daerah dengan benar

·         Uraikan konsekuensi pemakaian bahasa yang tidak tepat dalam hal-hal berikut:

·                     Anda bertindak sebagai pemandu wisata

·                     Kelompok anda sebagai wisatawan

·                     Anggota masyarakat yang sedang dikunjungi

·         Telitilah sebuah bahasa yang khusus untuk sebuah etnis lokal

·         Demonstrasikan penggunaan ungkapan-ungkapan yang tepat untuk mengoptimalkan pemahaman tentang masyarakat lokal yang anda kunjungi

·         Tunjukan arti ungkapan-ungkapan yang dipakai dengan cara yang dapat mengoptimalkan pemahaman tentang nilai-nilai, sikap dan budaya kelompok etnis yang dikunjungi wisatawan asing yang anda bawa.

Kembangkan sebuah presentasi singkat tentang bahasa yang sudah anda pilih dan sajikan kepada kelompok anda serta mintalah umpan balik dari pelatih anda.

Tugas 10

Dalam keadaan yang memungkinkan, para pelangan diminta untuk berpartisipasi aktif dan ikut serta dalam kegiatan budaya

Anda sedang memandu wisatawan dari singapura dan Malaysia di Yogyakarta dan anda sudah mengatur beberapa kemungkinan kegiatan-kegiatan lintas budaya
Kegiatan-kegiatan ini melibatkan pertisipasi aktif anggota kelompok anda, dan hal ini harus dilaksanakan dengan tepat.

·         Jelaskan dasar anda menentukan anggota kelompok yang mana yang cocok sebagai peserta dalam kegiatan budaya yang direncanakan

·         Identifikasikan dan rincilah pengarahan yang anda rencanakan bersama peserta

·         Laksanakan proses ini bersama teman sekelas anda dengan menggunakan role play

·         Nilai hasil role-play ini dengan memperhatikan masing-masing pihak yang terlibat:

·         Pemandu wisata

·         Kelompok wisatawan

·         Peserta yang dipilih

·         Masyakat yang dikunjungi

Tulis jawaban anda untuk setiap pertanyaan ini dalam bentuk laporan untuk dinilai oleh pelatih anda
Mintalah pelatih anda untuk mengevaluasi penampilan anda dalam role play dan mintalah umpan balik

Bagian 5      Bagaimana menilai Unit ini

Apakah penilaian itu?

Penilaian adalah sebuah proses pengumpulan bukti dan pembuatan keputusan tentang keberhasilan sesuai dengan kriteria penampilan yang memuaskan dalam standar kompetensi. Pada tatanan yang tepat keputusan dibuat untuk menetukan apakah kompetensi sudah tercapai.
Penilaian mengidentifikasi pencapaian yang diperoleh oleh para peserta pelatihan bukannya untuk mengkaitkan penampilannya dengan peserta lain

Apakah yang kita maksudkan dengan kompeten?

Tanyakanlah “apa yang sebenarnya seorang karyawan ingin bisa lakukan”. Jawabannya bisa mengantarkan kita kepada apa yang kita maksudkan dengan “kompteten”. Untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan yang berkaitan dengan keterampilan menunjukkan bahwa orang tersebut mampu untuk:

·         Menunjukkan kemampuan pada tingkat keterampilan yang dapat diterima

·         Mengorganisir tugas-tugas yang dituntut

·         Merespon dan bereaksi secara benar bila terjadi suatu kesalahan

·         Melakukan suatu peranan yang terencana di tempat kerja

·         Mentransfer keterampilan dan pengetahuannya dalam situasi baru

Ketika anda menilai kompetensi ini anda harus mempertimbangkan semua aspek di atas untuk mereflisikan kondisi kerja yang sebenarnya.

Kualifikasi para penilai

Mutu para penilai

Unit ini harus dinilai oleh assessor/ penilai yang berkualifikasi, atau pelatih yang mempunyai kualifikasi untuk menilai.
Mereka yang berkualifikasi untuk menilai tersebut dapat memilih tehnik-tehnik yang ada dalam petunjuk ini atau mereka bisa mengembangkan tehnik mereka sendiri. Para penilai harus melihat bukti pada standar kompetensi sebelum memilih tehnik penilaian.
Halaman-halaman berikut memuat daftar beberapa tehnik untuk menilai kompetensi ini. Penilaian sudah dirancang untuk memasukkan setiap elemen, kreteria penampilan dan landasan keterampilan dan pengetahuan untuk kompetensi tersebut.
Hasil dari penilain yang berhasil harus menunjukkan kecukupan dan pengetahuan serta pemahaman yang sesuai agar bisa menilai kompetensi.
Tidak perlu memberikan skor berupa angka, karena seorang calon yang tidak benar 30% (dari keseluruhan] merupakan aspek kompetensi yang sangat penting (karena aspek kompetensi yang sangat penting adalah bila seorang calon hanya tidak bisa melakukan 30% dari yang diharuskan.) Peserta pelatihan dikatakan apakah sudah kompeten atau belum kompeten.

