BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengetahuan itu
bukanlah salinan dari obyek dan juga bukan berbentuk kesadaran apriori yang
sudah ditetapkan di dalam diri subyek, ia bentukan perseptual, oleh
pertukaran antara organisme dan lingkungan dari sudut tinjauan biologi dan
antarafikiran dan obyeknya menurut tinjauan kognitif.
Piaget, dalam Bringuier,
1980, hlm. 110.
Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembalitentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya.Kecerdasan merupakan proses yang berkesinambungan yang
membentuk strukturyang diperlukan dalam interaksi terus
menerus dengan lingkungan. Struktur yangdibentuk oleh kecerdasan, pengetahuan sangat subjektif waktu masih bayi danmasa kanak-kanak
awal dan menjadi objektif dalam masa dewasa awal.
Perkembangan cara berfikir yang berlainan dari masa bayi sampai usia dewasameliputi tindakan dari bayi, pra operasi, operasi kongkrit dan opersai formal.Proses dibentuknya setiap struktur yang lebih kompleks ini adalah asimilasi danakomodasi, yang diatur oleh ekuilibrasi.
Piaget juga memberikan proses pembentukan pengetahuan dari pandangan yanglain, ia menguraikan pengalaman fisik atau pengetahuan eksogen, yang merupakanabstraksi dari ciri
– ciri dari obyek, pengalaman logis matematis atau pengetahuanendogen disusun melalui reorganisasi
proses pemikiran anak didik . Srukturtindakan, operasi kongkrit dan operasai formal dibangun dengan jalan logis
– matematis.
Sumbangan bagi praktek pendidikan untuk karya
– karya Piaget mengenalipengetahuan yang disosialisasikan dari sudut pandangan anak. Implementasikurikulum menjadi pelik oleh kenyataan
bahwa teorinya tidak memasukan hubunganantara berfikir logis dan pelajaran
– pelajaran pokok seperti membaca danmenulis.
B. Rumusan Makalah
a. Pengertian Kognitif
b. Prinsip dasar
teori Piaget
c. Aspek inteligensi
d. Teori Perkembangan Piaget
e. Implementasi teori
perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran
f. Kritik Terhadap Teori Piaget
C. Tujuan Perumusan Masalah, Untuk mengetahui tentang :
a. Pengertian Kognitif
b. Prinsip dasar
teori Piaget
c. Aspek inteligensi
d. Teori Perkembangan Piaget
e. Implementasi teori
perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran
f. Kritik Terhadap Teori Piaget
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Kognitif
Kognitif
adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara
umumkognitif diartikan potensi
intelektual yang terdiri dari tahapan : pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa
(sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang
menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal).
Teori kognitif lebih menekankan
bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang
dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori
behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku
yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang
kepada dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
mendengar kata kognitif. Dari aspek tenaga pendidik misalnya. Seorang guru
diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus
memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran,
pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan
sebagainya.
Akan tetapi apa arti kognitif yang
sebenarnya? Lalu apa perkembangan kognitif itu?
Jean Piaget (1896-1980), pakar
psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia
kognitif mereka sendiri. Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang
mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian
(adaptasi).
Kecenderungan
organisasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk
mengintegasi proses-proses sendiri menjadi system - sistem yang koheren.
Adaptasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk
memyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan sosial.
Piaget yakin bahwa
kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi. Asimilasi
terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan
mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika individu
menyesuaikan diri dengan informasi baru.
B. Prinsip Dasar Teori Piaget
Jean Piaget dikenal dengan teori
perkembangan intelektual yg menyeluruh, yg mencerminkan adanya kekuatan antara
fungsi biologi & psikologis ( perkembanganjiwa).
Piaget menerangkan inteligensi itu sendiri sebagai adaptasi biologi terhadap lingkungan. Contoh : manusia tidak mempunyai mantel berbulu lembut untuk melindunginya dari dingin; manusia tidak mempunyai kecepatan untuk lari dari hewan pemangsa; manusia juga tidak mempunyai keahlian dalam memanjat pohon. Tapi manusia memiliki kepandaian untuk memproduksi pakaian & kendaraan untuk transportasi.
Faktor yang Berpengaruh dalam Perkembangan Kognitif, yaitu :
- Fisik
Interaksi antara individu dan dunia luat merupakan sumber pengetahuanbaru, tetapi kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untukmengembangkan pengetahuan kecuali jika intelegensi individu dapatmemanfaatkan pengalaman tersebut.
- Kematangan
Kematangan sistem syaraf menjadi penting karena memungkinkan anakmemperoleh manfaat secara maksimum dari pengalaman fisik. Kematanganmembuka kemungkinan untuk perkembangan sedangkan kalau kurang hal
itu akan membatasi secara luas prestasi secara
kognitif. Perkembangan berlangsung dengan kecepatan yang berlainan tergantung pada sifat kontakdengan lingkungan dan kegiatan belajar sendiri.
- Pengaruh sosial
Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisikdapat memacu atau menghambat perkembangan struktur kognitif
- Proses pengaturan diri yang disebut ekuilibrasi
Proses pengaturan diri dan pengoreksi diri, mengatur interaksi spesifik dariindividu dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial danperkembangan jasmani yang menyebabkan
perkembangan kognitif berjalansecara terpadu dan tersusun baik.
C. Aspek Inteligensi
Menurut Piaget, inteligensi dapat dilihat dari 3 perspektif berbeda :
1. Struktur Disebut juga scheme (skemata/Schemas). Struktur
& organisasi terdapat di lingkungan, tapi pikiran manusia lebih dari meniru
struktur realita eksternal secara pasif. Interaksi pikiran manusia dengan dunia
luar, mencocokkan dunia ke dalam “mental framework”-nya sendiri. Struktur
kognitif merupakan mental framework yg dibangun seseorang dengan mengambil
informasi dari lingkungan & menginterpretasikannya, mereorganisasikannya
serta mentransformasikannya (Flavell, Miller & Miller)
2 hal penting yg harus diingat tentang membangun struktur kognitif :
- seseorang
terlibat secara aktif dalam membangun proses.
- lingkungan
dimana seseorang berinteraksi penting untuk perkembangastruktural.
2. Isi Disebut juga content,
yaitu pola tingkah laku spesifik tatkala individu menghadapi sesuatu masalah.
Merupakan materi kasar, karena Piaget kurang tertarik pada apa yg anak-anak
ketahui, tapi lebih tertarik dengan apa yang mendasari proses berpikir. Piaget
melihat “isi” kurang penting dibanding dengan struktur & fungsinya, Bila
isi adalah “apa” dari inteligensi, sedangkan “bagaimana” & “mengapa”
ditentukan oleh kognitif atau intelektual.
3. Fungsi Disebut fungtion, yaitu suatu proses dimana
struktur kognitif dibangun. Semua organisme hidup yg berinteraksi dengan
lingkungan mempunyai fungsi melalui proses organisasi & adaptasi. Organisasi: cenderung untuk
mengintegrasi diri & dunia ke dalam suatu bentuk dari bagian-bagian menjadi
satu kesatuan yg penuh arti, sebagai suatu cara untuk mengurangi kompleksitas.
Adaptasi
terhadap lingkungan terjadi dalam 2 cara :
a) organisme memanipulasi
dunia luar dengan cara membuatnya menjadi serupa dengan dirinya. Proses ini disebut
dengan asimilasi. Asimilasi mengambil sesuatu dari dunia luar & mencocokkannya
ke dalam struktur yg sudah ada. contoh: manusia mengasimilasi makanan dengan
membuatnya ke dalam komponen nutrisi, makanan yg mereka makan menjadi bagian
dari diri mereka.
b) organisme
memodifikasi dirinya sehingga menjadi lebih menyukai lingkungannya. Proses ini disebut akomodasi. Ketika seseorang
mengakomodasi sesuatu, mereka mengubah diri mereka sendiri untuk memenuhi
kebutuhan eksternal. contoh: tubuh tidak hanya mengasimilasi makanan tapi juga
mengakomodasikannya dengan mensekresi cairan lambung untuk menghancurkannya
& kontraksi lambung mencernanya secara involunter.