Pengakuan Kemampuan Terkini.

Sebuah sistem penilaian nasional yang terintegrasi memberikan suatu pengakuan terhadap kemampuan terkini tanpa memperhatikan dimana mereka memperolah kompetensi tersebut.
Penilaian mengakui bahwa seseorang dapat mencapai kompetensi dengan berbagai cara termasuk kualifikasi sebelumnya atau melalui belajar informal. Pengakuan Kemampuan Terkini mengumpulkan bukti-bukti untuk menguji kemampuan seseorang dengan dasar standar kompetensi untuk menentukan apakah mereka sudah mencapai kompetensi yang dituntut untuk suatu pekerjaan atau suatu sertifikasi formal.

Penilaian

Sistem penilaian yang disarankan untuk menginterpretasikan aspek-aspek budaya suku bangsa Indonesia

Metode Pengumpulan Bukti yang disarankan

Penilaian dari peragaan yang dipraktekan di tempat kerja bisa mencakup

observasi dari siswa

Berdiskusi dengan masyarakat setempat tentang aktifitas-aktifitas
Budaya pariwisata
·         Menyajikan aktifitas-aktifitas yang menginterpretasikan aspek-aspek
budaya lokal suku bangsa Indonesia
Bagian ketiga/keterangan/bukti sebagai bahan dokumentasi bisa mencakup:
Laporan teman sebaya atau supervisor [tertulis atau lisan]
·         Rangkaian dari latihan sebelumnya, pengalaman kerja
·         Laporan klien/pelanggan (tertulis atau oral)
·         Laporan dari masyarakat suku
Dalam penilaian di luar pekerjaan, simulasi dapat digunakan untuk memberi
kesempatan peserta pelatihan untuk menyediakan bukti dari kompetensi
yang dimiliki melalui demonstrasi, misalnya:
Perkembangan dan presentasi dari suatu konsultasi aktifitas budaya
dengan masyarakat lokal suku bangsa Indonesia
Contoh Role Play, Studi Kasus dan Proyek

Tugas penilaian 1


Bekerjalah dengan masyarakat setempat untuk mengembangkan dan mempresentasikan suatu kegiatan yang mengiterpretasikan aspek-aspek budaya lokal kepada kelompok/group asing yang berasal dari negara yang sudah anda tentukan.



Tugas penilaian 2

Sekolompok siswa (anda bisa memilih renta umur) mengunjungi masyarakat anda. Rencanakan dan presentasikan kegiatan-kegiatan yang sesuai dan yang dapat meningkatkan pamahaman siswa terhadap kebudayaan lokal anda. Libatkan masyarakat anda dalam pengembangan dan presentasi dari kegiatan.

Pertanyaan harus ditekankan pada:

Tehnik dan Proses



Tugas penilaian 3

Bagaimana anda bisa menggunakan penyampaian cerita untuk menginterpretasikan kebudayaan suku lokal anda pada klien atau pelanggan?

Landasan Pengetahuan



Tugas penilaian 4

Bentuk informasi apakah tentang kebudayaan lokal yang bisa dibagi dan dinikmati oleh pengunjung/wisatawan?

Pengelolaan dan Perencanaan



Tugas penilaian 5

Tulisan apakah yang anda butuhkan sebelum anda bisa mengiterpretasikan elemen-elemen budaya lokal kepada pengunjung/wisatawan?

Berkomunikasi dengan orang lain



Tugas penilaian 6

Bagaimana anda bisa melibatkan klien/pelanggan terlibat dalam suatu kegiatan budaya?
Memecahkan masalah

Tugas penilaian 7


Bagaimana anda merespon suatu situasi dimana klien bertingkah laku yang tidak sesuai saat melakukan suatu kegiatan budaya?