Melalui kedua proses penyesuaian
tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat
dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan
seorang individu karena ia ingin mencapai keadaanequilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara
struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu
berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan
kedua proses penyesuaian di atas.
D. Teori Perkembangan Piaget
Jean Piaget, merancang model yang
mendeskripsikan bagaimana manusia memahami dunianya dengan mengumpulkan dan
mengorganisasikan informasi. Menurut Piaget seperti yang dikutip Woolfolk
(2009) perkembangan kognitif dipengaruhi oleh maturasi (kematangan),
aktivitas dan transmisi sosial. Maturasi atau kematangan berkaitan dengan
perubahan biologis yang terprogram secara genetik. Aktivitas berkaitan dengan
kemampuan untuk menangani lingkungan dan belajar darinya. Transmisi sosial
berkaitan dengan interaksi dengan orang-orang di sekitar dan belajar darinya.
Tahap – tahap Perkembangan
Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia :
1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
3. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
1. Periode
sensorimotor
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode.
Piaget
berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman
spatial/persepsi penting dalam enam sub-tahapan :
- Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu
dan berhubungan terutama dengan
refleks.
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai
empat bulan dan berhubungan terutama
dengan munculnya kebiasaan-
kebiasaan.
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat
sampai sembilan bulan dan berhubungan
terutama dengan koordinasi antara
penglihatan dan pemaknaan.
- Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia
sembilan sampai duabelas bulan, saat
berkembangnya kemampuan untuk
melihat objek sebagai sesuatu yang
permanen walau kelihatannya berbeda
kalau dilihat dari sudut berbeda
(permanensi objek).
- Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas
sampai delapan belas bulan dan
berhubungan terutama dengan penemuan
cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
- Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan
tahapan awal kreativitas.
2. Tahapan
praoperasional
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan
permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis
yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam
teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap
objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara
logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan
merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih
bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang
lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti
mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan
semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.
Menurut Piaget, tahapan pra-operasional
mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun.
Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai
merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka
masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini,
mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di
dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan
memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring
pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak
memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda
yang tidak hidup pun memiliki perasaan.
3. Tahapan
operasional konkrit
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam
sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai.
Proses-proses
penting selama tahapan operasional konkrit adalah :
Pengurutan—kemampuan untuk
mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila
diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling
besar ke yang paling kecil.
Klasifikasi—kemampuan untuk
memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya,
ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian
benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak
tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua
benda hidup dan berperasaan)
Decentering—anak mulai
mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa
memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar
tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.
Reversibility—anak mulai memahami
bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal.
Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan
sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
Konservasi—memahami bahwa
kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan
pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh,
bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu
bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan
tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
Penghilangan
sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain
(bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh,
tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu
meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci,
setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan
mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau
anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
4. Tahapan
operasional formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam
teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat
pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah
diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan
menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang
dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat
segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu”
di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas
(saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia
dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual,
dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan
sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai
seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.
Informasi
umum mengenai tahapan-tahapan
Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi
urutannya selalu sama. Tidak ada ada
tahapan yang diloncati dan tidak ada
urutan yang mundur.
• Universal (tidak terkait budaya)
• Bisa digeneralisasi : representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri
• Universal (tidak terkait budaya)
• Bisa digeneralisasi : representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri
seseorang berlaku juga pada semua
konsep dan isi pengetahuan
• Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara
• Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara
logis
• Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen
• Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen
dari tahapan sebelumnya, tapi lebih
terdiferensiasi dan terintegrasi)
• Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model
• Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model
berpikir, bukan hanya perbedaan
kuantitatif
Pembelajaran
dilakukan dengan memusatkan perhatian kepada :
Ø berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya dan
mengutamakan peran siswa dalam kegiatan pembelajaran serta memaklumi adanya
perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan yang dapat dipegaruhi oleh
perkembangan intelektual anak.
Ø Teori dasar perkembangan kognitif dari Jean Piaget mewajibkan guru
agar pembelajaran diisi dengan kegiatan interaksi inderawi antara siswa dengan
benda-benda dan fenomema konkrit yang ada di lingkungan serta dimaksudkan untuk
menumbuh-kembangkan kemampuan berpikir, antara lain kemampuan berpikir
konservasi.
Ø Piaget memusatkan pada tahap-tahap perkembangan intelektual yang
dilalui oleh semua individu tanpa memandang latar konteks sosial dan
budaya , yang mendalami bagaimana anak berpikir dan berproses yang berkaitan
dengan perkembangan intelektual.
Ø Menurut Peaget, siswa dalam segala usia secara aktif terlibat
dalam proses perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri.
Ø Pengetahuan tidak statis tetapi secara terus menerus tumbuh dan
berubah pada saat siswa menghadapi pengalaman-pengalaman baru yang memaksa
mereka membangun dan memodivikasi pengetahuan awal mereka.
Ø Piaget menjelaskan bahwa anak kecil memiliki rasa ingin tahu
bawaan dan secara terus –menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Rasa ingin
tahu ini menurut Piaget, memotivasi mereka untuk aktif membangun pemahaman
mereka tentang lingkungan yang mereka hayati. PBI dikembangkan berdasarkan
kepada teori Piaget ini.
Ø Kebanyakan ahli psikologi sepenuhnya menerima prinsip-prinsip umum
Piaget bahwa pemikiran anak-anak pada dasarnya berbeda dengan pemikiran orang
dewasa, dan jenis logika anak-anak itu berubah seiring dengan bertambahnya
usia. Namun, ada juga peneliti yang meributkan detail-detail penemuan Piaget,
terutama mengenai usia ketika anak mampu menyelesaikan tugas-tugas spesifik.
E. Implementasi Teori Perkembangan Kognitif Piaget Dalam Pembelajaran,adalah :
- Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan
orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa
yang sesuai dengan cara berfikir anak
- Anak-anak akan belajar lebih baik apabila
dapat menghadapi lingkungan
dengan baik. Guru
harus membantu anak agar dapat berinteraksi denganlingkungan sebaik-baiknya.
- Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya
dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak
belajar sesuai tahap perkembangannya.
- Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi
peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
Inti dari implementasi
teori Piaget dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1. Memfokuskan
pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada produknya.
Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan
anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.
2. Pengenalan
dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri
dan keterlibatan aktif dalam kegaiatan pembelajaran. Dalam kelas Piaget
penyajian materi jadi (ready made) tidak diberi penekanan, dan anak-anak
didorong untuk menemukan untuk dirinya sendiri melalui interaksi spontan
dengan lingkungan.
3. Tidak
menekankan pada praktek - praktek yang diarahkan untuk
menjadikan anak-anak
seperti orang dewasa dalam pemikirannya.
4. Penerimaan
terhadap perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan, teori Piaget
mengasumsikan bahwa seluruh anak berkembang melalui urutan perkembangan yang
sama namun mereka memperolehnya dengan kecepatan yang berbeda.
F. Kritik terhadap Teori Piaget
1. Pada sebuah studi klasik, McGarrigle dan Donalson (1974) menyatakan
bahwa anak sudah mampu memahami
konservasi (conservation) dalam usia
yang lebih muda daripada usia yang
diyakini oleh Piaget.
2. Studi lain yang mengkritik teori Piaget yaitu bahwa anak-anak baru
2. Studi lain yang mengkritik teori Piaget yaitu bahwa anak-anak baru
mencapai pemahaman tentang objek
permanence pada usia di atas 6 bulan.