Kesehatan, Keamanan, dan keselamatan



Tugas penilaian 8

Bentuk kegiatan budaya apakah yang memerlukan perhatian khusus terhadap kesehatan dan hal-hal yang menyangkut keamanan?


Ceklist yang disarankan bagi penilai

Menginterpretasikan Aspek-Aspek Budaya Suku Bangsa Indonesia

Nama Calon: Nama Penilai:

Apakah calon sudah menyediakan bukti yang cukup untuk menunjukkan bahwa dia bisa:

Catatan

Menerapkan keterampilan dan pengetahuan sebagaimana di spesifikasikan dalam kaitannya dengan unit lain

Direkomendasikan:

·         Petunjuk untuk unit yang relevan.


Mempregagakan pengetahuan
·         Demonstrasikan pengetahuan dan pemahaman secara mendalam dari suku bangsa Indonesia kaitannya dengan lingkungan kerja.
·         Gambarkan tata cara membagi informasi tentang budaya suku bangsa Indonesia tertentu
·         Buat garis besar tentang hal-hal yang menyangkut hak cipta dan karya cipta kaitannya dengan membagi informasi tentang budaya suku bangsa Indonesia
·         Gambarkan tentang hal-hal yang berhubungan dengan komunikasi dan antara orang-orang pribumi

Peragakan keterampilan-keterampilan tehnis/prosedur-prosedur sesuai dengan standar yang diinginkan oleh perusahaan termasuk penggunaan alat dengan benar

·         Rencanakan dan lakukan aktifitas pariwisata berdasarkan kebutuhan dan harapan masyarakat setempat.

·         Yakinlah bahwa interpretasi budaya memperhatikan semua tuntutan hak cipta dan karya cipta intelektual.


Merencanakan dan mengelola kegiatan dengan efektif
·         Rencanakan konsultasi dengan masyarakat setempat sedemikian rupa sehingga tersedia waktu yang cukup untuk proses tersebut

Bekerja dan komunikasikan dengan teman sekerja dan pelanggan:
·         Konsultasikan dengan anggota masyarakat tentang aktifitas pariwisata budaya yang meliputi:
  1. Informasi yang bisa dibagi
  2. Siapa yang bisa memberikan informasi kepada siapa
  3. Siapa yang bisa menerima informasi
  4. Aktifitas-aktifitas apa yang tepat
  5. Siapa-siapa saja yang harus dilibatkan
·         Interpretasikan aspek-aspek budaya secara mendalamyang benar untuk pemandu dan klien-klien tertentu
·         Beritahukan klien tentang tingkah laku yang sesuai dengan budaya setempat
·         Beritahukan klien tentang hal-hal yang menyangkut dengan hak cipta dan karya cipta yang bisa mempengaruhi tingkah laku mereka dimasa yang akan datang.
·         Pastikan bahwa tingkah laku individu para pemandu selama melakukan kegiatan memperlihatkan rasa hormat pada budaya suku bangsa Indonesia dan nilai-nilainya.
·         Tunjukan latihan-latihan tradisional dan kontemporer pada klien dengan cara yang bisa meningkatkan pemahaman mereka terhadap budaya suku bangsa Indonesia yang tepat.
·         Ajaklah klien berpartisipasi secara aktif dan bagilah pengalaman budaya yang pantas

Respon terhadap masalah yang bisa timbul selama kegiatan kerja
·         Tanggapan terhadap suatu situasi dimana klien berkelakuan yang tidak pantas selama melakukan kegiatan budaya.

Prosedur  integrasi kesehatan, keselamatan dan keamanan
·         Pastikan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan telah diperhatikan dalam pelaksanaan aktivitas budaya

 


Lembar penilaian Kompetensi

Unit: PARUJPFTG11B

Menginterpretasikan Aspek-Aspek Budaya Suku Bangsa Indonesia

Unconverted Image

Nama siswa :                                                                                

Nama Penilai :                                                                              


Siswa dinilai dengan:                                Kompeten                                       1
                                                                        Kompetensi tercapai                    1
Umpan balik untuk siswa




Tanda tangan
Siswa telah diberi tahu mengenai hasil penilaian dan alasan-alasan atas putusan yang telah diberikan.

Tanda tangan penilair:



Tanggal :


Saya telah diberi tahukan mengenai hasil penilaian dengan segala alasannya

Tanda tangan siswa:



Tanggal ;