Balillargeon dan De Vos (1991) ; 104
anak diamati sampai mereka berusia
18 tahun, dan diuji dengan berbagai
tugas operasional formal berdasarkan
tugas-tugas yang dipakai Piaget,
termasuk pengujian hipotesa. Mayoritas
anak-anak itu memang belum mencapai
tahap operasional formal. Hal ini
sesuai dengan studi-studi McGarrigle
dan Donaldson serta Baillargeon dan
DeVos, yang menyatakan bahwa Piaget
terlalu meremehkan kemampuan
anak-anak kecil dan terlalu menilai
tinggi kemampuan anak-anak yang lebih
tua.
3. Dan belum lama ini, Bradmetz (1999) menguji pernyataan Piaget bahwa
3. Dan belum lama ini, Bradmetz (1999) menguji pernyataan Piaget bahwa
mayoritas anak mencapai formal pada
akhir masa kanak-kanak.
BAB III
PENUTUP / KESIMPULAN
Jean Piaget
(1896-1980), pakar psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak dapat membangun
secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Teori JeanPiaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kembali tentangkecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Seorang
guru diharuskan memiliki kompetensi bidang kognitif. Artinya seorang guru harus
memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran,
pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan
sebagainya.
Jean Piaget dikenal
dengan teori perkembangan intelektual yg menyeluruh, yg mencerminkan adanya
kekuatan antara fungsi biologi & psikologis. Bayi lahir dengan refleks
bawaan, skema dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk tingkah laku yang
lebih kompleks. Pada masa kanak-kanak , anak belum mempunyai konsepsi tentang
objek yang tetap. Ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang ditangkap dengan
indranya. Anak telah dapat mengetahui symbol-simbol matematis, tetapi belum
dapat menghadapi hal-hal yang abstrak (tak berwujud).
Menurut Piaget, inteligensi dapat
dilihat dari 3 perspektif berbeda :
1. Struktur 2. Isi 3. Fungsi
Menurut Piaget
seperti yang dikutip Woolfolk (2009) perkembangan kognitif dipengaruhi
oleh maturasi (kematangan), aktivitas dan transmisi sosial. Maturasi
atau kematangan berkaitan dengan perubahan biologis yang terprogram secara
genetik.
Implementasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam
pembelajaranadalah :
Bahasa dan cara
berfikir anak berbeda dengan orang dewasa, Anak-anak akan belajar lebih baik
apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik, bahan yang harus
dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing, berikan peluang
agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya dan di dalam kelas,
anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi
dengan teman-temanya.
Perbandingan kritik terhadap teori PIAGET dan teori lainnya, diantara lain :
No.
|
Teori
PIAGET
|
Teori
lainnya
|
1.
2.
3.
|
periode operasional
konkrit (usia 7–11 tahun)
mayoritas anak mencapai formal pada akhir masa kanak-kanak
terlalu meremehkan kemampuan anak - anak kecil dan terlalu
menilai tinggi kemampuan anak-anak yang lebih tua
|
McGarrigle dan Donalson (1974) menyatakan bahwa anak sudah mampu
memahami konservasi (conservation) dalam usia yang lebih muda daripada usia
yang diyakini oleh Piaget
Balillargeon dan De Vos (1991)
Mayoritas anak-anak itu
memang belum mencapai tahap operasional formal
Tidak meremehkan
kemampuan anak - anak kecil dan tidak menilai tinggi kemampuan anak-anak yang
lebih tua
|
KEPUSTAKAAN
Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan, CV Rajawali
UniversitasTerbuka, 1991
Wikipedia, VALMBAND, Latar Belakang Jean Piaget,arthachristianti.wordpress.com, Pembelajaran Guru, Berbagai Bahan Terkait
Model-Model Pembelajaran
Anita Woolfolk, Educational
Psychology, Active Learning Edition, Bagian Pertama, Edisi Bahasa
Indonesia. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar : 2009) hlm. 49-50
Anita Woolfolk. Educational Psychology.
Edisi Bahasa Indonesia. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) hlm. 51